Pernah nonton sinetron Kiamat Sudah Dekat 2? Coba cari siapakah pemeran antagonisnya? Oke, biar inget pemainnya siapa aja, gue akan list nama-namanya. Saprol, Kipli, Oppie, Topan, Ibunya Saprol, Ibunya Oppie, Ibunya Topan, Pak Bad, Ea (kakaknya Oppie), Ferry (yang suka ma Ea), Rosi (temennya Ea). Fuih capek. Banyak juga ya ternyata. Nah di antara tokoh² itu siapakah yang antagonis? Kalo nggak punya jawaban tidak apa-apa karena kalo dilihat secara sekilas di sinetron ini emang gak ada tokoh antagonis yang ‘nyata’.
Udah menjadi aturan dari dulu kalo setiap cerita, baik itu cerpen, novel, drama, film, sinetron, dll, kalo mau menarik ya harus ada konflik. Siapa yang menciptakan konflik? Ya tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Karena tokoh protagonis biasanya digambarkan dalam keadaan baik-baik saja, maka kebanyakan yang bikin kasus (baca : konflik) adalah si tokoh antagonis.
Akhir-akhir ini (sebenernya saya males ngebahasnya) sinetron2 kita disuguhi tokoh antagonis yang sangat keterlaluan. Ngeliat iklannya di tv aja udah eneg. Apalagi kalo harus nonton sinetronnya. Hiyyaaa...makasih! (menolak dengan kasar). Tapi karena sinetron ada mulu di tv, mau gak mau nonton juga. Gila deh pokoknya. Kenapa tokoh antagonis itu selalu kebagian scene yang lebih banyak daripada si protagonis? Dan kenapa si antagonis selalu lebih ‘pintar’ dari si protagonis? Di tahun2 yang lalu, sering banget kejadian dari episode awal sampe episode akhir tokoh antagonisnya mulu yang beraksi dengan kejam sedangkan tokoh protagonis kebagian tersiksa dan selalu menangis merajalela (istilahnya kok aneh, ya?). Di akhir episode baru deh si protagonis bahagia. Itu juga kalo ketauan kapan endingnya. Kebanyakan sinetron kagak jelas kapan dan bagaimana endingnya. Tau2...jebret...udah ilang aja dan ganti dengan sinetron lain. Buset dah, jadi sepanjang tahun kita hanya disuguhi tokoh antagonis yang wara wiri di tv. Alamaakkk!
Tokoh antagonis yang ada di tv mungkin ngambil dari kehidupan nyata. Tapi apa iya harus dibikin sedahsyat itu jahatnya. Buseett (capeeek...deh). Tau gak sih, kalo tokoh antagonis lagi marah2 di tv, gue pegel dengernya. Kayaknya ada orang gila yang masuk rumah gue. Bener! Malah bikin emosi. Justru gak bagus kan? Kesel tapi gak tau mau dilimpahin kemana? Masak ngomel2 ma tv? Tokoh antagonis sekarang emang dah parah banget. Hari gini kita butuh kedamaian hati malah dikasih yang jahat2. Iiihhh...
Sebenernya tokoh protagonis gak selamanya baik kok. Begitu juga sebaliknya kemungkinan tokoh jahat juga punya sisi2 baik. Jadi bisa kan tokoh protagonis dibikin nakal2 dikit sehingga tercipta konflik yang unik. Atau si antagonis dibikin jadi baik Barangkali jadi lebih seru (antagonis jadi baik jangan kalo pas ending doang!)
Pak Produser yang matre, kalo mau bikin sinetron contohlah sinetron Kiamat Sudah Dekat 2. Nyaris semua tokohnya orang baik2 (protagonis). Tapi dalam kehidupan (baca : di sinetron) mereka punya konflik sendiri2. Baik itu konflik batin maupun dengan keluarga, teman, orang yang baru dikenal, dll. Nilai plusnya karena sinetron ini sangat down to earth. Dimana sebagian orang pernah mengalami kasus yang dialami si tokoh. Entah itu masalah keuangan, pekerjaan, keluarga, temen, lawan jenis, dll. Karakternya pun sangat umum tapi unik. Karakter seperti itu mungkin ada di sekitar kita. Kalo yang udah pernah nonton KSD2, coba bayangkan tokoh Saprol, Kipli, Oppie dan Topan. Bagaimana? Unik, kan? Tiap2 tokoh punya ciri khas masing2. Oppie yang tomboy, keras namun baik hati. Topan yang agak misterius. Kipli yang suka konyol. Saprol yang rajin.
Masing2 tokoh punya konflik sendiri. Dan sinetron itu adalah proses bagaimana mereka melewati dan memecahkan konflik tersebut. Proses itulah yang kita lihat sebagai bahan pembelajaran juga renungan. Oh, ternyata tidak hanya gue yang mengalami masalah seperti itu. Orang lain juga mengalami. Bahkan lebih berat. Dari situ kita akan bisa lebih menghargai apa yang telah kita dapat.
Jadi bukan sinetron aneh dengan banyak tokoh antagonis yang gemar menyiksa hanya untuk mendapatkan harta atau pun pria/wanita yang disukainya. Itu sih sampah!
Udah menjadi aturan dari dulu kalo setiap cerita, baik itu cerpen, novel, drama, film, sinetron, dll, kalo mau menarik ya harus ada konflik. Siapa yang menciptakan konflik? Ya tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Karena tokoh protagonis biasanya digambarkan dalam keadaan baik-baik saja, maka kebanyakan yang bikin kasus (baca : konflik) adalah si tokoh antagonis.
Akhir-akhir ini (sebenernya saya males ngebahasnya) sinetron2 kita disuguhi tokoh antagonis yang sangat keterlaluan. Ngeliat iklannya di tv aja udah eneg. Apalagi kalo harus nonton sinetronnya. Hiyyaaa...makasih! (menolak dengan kasar). Tapi karena sinetron ada mulu di tv, mau gak mau nonton juga. Gila deh pokoknya. Kenapa tokoh antagonis itu selalu kebagian scene yang lebih banyak daripada si protagonis? Dan kenapa si antagonis selalu lebih ‘pintar’ dari si protagonis? Di tahun2 yang lalu, sering banget kejadian dari episode awal sampe episode akhir tokoh antagonisnya mulu yang beraksi dengan kejam sedangkan tokoh protagonis kebagian tersiksa dan selalu menangis merajalela (istilahnya kok aneh, ya?). Di akhir episode baru deh si protagonis bahagia. Itu juga kalo ketauan kapan endingnya. Kebanyakan sinetron kagak jelas kapan dan bagaimana endingnya. Tau2...jebret...udah ilang aja dan ganti dengan sinetron lain. Buset dah, jadi sepanjang tahun kita hanya disuguhi tokoh antagonis yang wara wiri di tv. Alamaakkk!
Tokoh antagonis yang ada di tv mungkin ngambil dari kehidupan nyata. Tapi apa iya harus dibikin sedahsyat itu jahatnya. Buseett (capeeek...deh). Tau gak sih, kalo tokoh antagonis lagi marah2 di tv, gue pegel dengernya. Kayaknya ada orang gila yang masuk rumah gue. Bener! Malah bikin emosi. Justru gak bagus kan? Kesel tapi gak tau mau dilimpahin kemana? Masak ngomel2 ma tv? Tokoh antagonis sekarang emang dah parah banget. Hari gini kita butuh kedamaian hati malah dikasih yang jahat2. Iiihhh...
Sebenernya tokoh protagonis gak selamanya baik kok. Begitu juga sebaliknya kemungkinan tokoh jahat juga punya sisi2 baik. Jadi bisa kan tokoh protagonis dibikin nakal2 dikit sehingga tercipta konflik yang unik. Atau si antagonis dibikin jadi baik Barangkali jadi lebih seru (antagonis jadi baik jangan kalo pas ending doang!)
Pak Produser yang matre, kalo mau bikin sinetron contohlah sinetron Kiamat Sudah Dekat 2. Nyaris semua tokohnya orang baik2 (protagonis). Tapi dalam kehidupan (baca : di sinetron) mereka punya konflik sendiri2. Baik itu konflik batin maupun dengan keluarga, teman, orang yang baru dikenal, dll. Nilai plusnya karena sinetron ini sangat down to earth. Dimana sebagian orang pernah mengalami kasus yang dialami si tokoh. Entah itu masalah keuangan, pekerjaan, keluarga, temen, lawan jenis, dll. Karakternya pun sangat umum tapi unik. Karakter seperti itu mungkin ada di sekitar kita. Kalo yang udah pernah nonton KSD2, coba bayangkan tokoh Saprol, Kipli, Oppie dan Topan. Bagaimana? Unik, kan? Tiap2 tokoh punya ciri khas masing2. Oppie yang tomboy, keras namun baik hati. Topan yang agak misterius. Kipli yang suka konyol. Saprol yang rajin.
Masing2 tokoh punya konflik sendiri. Dan sinetron itu adalah proses bagaimana mereka melewati dan memecahkan konflik tersebut. Proses itulah yang kita lihat sebagai bahan pembelajaran juga renungan. Oh, ternyata tidak hanya gue yang mengalami masalah seperti itu. Orang lain juga mengalami. Bahkan lebih berat. Dari situ kita akan bisa lebih menghargai apa yang telah kita dapat.
Jadi bukan sinetron aneh dengan banyak tokoh antagonis yang gemar menyiksa hanya untuk mendapatkan harta atau pun pria/wanita yang disukainya. Itu sih sampah!