29 Jul 2006

Mr. Groovy


Ini cerita mengenai akademia favoritku di AFI 2006 ini. Widi atau nama lengkapnya Tri Widi Nugroho. Lahir di Salatiga, 31 Januari 1984 (beda setahun sama gue :p). Penyanyi favoritnya Glenn Fredly.
Tahun 2005 dia ikut audisi AFI, tapi cuma mentok sampe 20 besar. Barengan sama Andi, katanya. Untung deh tahun ini dia masuk. Soalnya suaranya keren banget, sih :p. Akademia ini punya karakter suara yang agak RnB gitu. Pokoknya TOP deh :).

1. Kisah Romantis by Glenn Fredly (Duel Konser)
Pertama kali liat Widi. Tadinya gue pikir cewek, taunya cowok. Hihihi... Pas nyanyi lagunya Glenn, wuih keren banget. Gue ga gitu suka ama lagu ini lho awalnya. Tapi waktu liat Widi nyanyi, wow, langsung suka. Widi version, tentunya. Hehehe :p. Tanggapan juri sangat bagus kala itu. Pollingnya pun tinggi. Hingga membuat dia masuk menjadi akademia AFI 2006.

2. Gadisku by Ello (Konser Eliminasi 1)
Maaannn...gue ga liat pas Widi nyanyi lagu ini *sigh*. Hiks hiks 40x. Gue kira dia belum tampil, taunya udah. Kelewat deh. Ga tau deh dia nyanyi di urutan ke berapa. Pas kilas konser sempat liat sepotong. Bagus. Hiks...*banjir air mata*

3. Indah Kuingat Dirimu by Yovie Nuno (Konser Eliminasi 2)
Lagu ini tenar beberapa tahun yang lalu. Tapi makin fresh dan groovy pas dibawain Widi. Good job, Mas.

4. Pengalaman Pertama by Chrisye (Konser Eliminasi 3)
Waktu pemberian lagu, anak-anak disuruh mecahin balon di atas kepala. Rambutnya jadi pada putih-putih deh. Hahaha! Widi dapet lagu ‘Pengalaman Pertama’. Gue udah tau kalo lagu ini bakalan cihuy kalo Widi yang nyanyi. Ga sabar bo nungguin konser hari minggu. Dan benar, sebagai penampil terakhir, dia dapat membuat klimaks yang oke.

5. Untitled by Malique n D’esential (Konser Eliminasi 4)
Di minggu ini, Malique n D’esential jadi bintang tamu. Katanya Widi sempat grogi karena bernyanyi di depan penyanyi aslinya. Tapi Widi berhasil menyanyikannya dengan baik. Tau nggak, ternyata personil Malique n D’esential yang menciptakan lagu ‘Untitled’ namanya Widi juga.

6. Posesif by Naif (Konser Eliminasi 5)
Aaahh...Mas Widi pake wig? Tidaaaakkkkk...*kaget*. Gantengnya jadi ga keliatan, nih. Hehehe...becanda ding. Seorang penyanyi memang harus menerima apa pun yang diminta. Iya, tho? Yang penting tidak berpengaruh ke nyanyinya sendiri. Tetap harus bagus. Cuma saat itu ada yang sedikit kurang dari Widi. Apa, ya? Mungkin karena waktu nyanyi dia duduk aja. Jadi keliatan statis. Hmm...

7. Haruskah Ku Mati by Ada Band (Konser Eliminasi 6)
Nah ini diaaaaa!!!! *heboh sendiri gue :p* Hahahaaha! Lagi-lagi tampil sebagai penutup. Muncul di panggung depan dengan standing mike. Bajunya jas ijo. Keren deh pokoknya. Dan juga ganteng sekali. Hihihi... Tadinya gue belum suka dengan lagu Haruskah Ku Mati-nya Ada Band ini. Gue masih suka dengan lagu Ada Band yang sebelumnya, Karena Wanita Ingin Dimengerti. Tapi begitu Widi nyanyi dengan sepenuh hati, beeehh....gue langsung suka.
Kayaknya déjà vu ya gue ngomong gini. Beneran, gue selalu begitu. Kalau ada lagu baru yang dinyanyiin oleh seorang penyanyi/band, dan gue belum akrab sama lagunya, ya gue cuek-cuek aja. Setelah ada anak AFI yang nyanyiin dengan bagus, otomatis gue langsung suka. Kejadiannya bukan sekali dua kali. Sudah sering. Dari jaman AFI 2.
Dan Widi salah satunya yang membuat daku terpesona dengan lagu Haruskah Ku Mati. Sampe lagunya Ada Band itu gue dengerin berulang-ulang, ternyata emang daleeemm. Liriknya juga posting di blog Indosiar dan blogspot plus fotonya Widi. Hehehe... Oya, karena durasi lagunya emang panjang, jadi bisa puas gitu deh mantengin Widi yang di akhir lagu sampe terduduk saking menghayati lagunya.

8. Di Belakangku by Peterpan (Konser Eliminasi 7)
Surprise!!!! *AFI emang penuh kejutan*. Widi nyanyi sambil main gitar boooo. Tapi lagunya agak pendek, ya. Tau-tau dah selesai. Huhuhu... Kurang lama, say. Tapi asyik, kok. Pas lagu pembuka, Widi bersama tiga kawannya, Andi, Taufan dan Hendri nyanyiin lagu T-Five (Hooba). Terus terang gue baru denger nih lagu. Tapi keren deh pas cowok-cowok AFI itu nyanyiin. Apalagi Widi sempat ngerap lho di awal lagu. Dibalut busana hiphop, mereka tampil atraktif. Plus ngedance pula.
Setelah semua akademia nyanyi sendiri-sendiri, seperti biasa mereka akan nyanyi bareng-bareng. Gue pikir lagu ini akan ditempatkan sebagai pembuka, seperti biasanya. Tapi kali ini lain. Lagu ‘Kita’ dari So7 dibawakan dengan manis oleh akademia dengan format yang berbeda. Yup, Widi, Andi dan Taufan main gitar, sementara tiga temannya berdiri di belakang mereka. Coba ya kalau lagunya versi akustik, pasti suara gitarnya akan lebih kedengeran. Setelah itu mereka menyanyikan lagu ‘Ingatlah Hari Ini’ dari Project Pop. Lagi-lagi ada kejutan. Di tengah lagu, sempat ada suara DJ dari Taufan, Andi disusul Widi. Keren maaannn...

9. Selalu Denganmu by Tompi (Duo Konser)
Widi duet sama Tompi. Gue liat diary-nya. Tompi datang ke asrama dan mereka latihan berdua. Pertama latihan udah keren, apalagi pas konser. Groovy abis. Kalo didenger-denger karakter suara mereka kok hampir mirip, ya. Tapi body language Widi lebih meliuk-liuk. Hahaha! Widi gitu loch.
Entah udah berapa kali Widi jadi penampil terakhir di antara semua akademia. Jadi inet Tia, Bojes dan Indri yang suka ditempatin di urutan terakhir. Buat klimaks kali ya. Tapi lagunya Tompi ini emang paling pas di taro terakhir.
7 akademia menyanyikan lagu ciptaan mereka sendiri, judulnya ‘Lagu Untuk Kalian’. Pas konser e-club sempet dinyanyiin di asrama. Tapi di konser kali ini, lagu mereka pake aransemen musik. Lagunya asik. Gue amat fokus ngeliatnya. Nge-groove banget. Jadi terpesona, nih. Hehehe! Kapan Widi nyanyiin lagu ciptaannya sendiri? Gue udah liat di diary. Dia nyanyi sambil main gitar. Lagu ciptaannya berjudul ‘Jadilah Kekasihku’.

Pink Episode 16

Episode 16

Di hari kepulangan Reza, Pink mendatangi rumah sakit. Namun ia tidak menjumpai Reza karena pasti akan diusir lagi. Akhirnya Pink pergi.

Di sekolah ia berpapasan dengan Ruben.
“Dari mana lo?” tanya Ruben.
“Rumah sakit. Ngapain lo nanya-nanya?”
“Kok lo nyolot?”
Pink menduga Ruben akan marah karena Pink menjenguk Reza. Tapi Ruben malah berkata,
“Kalo lo ke rumah sakit, gue ikut ya.”
Hal itu membuat Pink heran. Bukankah selama ini Ruben tidak suka pada Reza?

Mobil jeep yang ditumpangi Pink dan Ruben berhenti di sebuah tempat.
“Pink, lu yakin mau ke sini? Bukannya ke rumah sakit?” tanya Ruben.
“Bawel lo. Ikut apa engga?”
Pink mengambil bungkusan yang ada di bangku belakang. Kemudian mereka turun.
Ternyata mereka mendatangi panti asuhan, tempat dimana Reigy berada. Kehadiran mereka disambut oleh ibu panti. Dan ia menceitakan Reigy yang belakangan selalu murung karena kakaknya tidak pernah datang.
Saat itu ada anak-anak kecil yang sedang bermain. Mereka melewati Pink dan Ruben. Salah satunya berceloteh riang yang membuat Ruben dan Pink tertawa.
Reigy sedang bermain congklak sendirian saat Pink menghampirinya. Reigy terkejut dan langsung memeluknya. Pink pun turut senang. Wajah Ruben menyimpan sesuatu perasaan ketika melihat keakraban Pink dengan Reigy.
Hari sudah malam ketika Pink dan Ruben pamit pulang. Mereka sempat memberikan sebuah amplop pada ibu panti. Pink pamit pada Reigy. Ruben pun pamit dengan menggunakan bahasa isyarat, yang langsung diralat oleh Reigy. Pink mengolok-oloknya karena Ruben salah.

Ruben mengantar Pink sampai rumah.
“Thanks ya, Ben. Ternyata lu baik, ga kayak biasanya.”
“Pink...”
“Gue masuk dulu, ya. Eh, lu mau ngomong, ya?”
“Nggak apa-apa. Selamat tidur, ya.”
“Tengkyu ya.”
Pink pun turun. Mereka sempat melempar semyum ketika Pink melewati mobil Ruben. begitu Pink masuk rumah, Ruben memaki dirinya sendiri.
“Ruben, Ruben. lu bego banget. Harusnya lu manfaatin momen ini.”

Ketika pulang, Ruben terkejut karena mendapati suasana rumah ramai sekali. Ternyata kedua orang tua Ruben dan Renata datang dari Jawa. Robin sempat menyindir Ruben karena adiknya itu pacaran melulu. Maksud kedatangan orang tuanya adalah untuk melamar Pink. Mereka takut kandungan Pink akan semakin membesar. Paniklah Ruben. Karena sebenarnya Pink tidak hamil.

Di sekolah, Ruben menceritakan hal itu pada Pink. Dan dia meminta Pink untuk mengatakan yang sebenarnya pada Pink tidak hamil.
“Jelasin ke bokap nyokap gue bisa. Masak ke bokap nyokap lu nggak bisa,” ejek Pink.
“Gue bisa dibunuh kalo ketauan bohongin dia.”
Pink terus meledek Ruben. Tapi Ruben tetap merayu Pink supaya membantunya. Sampai di satu momen Ruben memeluk Pink dari samping. Tiba-tiba Reza yang baru naik tangga melihat mereka berdua. Pelukan Ruben agak renggang. Pink pun berusaha melepasnya. Reza terkejut tapi ia bisa menyembunyikannya. Begitu pula dengan Pink. Tak ada percakapan di antara mereka, karena Reza keburu dibawa kabur oleh ibu Nuri.
“Bantuin gue, ya,” pinta Ruben lagi.
“Enggak!”

Tapi penolakan itu hanya di mulut. Kenyataannya Pink mau juga. Ditemani Ruben dan Robin, Pink berjalan takut-takut di belakang papa Ruben. Beliau menanyakan kandungan Pink.
Ruben dan Robin mendesak Pink untuk cepat-cepat ngomong. Dengan hati-hati, Pink pun berkata,
“Sebenarnya Pink nggak hamil, Pa.”
“Apa?!”
Papa Ruben melotot dan keliahatan marah. Membuat Pink, Ruben dan Robin kaget. Tapi lebih kaget lagi setelah papa Ruben tertawa terbahak-bahak.
“Sayang mama kamu nggak ada di sini. Kalau ada dia pasti shock. Hahaha!”
Pink masih bingung.
“Jadi kamu nggak hamil, Pink?”
“Enggak, Pa.”
“Nggak apa-apa. Tapi papa akan tetap melamar kamu untuk menjadi menantu papa.”
Pernyataan papa Ruben itu membuat Pink bengong. Sementara itu Robin tertawa cekikikan. Ruben? senyum-senyum sendiri. Dalam hati seneng banget. Hihihi... Dan reaksi Pink? Masih bengong...

15 Jul 2006

Tak Ada Logika


Tak ada logika

bukan nya aku tak tahu
kau sudah ada yang punya
atau bisikan cinta
ku tahu engkau berdusta

namun ku tak mau mengerti
selama kau masih bersamaku
karna ku suka,ku butuh cinta yang pernah hilang dariku

cinta ini kadang kadang tak ada logika
berisi smua hasrat dalam hati
ku hanya ingin dapat memiliki
dirimu hanya untuk sesaat

bukan nya aku tak tahu
kau sudah ada yang punya
karna kau telah bisikkan cintamu padaku
ku tahu engkau berdusta


Ku Di sini

melihatmu,menyentuhmu,membelaimu,memelukmu
melupakan cinta yang mendalam
kini hilang,kini hampa,kini sepi,kini beku
meninggalkan cinta yang mendalam

ku disini terdiam
ketika dirimu meninggalkanku
ku disini terbelenggu
ketika cinta pergi menghilang

setiap langkah,setiap waktu,setiap napas,setiap dinding
membayangkan dirimu kembali

ku disini terdiam
ketika dirimu meninggalkanku
ku disini terbelenggu
ketika cinta pergi menghilang

suatu hari ku akan temukan
cinta yang lain walau takkan seperti dirimu


Kamu dan Kamu

ada dua cinta di hati
belum bisa aku pastikan
bila aku harus memilih
sepertinya cinta takkan memilih

goncangan jiwa makin hebat
ruang hati makin bergoncang
degup jantung semakin keras
bila kubersama kamu dan kamu

memang cinta tak bisa memilih dengan mata
maka biar saja kunikmati perasaan ini
biar waktu yang berbicara tentang semua
pasti aku dan cintaku akan berlabuh

ada dua cinta di hati
biar saja ini terjadi
selama aku bisa menyimpan rahasia kita hanya untukku

ada dua cinta d hati
belum bisa aku pastikan
bila aku harus memilih
say what?
aku takkan memilih


Bukan Milikmu Lagi

Takkan bisa diriku
Seperti yang kau mau
Karna diriku bukan milikmu lagi
Heyya..hey..yah..

Yang takkan pernah terhapus
dan tak terlupakan
Dari dirimu
Lelaki yang pernah bersamaku
dan mencintaiku sepenuh hatimu
Tapi ternyata kau pergi
tinggalkan diriku
Cinta dan sluruh mimpiku

Reff :
Kau takkan bisa jadikan diriku
seperti yang kau mau
Karna ku bukan milikmu
Aku adalah wanita yang pernah
kau sakiti, tapi kau tahu
ku bukan milikmu lagi
(ku bukan milikmu lagi)

Takkan bisa diriku
Seperti yang kau mau
Takkan pernah kusesali
Dan aku ragukan keputusan ini
Sebab hidup takkan berhenti sampai disini
Hanya karna dirimu

Tapi ternyata kau pergi
tinggalkan diriku cintaku
dan sluruh mimpiku


*Gue lagi suka bgt ama lagu Agnes Monica yang empat ini. Apalagi semuanya nge-beat, jadi bikin semangat

8 Jul 2006

Ajarkanmu Bahasa Perasaan


Haruskah Ku Mati - Ada Band

Bagaimana mestinya
Membuatmu jatuh hati kepadaku
Tlah kutuliskan sejuta puisi
Meyakinkanmu
Membalas cintaku

Haruskah ku mati karenamu
Terkubur dalam kesedihan...sepanjang waktuku
Haruskah kurelakan hidupku
Hanya demi cinta yang mungkin bisa membunuhku
Hentikan denyut nadi jantungku
Tanpa kau tahu betapa suci hatiku
Untuk...memilikimu

Adakah keikhlasan
dalam palung jiwamu...mengetukmu
Ajarkanmu bahasa perasaan
Hingga hatimu tak lagi membeku

Haruskah ku mati karenamu
Terkubur dalam kesedihan...sepanjang waktuku
Haruskah kurelakan hidupku
Hanya demi cinta yang mungkin bisa membunuhku
Hentikan denyut nadi jantungku
Tanpa kau tahu betapa suci hatiku
Untuk...memilikimu

Tiadakah ruang di hatimu untukku
Yang mungkin bisa tuk kusinggahi
Hanya sekedar penyejuk
Di saat ku layu
Kusetia menantimu hingga akhir masa

*Tadinya gue biasa aja ama lagu ini. Tapi begitu lagu haruskah Ku Mati ini dinyanyiin sama Widi...gue langsung sukaaaa.... Tau deh suka sama lagunya apa sama Widi-nya. Hahahaha...Tapi nih lagu emang keren :) Dengerin aja baik-baik.

1 Jul 2006

Pink Episode 13


*Pertama kali nulis sinopsis sinetron. Ternyata ngga sulit

Episode 13

Di rumah Pink
Jingga pamerin cincinnya
Selamat ya, Ga. Bagus bgt cincinnya, kata Pink
Makasih Pink
Awas lu klo sampe mainin kakak gue, kata Pink ke Reza. Ma, Pink mau tidur dulu, ya
Pink cerita dulu dong kamu dari mana
Ntar aja
Pink!
Di kamar Pink sedih karena sebentar lagi Reza bakal merit sama kakaknya, dan jadi kakak iparnya

Ternyata Ruben pulang ke rumahnya. Di depan pintu ada Robin yg lagi main harmonika
Kok pulang muka lu jutek? Ketemu sama mereka? Tanya Robin
Ketemu
Kok bete? Lu masih kesel karena ditinggal Pink di airport?

Jingga masuk kamar Pink
Kamu setuju kalo aku sama Reza?
Lu pake nanya lagi. Pink ngomong sambil beresin barang-barangnya, sok sibuk. Sampe ada barang-barangnya yang jatuh
Mau apa lagi? Mau restu? Kan yang mau merit elu sama Reza, kata Pink. Pedih
Pink
Sori gue capek, ngantuk
Ya ampun Pink, lu kenapa sih?

Malam-malam Ruben terus mainin harmonikanya. Ruben ga bisa tidur, dia nimpuk kepala Robin pake bantal. Pukk!!
Robin, lu bisa diem ga? Kalo engga gue balikin lu ke Jawa
Harmonika di tangan Robin direbut oleh Ruben. Kok kayaknya dia kenal sama harmonika itu

Pink mau sekolah. Dia ngga mau sarapan dan ngga mau nunggu Reza yang sebentar lagi dateng. Kata Pink dia nggak sabar mau ketemu pangerannya
Sementara di rumah Ruben, Ruben masih tidur Robin datang dan mainin harmonikanya. Tapi Ruben belum bangun juga. Robin main harmonika sekenceng-kencengnya. Baru deh Ruben bangun. Tapi dia mau tidur lagi.
Ruben, gue cuma nolongin lu doank. Lu ga mau ketemu sama Pink?
Ruben pun langsung siap-siap

Keluarga Reza ngomongin pernikahan Reza-Jingga. Dan membayangkan mereka akan jadi kaya lagi. Keluarga matre

Di sekolah, Pink papasan sama Reza. Tapi Pink pura-pura ga liat dan langsung menyapa Amanda yang lewat di dekatnya. Mereka berdua ketemu sama gengnya Callista.
Udah masuk lu? Kata Callista
Gue harus jagain Ruben dari piranha-piranha kayak lu, kata Pink
Tiba-tiba dua temen Ruben, Jono dan Karel keluar dari toilet yang deketan sama tempat Pink dan Callista adu mulut. Mereka langsung menyapa Pink. Callista dicuekin.

Ruben datang. Dan langsung diserbu Callista.
Ruben, gue kangen sama lu. Lu kangen ngga sama gue?
Engga Dua temen Ruben muncul
Tumben lu datangnya terlambat?
Semalem kakak gue gila main harmonika, sampe pengen gue buang

Luna datang ke kantor Jingga, ngajak jalan. Mereka ke salon. Pas mau bayar Luna pura-pura ada telpon, akhirnya Jingga yang bayarin. Di restoran. Pas mau bayar, Luna pura-pura ke toilet, akhirnya Jingga yg bayar. Belanja pakaian. Pas mau bayar, Luna pura-pura ketinggalan kartu kredit, Jingga jg yg bayarin. Ckckck...

Di sekolah, Reza memanggil Pink. Tapi Pink-nya lari. Dia ke kelas Ruben. Rubennya malah jutek.
Masuk lu? Gue kira kabur lagi, kata Ruben begitu ngeliat Pink
Pink-nya heran
Lu seneng ya bikin gue nyari-nyariin lu di airport?
Oh lu nyariin gue di airport? Diem-diem lu khawatir juga sama gue. Katanya ga peduli. Lagian salah lu sendiri. Lagian lu mencemarkan nama baik gue di depan orang tua lu, kata Pink
Nama baik? Lu kan preman, kata Ruben
Karena kesal, Pink mendorong Ruben sampe jatuh
Jono, teman Ruben mau nolong, tapi malah ditonjok sama Ruben. Ruben lagi kesal banget
Pink ngomel-ngomel ke Ruben. Dibilangnya Ruben ngga punya solidaritas. Tega-teganya mukul temen sendiri. Dua-duanya saling nyolot. Tiba-tiba Karel, temen Ruben yg satunya lagi datang dan mengacaukan suasana. Dia lagi kasmaran sama temennya Pink
Gue bisa ngajak dia jalan! Katanya girang
Dan dia heran melihat Ruben dan Pink seperti orang marahan
Ruben pun pergi
Dasar kepala doraemon! Sinting gila miring! Maki Pink pada Ruben

Ruben lagi sendirian di depan mobilnya. Tiba-tiba dia melihat anak kecil yg mainannya direbut anak bandel. Ruben pun menolongnya. Ternyata gadis kecil itu adalah Reigy, adik Reza. Reigy mengucapkan terima kasih dgn bahasa isyarat. Ruben nggak ngerti. Teman Reigy menjelaskan.
Itu artinya, terima kasih, om
Om? Emang gue udah pantes dipanggil om, ya? kata Ruben heran

Ruben ngelamun di depan rumahnya. Robin datang dari belakang. Niatnya mau jahilin adiknya, tapi keburu ketauan. Ngga jadi deh.
Pasti gara-gara Pink lagi, tebak Robin. Kok jadi cupu gini? Jangan malu-maluin gue donk
Jono, teman Ruben, datang. Dia ngomong sedikit tentang peristiwa tadi siang waktu dia ditonjok sama Ruben
Iya, gue yang salah. Ruben pun minta maaf
Robin ketawa. Hari gini lu masih jelous sama temen sendiri, katanya
Karel, temen Ruben yang satunya muncul
Pokoknya kalian semua harus tolongin gue. Gue harus pake apa di kencan pertama gue? Tanyanya
Pake daster, kata Robin
Pake peci bokap lo, kata Jono

Reigy bercerita pada Reza tentang pangeran yang menolongnya

Di sekolah Pink papasan sama Ruben, tapi Pink malah bergidik
Lu pikir gue virus apa? Kata Ruben marah
Pink nengok sebentar dengan muka sebal, lalu pergi
Callista datang dan langsung ngomong ke Ruben
Kenapa lu jatuhin harga diri lu untuk pacar gelapnya pak Reza itu?
Callista megang tangan Ruben, tapi Ruben berusaha melepasnya
Kenapa sih, ben? Gue kan kangen sama elu
Karena ngga ditanggapi, Callista gabung bareng gengnya
Gue dikacangin sama Ruben, ia mengadu
Dua temen Ruben dateng
Ngapain tuh nenek lampir? tanya mereka pada Ruben
Lalu mereka ngomongin soal rencana kencan Karel
Robin mau nolongin gue kan? tanya Karel
Robin itu playboy. Gue aja bangga jadi adenya, kata Ruben

Di rumah Pink. Mama Pink minta dia hadir di acara pertunangan kakaknya. Pink ngga jawab iya. Karena dia memang tidak mau menghadirinya. Dia berencana akan pergi ke suatu tempat

Malam-malam di sebuah taman
Ruben mau menfoto Reigy, adik Reza. Tiba-tiba ada seorang wanita yang datang menghampiri Reigy. Dia adalah Pink
Elo? Pink heran
Elo? Ruben juga heran
Mereka berdua kaget karena ketemu di tempat itu
Mereka ngomong barengan
Lo duluan, kata Pink
Lo duluan. Ladies first, kata Ruben

Sementara di rumah Pink, keluarga Reza datang. Jingga dan Reza bertunangan.

Ruben-Pink di taman
Gue ga tau lu kenal...(Pink dan Ruben ngomong barengan)
Lo duluan. Ladies first, kata Ruben (dua kali dia ngomong ladies first)
Tumben, biasanya lu ngga pernah ngalah sama cewek, kata Pink
Keduanya berantem lagi
Tiba-tiba Reigy datang dan duduk di antara mereka. Dia gerak-gerakin tangannya, menyampaikan sesuatu. Ruben ngga ngerti.
Dia ngomong apa sih? Kan gue lebih tinggi. Kok dia tangannya begini-begini, kata Ruben sambil memperagakan tangannya yg kayak ngukur tinggi badan
Katanya lu ga boleh jahatin gue lagi, kata Pink. Lalu dia tersenyum. Tapi itu maunya gue sih
Mereka pun tertawa

Ruben nganter Pink sampe rumah. Pink bawa jaketnya Ruben.
Pink, jaket gue, kata Ruben
Ternyata di rumah itu ramai sekali. Ada keluarga Pink dan keluarga Reza lagi ngumpul.
Pink, kamu dari mana? Kamu tidak tahu hari ini hari pertunangan kakakmu? Kamu pergi sama berandalan lagi, kata papa Pink dengan kesal
Luna ikut-ikutan ngomelin Pink
Secepat itu ya lu dapat pengganti kakak gue
Lalu Luna ngomong ke Ruben
Lu jangan mau jadi pelampiasan Pink
Rubennya sewot
Jangan sembarangan. Gue serius sama Pink. Lagi pula di antara kami sekarang ada bayi, kata Ruben sambil megang perut Pink
Tadinya Pink kaget, tapi dia diem aja. Kayaknya dia seneng Ruben ngomong begitu.
Dan orang-orang yang ada di sana pun terkejut

Bersambung...


Episode 14

Setelah Ruben mengatakan bahwa Pink hamil, Pink-nya ngomel.

Apaan, sih? G1la, ya?

Pink! Panggil mama Pink .

Itu becanda kok, ma.

(kayaknya Luna ngomong sesuatu, atau siapa ya...lupa)

Lu pikir Pink ngga ada apa-apanya? Pink sangat berharga. Apalagi buat gue, kata Ruben.

Mama Pink pun pingsan (mirip sama mamanya Ruben, yang sama2 pingsan setelah mendengar berita Pink hamil)

Pink langsung narik Ruben dan marah2 sambil nanya kenapa Ruben sampe bilang begitu di depan keluarganya.

Kenapa lu bilang di perut gue ada bayi? Mereka pikir gue hamil!

Gue cuma mau nolongin elu. Gue ngga mau lu dipojokin sama mereka, kata Ruben.

Lu ngga bisa cari alasan lain ya? tanya Pink.

(sebenernya dialognya agak panjang, tapi intinya itu)

Ruben pun pergi ninggalin Pink. Tapi tiba2 Pink manggil.

Ben!

Ruben udah ge-er aja, dikiranya Pink mau maafin dia. Tapi ternyata...

Nih, jaket lu!

Setelah ngasih jaket ke Ruben, Pink pun pergi :(

Di rumah Ruben.

Ruben, bete lagi, bete lagi. Beberapa hari gue di sini lu ngga ada manis2nya. Apa perlu gue pindah supaya lu tenang? Gue kesini supaya bisa kabur. Supaya Rena bisa mikirin pernikahannya lagi. Kata Robin.

Ruben marah.

Lu jangan bikin gue tambah nyolot, katanya

Berantem lagi sama Pink? Gimana sih kan baru pacaran. Gimana kalau udah merit? Tanya Robin.

Siapa yang mau merit sama cewek yang ngga tau terima kasih itu? Ruben balik nanya.

Lu lupa, bokap nyokap kan udah nunda pernikahan Renata shg lu bisa nikah duluan. Lu harus mikirin kalau bokap nyokap kesini dan ketemu orang tuanya Pink.

[love1]

Di kamar Pink

Kenapa sih gue ngga pernah ngelakuin hal yang bener? Moga2 mama ngga kenapa2.

Di kamar Ruben

Ruben resah. Kayaknya dia inget dengan kejadian tadi.

Di kamar Pink

Kenapa gue jadi mikirin kepala doraemon? Pikirnya.

Di kamar Ruben

Ruben pun sedang mikirin Pink.

Di kamar Pink

Dia ngomong sendiri.

Ini kepalanya, ini rambutnya. Terus gue gini2in, Pink gemes. (maksudnya dia bayangin jambak2 rambut Ruben :p). Terus dia bikin dialog2 sendiri pake dua tangannya.

Di kamar Ruben

Ya Tuhan, kenapa gue jadi ngga karuan kayak gini? Katanya. :)

scene-nya emang bolak balik antara kamar Pink dan kamar Ruben :))

Pink datengin mamanya di kamar. Ada Jingga di sana.

Ma, maafin Pink ya. Mama udah baikan? Tanyanya.

Kenapa Pink? Tanya mamanya.

Waktu itu kejadiannya cepet banget, kata Pink.

Bukannya kamu masih sekolah? Ntar kamu bisa diskors lagi. Ma, biar aku yang urus, kata Jingga.

Pink mau pergi dari kamar itu.

Jagain mama ya, kata Pink ke Jingga.

Pasti.

Pagi2 Pink mau sekolah

Pink! Jingga manggil.

Apalagi, Ga?

Aku tuh ngga mau mama sakit gara2 kamu. Mama stress mikirin kelakuan kamu yang ngga penting. Kamu bisa ngga belajar dewasa?

Gue bukan miss perfect. Tapi lu salah besar kalau lu pikir gue mau bikin nyokap sakit, kata Pink.

Dia pun keluar. Di depan dia ketemu sama Reza yang lagi ngaterin papanya buat meriksa keadaan mamanya Pink.

Reza dan papanya masuk rumah Pink.

Papa Pink nanya ke Jingga.

Adikmu mana? Papa cari ngga ada.

Pergi, pa, kata Jingga.

Pergi sekolah, om, kata Reza.

Di sekolah, Pink ngga sengaja nabrak Callista.

Lu ngga punya mata, ya? tukas Callista.

Ternyata selain manja, lu juga buta, Pink membalas.

Ruben ngeliat kejadian itu dari jauh.

Apa lu bilang? Callista mau nampar Pink, tapi tangannya keburu ditangkap oleh seseorang. Reza.

Sekali kamu berbuat kayak gini, saya laporin kamu ke kepala sekolah, kata Reza.

Ruben langsung naik tangga.

Kamu ngga apa2? Tanya Reza.

Makasih, ya. kata Pink, tapi dia langsung pergi.

[love1]

Di perpustakaan sekolah.

Pink sedang ngerjain tugas. Ruben nyamperin, duduk di bangku sebelah Pink. Pink berdiri nyari buku di rak, Ruben ikut berdiri. Pink duduk, Ruben ikut duduk. Pink pindah meja, Ruben ngikutin. Pink pindah meja lagi, Ruben ngikutin lagi (puyeng dah :D:D:D:D).

Pink balik ke meja pertama terus pura2 cari buku. Ruben tetap ngikutin.

Di sana juga ada Amanda yang ngeliat kelakuan mereka.

Pink, lu kenapa sih? Tanya Ruben. Dengerin gue ngomong. Gue tau gue salah tapi lu jangan kayak gini. Emang gue kuman? Pake dijauhin segala. :p

Sori, Ben. Gue lagi banyak tugas. Jangan ganggu gue, kata Pink.

Tugas apa? Sini gue bantuin. Gini2 gue juga pernah juara kelas, kata Ruben. (deuuu..ternyata dia juara kelas)

Oke, gue to the point aja. gue ngomong kayak tadi artinya tolong jangan ganggu gue. Jangan ajak gue ngobrol lagi, kata Pink.

Lu masih marah sama gue gara2...

Awas kalau lu ngomong lagi. Kepala lo bakal gue jadiin kepala doraemon!

Di koridor sekolah.

Ben, kakak lu ada kan? tanya Karel.

Nih anak gue bilang rileks, kata Jono.

Rileks? Masa depan gue di ujung tanduk, kata Karel.

Biasa aja. kayak nggak pernah jalan sama cewek, kata Jono.

Tapi yang ini lain, kata Karel.

Masalahnya apa sih? Tanya Ruben. Bikin dua temannya bengong. Ternyata dari tadi Ruben nggak nyimak omongan mereka.

Masalah Juli, kata Karel gemes.

Ya elah, Juli, kata Ruben sambil ngeloyor pergi.

Di rumah Pink, ada papa mama Pink sama papanya Reza. Mereka ngomongin Pink.

Dia itu susah diatur. Tapi ngga nyangka Pink bisa seperti itu, kata papa Pink.

Sudah telanjur, tapi jangan mempengaruhi besanan kita. Jangan sampai pernikahan J1ngga dan Reza ternganggu, kata papa Reza.

Tapi Pink masih sekolah. Ngga bisa dibayangin. Dia punya anak sementara dia masih anak2, kata mama Pink.

Tapi apa betul dia hamil? Kata papa Reza.

Pink pulang. Papanya manggil dia.

Pink, papa mau ngomong.

Kamu hamil ngga? Tanya mama Pink.

Duh, mama ceritanya panjang, kata Pink.

Bilang aja iya apa engga? tanya papa Pink kesal. Tawuran, ditangkap polisi, kabur dari rumah. Kamu bikin aib di keluarga ini.

Pink, coba pake testpack atau tes urine di rumah sakit. Siapa tau hasil tesnya negatif, kata papa Reza.

Ma, pa, om tengkyu banget buat perhatiannya tapi Pink ngga mau diperiksa, kayak penjahat aja. Lagi pula selama orang berpikiran bahwa Pink hamil, pembuktian itu ngga ada gunanya. Pink pergi.

Teman2 Pink lagi ngomongin rencana Juli yang mau kencan.

Karel lagi belajar kencan sama Robin.

Di kamar Pink.

Gara2 kepala doraemon, jadi repot deh, katanya.

Pink ngeliat perutnya, masih rata. Temannya nelpon ngajak Pink ngikutin ngintip Juli yang mau kencan. Tapi Pink ngga mau ikut setelah tau tempatnya itu di kafe tempat Reza kerja.

Aduh sori, gue ngga ikutan. Banyak PR. Biasa abis diskors jadi banyak tugas. Begitu alasannya.

Di kafe.

Jingga dateng buat nemuin Reza. Manager kafe yang ngeliat cincin tunangan J1ngga langsung patah hati sampe nangis2. Reza muncul.

Di rumah Reza.

Papa Reza panik, dia takut Pink akan nikah duluan karena sudah hamil. Dan pernikahan Reza akan tertunda.

Ya udah nikahin aja Pink sama Reza, kata Luna (asal deh...)

Tapi bagaimana dengan keluarga Jingga, dan juga anak muda itu.

Siapa? Tanya mama Reza.

Luna yang jawab. Itu lho, Ruben. Brondong...tapi cakep sih, ma. (nah lho, nah lho...kok Luna jadi suka ama Ruben...ngga boleh, ngga boleh...[nono])

Di tempat tongkrongan Ruben. Ruben gelisah.

Lu masih suka berantem sama Pink ya? tanya Jono ke Ruben. Bro, sebenernya lu fallin’ in love with her. Lu suka sama dia, kan? Lu harus bisa kasih tau dia.

Ngga gampang, Jon, kata Ruben.

Di kamar Pink. Temennya Pink dateng.

Lu ngga ikut ngintip Juli? Tanya Pink.

Ngga. Gue kan mau tau perkembangan lu. Lu bener2 hamil?

Ngaco! Liat nih sixpacs gini, kata Pink

Sixpacs? One pac kali... :p

Lu tuh yang one pac

Robin nganterin Karel yang mau kencan. Robin dorong2 Karel sampe tuh anak jatuh di depan pintu kafe. Robin ngeliat Reza lagi sama Jingga.

Elo? Tanya Reza.

Apa kabar? Tanya Robin.

Gue pikir lu udah almarhum :D, kata Reza. gue kehilangan jejak. Ga tau alamat dan nomor telpon lu.

(ternyata Robin dan Reza saling kenal. Aduh, kenapa jadi muter2 gitu, yah? Ruben dan adiknya Reza juga saling kenal, terus ada Pink juga. Hm...[think])

Reza ngenalin Robin ke Jingga.

Jingga, Robin ini sahabat gue sejak lama. Hati2 kalau sama dia.

Jangan jelek2ini gue donk. Ntar temen2nya dia ngga ada yang mau sama gue, kata Robin (dasar...:p)

Di sekolah.

Pink lagi jalan, Karel manggil.

Denger2 pak Reza sama kakak lu mau merit, ya?

Iya.

Lu gimana?

Gimana apanya? Tanya Pink.

Karel nyebut2 nama Ruben.

Callista muncul.

Oh jadi ceritanya ada yang patah hati, katanya.

Maksud lu? Tanya Pink.

Lu kalah sama kakak lu sendiri.

Jangan ikut campur.

Jadi karena itu lu ganggu hubungan gue sama Ruben? tanya Callista.

Sejak kapan lu punya hubungan sama Ruben? Pink balik tanya.

Jaga mulut lo. Callista dorong Pink.

Tapi di belakang Pink ada Reza yang nangkep dia.

Oh, pak Reza, selamet ya. katanya bapak mau nikah sama kakaknya Pink. Pasti Pink patah hati. Ditinggal merit gitu lho, kata Callista.

Dari kejauhan Ruben dan Amanda ngeliat kejadian itu.

Malam2 Reza diserang dua orang karena dia tidak bisa melunasi kartu kredit Luna. karena sakit dia tidak bisa mengendalikan mobilnya. dan akhirnya mobilnya nabrak pohon...

Pink Episode 7-12

PINK 7-12

PINK Episode 7: Pink Gelisah

Misteri menghilangnya Ruben menyisakan tanda tanya besar pada diri Pink, nyatanya ia tak bisa menyembunyikan kegelisahannya tersebut. Gantian Pink yang kini kelimpungan mencari musuh bebuyutannya itu.
Karena penasaran, Pink lalu bertandang ke rumah di mana Ruben tinggal, tapi sayang Pink tak juga menemukan tanda-tanda Ruben ada di dalamnya.
Belum puas mencari, Pink lantas mendesak Miko untuk memberikan informasi tentang Ruben, menanggapi kepanikan Pink, Miko tak bisa memberikan jawaban apa-apa.
Lain lagi dengan Jingga, karena ia kini telah bekerja di perusahaan milik ayahnya. Jingga bukan hanya membantu mengerjakan tugas kantornya dengan baik tapi juga mampu menembus tender yang menguntungkan bagi perusahaan milik Pak Hermawan itu.
Orangtua Jingga yang juga orangtua Pink amat bangga dengan prestasi putri sulungnya. Mereka kerap mencontohkan teladan Jingga pada Pink.
Jika sebelumnya Pink kerap menolak bila di banding-bandingkan dengan kakaknya, namun tidak untuk kali ini, Pink malas menanggapi hal itu.
Pikiran Pink justru terfokus pada Ruben, belakangan Pink terlihat cuek meskipun Jingga kerap memamerkan kemesraannya dengan Reza, Pink tetap tak bergeming.
Reza yang merasakan perubahan sikap Pink pada dirinya lantas menanyakan hal itu pada Pink, Pink menolak menjawab dan hanya menimpali dengan senyuman saja.
Sementara itu, teman–teman Pink yang sebelumnya sempat berseteru akhirnya membaik, tentunya dengan upaya dan kerja keras Sarah membujuk Juli dan Nadia untuk baikkan. Rupanya Nadia cemburu melihat kedekatan Juli dan Andi, meskipun Nadia gengsi untuk mengakuinya.
Kesalahpahaman itu lalu diluruskan oleh Juli bahwa Juli hanya membantu Andi yang ingin menyatakan perasaannya pada Nadia, tapi entah kenapa justru Juli malah jatuh hati pada Andi.
Di sekolah, Pink terlihat kurang bersemangat. Sepulang sekolah, Pink kembali mengintai rumah yang di tinggali Ruben namun tetap terlihat sepi. Pink sepintas menangkap sekelebat sosok manusia yang memperhatikan dirinya, tanpa curiga sedikitpun Pink langsung mengejar orang itu. Hmm siapa dia? Mengapa ia mengikuti Pink? Lantas bagaimana dengan Ruben? Berhasilkah Pink menemukan Ruben?

PINK Episode 8: PINK Merindukan Ruben

Pencarian Pink terhadap Ruben, tidak begitu saja terjawab. Pasalnya Pink tak berhasil membujuk pria misterius untuk memberitahu keberadaan Ruben.
Bukan hanya Pink, Miko dan Karel yang merupakan teman karib Ruben juga semakin penasaran. Sambil menimang rumah Keong pemberian Ruben, Pink teringat kebersamaannya dengan Ruben kala di pantai beberapa waktu lalu.
Meski ternyata, perasaan kehilangan itu tak berangsur lama, Pink yang cuek kembali memaki dirinya sendiri. Sosok pria yang di anggapnya pangeran hanya Reza bukan Ruben.
Namun, Pink kembali gundah ketika Jingga dengan mesra mengecup pipi Reza saat mengantarnya pulang ke rumah.
Sementara itu, Jingga semakin tak rela bila Reza masih memikirkan Pink. Jingga bertekad untuk menjauhkan Pink dari Reza. Kecemburuan Jingga sempat membuat semangat kerjanya menurun meski tak sampai mengacaukan pekerjaannya itu.
Harmonika Pink yang sempat hilang akhirnya di temukan kembali, tentu saja dengan bantuan pria misterius yang menitipkannya melalui Miko dan Karel di sekolah. Pink yang sempat curiga, sontak melompat dan berteriak kegirangan begitu melihat Harmonikanya kembali.
Hal sebaliknya terjadi pada Luna, adik angkat Reza yang kalut dengan jumlah tagihan credit card-nya yang over limit.
Ia lalu berniat memanfaatkan Reza untuk membayar tagihannya tersebut. Akibat ulah Luna, Reza sempat tak bisa mengirim uang untuk Reigy, adiknya.
Keinginan Reza untuk bisa membawa adiknya tinggal bersama tampaknya harus di pendam, karena tabungannya terkuras habis untuk membayar tagihan Luna.
Konflik Pink dan Callista kian meruncing, Callista kerap menggertak Pink. Apalagi masalahnya kalau bukan soal Ruben.
Callista makin jealous karena Miko dan Karel tak berpihak padanya melainkan kepada Pink. Lain lagi dengan Amanda seteru Pink yang lain, sikapnya mendadak melunak. Amanda juga menyadari bahwa Pink mulai jatuh hati pada Ruben, meski Pink juga tak mengiyakannya.
Sementara itu, Miko dan Karel bersimpati pada Pink dan membantu Pink mencari tahu keberadaan Ruben melalui data siswa.
Miko dan Karel merencanakan sesuatu. Dengan bekal kunci ruang Kepala Sekolah yang diperoleh, malam harinya mereka memasuki ruangan kepala sekolah. Berhasilkah mereka mendapatkan yang mereka cari?? Bagaimana kalau aksi mereka ketahuan orang lain?? Apa yang terjadi selanjutnya? Penasaran? Jangan penah lewatkan episode PINK selanjutnya.

PINK Episode 9: PINK Jadi Pelayan Café

Pink, Jono dan Karel yang sedang mengaduk–aduk file milik kepala sekolah akhirnya tertangkap basah oleh ibu Nuri.
Mereka bertiga digelandang menghadap kepala sekolah, untunglah Reza mengetahui hal ini lebih dulu dan berunding dengan ibu Nuri untuk membela ketiganya.
Pink di panggil kepala sekolah, bukannya dimarahi Pink malah diberikan alamat rumah Ruben di Jawa.
Ternyata, kepala sekolah adalah teman dekat ayahnya Ruben. gara–gara ulahnya itu, Pink lagi–lagi diskorsing selama dua minggu.
Selama menjalani masa skorsing, Pink yang awalnya seneng lama-lama jadi bete karena masa hukuman yang di rasakannya lama banget.
Tidak betah di rumah saja, Pink mengisi waktunya dengan berjalan-jalan atau sekedar memainkan harmonikanya.
Pink kesepian, diwajahnya masih menyisakan kesedihan dalam hatinya melihat kemesraan Jingga dengan Reza ketika berada di rumah.
Namun demikian, Pink tetaplah sosok anak yang cuek dan mampu menyimpan rasa itu rapat- rapat.
Sementara itu, di Café tempat Reza bekerja sekaligus menjadi tempat ngumpul Pink dan teman-temannya,
Sang Manager Café menawari pekerjaan pada Pink. Dengan gaya urakkannya, Pink yang sempat bingung akhirnya menerima tawaran itu.
Di Café itu, Pink tidak bertahan lama setelah akhirnya di pecat. Apalagi sebabnya kalau bukan keonaran yang sering ditimbulkannya.
Pink kerap melakukan kesalahan, seperti menjatuhkan gelas minuman, menumpahkan minuman dan menyiramkan minuman ke arah muka tamunya.
Meski hal itu hanya insiden yang tak disengaja, namun sang Manager Cafe sepertinya tak sanggup lagi menerima komplain pelanggannya, ia lalu membayar upah bekerja Pink selama tiga hari sekaligus memecatnya.
Hari–hari Pink kembali sepi, pikirannya kembali menerawang mengingat Ruben. Di tangan Pink masih menggenggam rumah keong pemberian Ruben, sesekali Pink mendekatkan rumah keong itu ke telinganya. Seperti menemukan ide, Pink sontak membuat rencana sendiri.
Malam harinya, dengan diantar oleh teman-temannya, Pink bersiap-siap untuk pergi jauh. Kepergian Pink yang lagi-lagi mendadak ini membuat mamanya panik dan histeris. Apa yang di lakukan Pink? Rencana apa yang telah Ia buat? Penasaran? Jangan lewatkan 'PINK' setiap episodenya.

PINK Episode 10: PINK Nyusul Ruben

Ternyata Pink pergi ke jawa, ngapain lagi kalo bukan nyari Ruben. Niat Pink termasuk nekat karena dia sendiri gak pernah bepergian jauh, apalagi sampai keluar kota. Sesampai di stasiun di daerah jawa, Pink celingak-celinguk bingung harus kemana lagi. Hampir semua orang yang melintas ditanyai alamat yang dibawanya, namun semuanya menjawab tidak tahu. Tanpa sengaja Pink bertubrukan dengan Robin yang saat itu sedang menyamar karena dikejar-kejar oleh bodyguardnya.
Pink yang lagi kebingungan jadi nyolot, ia langsung maki–maki orang itu, yang dimaki pun tak mau kalah dan balas memaki sehingga terjadilah keributan antara mereka. Sepeninggal Robin, Pink kembali meneruskan pencahariannya, sayangnya ia tak menyadari Harmonika-nya terjatuh.
Untuk kedua kalinya Pink kembali ketemu dengan Robin. Belum sempat Pink melabrak ia langsung ditarik pergi. Pink tak menyia-nyiakan kesempatan, ia lalu menanyakan perihal letak alamat yang dibawanya. Terkejut dengan alamat tersebut, Robin lalu memberi petunjuk yang justru malah menyesatkan Pink.
Setelah lama berputar-putar, tanpa sengaja Pink telah berhasil masuk wilayah kerajaan dimana Ruben tinggal. Bukannya diterima dengan baik, Pink malah di interogasi, Pink di sekap disebuah gudang.
Sementara itu, mama Pink terlihat terpukul dengan kaburnya Pink hingga jatuh sakit. Reza maupun Jingga kebagian pusing nyariin Pink. Teman-teman Pink yang dihubungi pun menjawab tidak tahu. Kejadian ini juga membuat konsentrasi kerja dan mengajar Reza menjadi buyar, Reza terus-terusan memikirkan Pink.
Disamping itu, Luna yang kebingungan dengan tagihan kredit cardnya secara diam-diam membuka brankas berisi uang dan perhiasan orangtuanya dan mencurinya. Akal bulus Luna tidak itu saja, ia lalu membujuk Jingga agar berpura-pura sakit dengan tujuan agar Reza memikirkan dirinya bukan Pink. Jingga menuruti bujukan Luna dan berhasil menarik perhatian Reza, meski batin Reza masih memikirkan Pink.
Mendengar berita Pink ada di rumahnya, Ruben terkejut bukan kepalang. Ia lalu mendatangi gudang yang dimaksud tapi sayangnya Pink keburu di ambil oleh Robin yang tak lain adalah kakaknya sendiri. Pink dibawa ke kamar Robin dan brakk!!! Papa Robin memergoki mereka berdua.
Apa yang Pink dan Robin lakukan?? Berhasilkah Pink bertemu Ruben? Lantas bagaimana tanggapan Ruben melihat Pink sedang bersama Robin, kakaknya? Penasaran? Saksikan terus akting Agnes Monica di Episode PINK berikutnya.

PINK Episode 11: Ruben VS Robin

Pink dan Ruben akhirnya bertemu. Pink dan Ruben kelihatan seneng banget karena bisa ketemu lagi, berarti usaha pencaharian Pink selama ini tidak sia-sia meski harus kabur dari rumah. Tapi adegan kerinduan itu tak berlangsung lama, karena Papa Ruben bilang kalau ia menemukan Pink dan Robin tengah berduaan dalam kamar. Pink tak diberi kesempatan bicara, ia kelimpungan berusaha menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi. Spontan wajah Ruben terlihat kecewa, tanpa ba bi bu ia langsung meninggalkan Pink dan Robin.
Sementara itu, lagi-lagi Reza dipusingkan dengan tuduhan pencurian yang dilakukan Luna. Bahkan untuk menambah kesan Reza pencurinya, Luna menaruh kotak perhiasan milik mamanya dalam lemari Reza. Alhasil Om Rio dan Tante Gita marah besar. Mereka menuding Reza sengaja mencuri untuk biaya menyusul Pink ke Jawa. Reza mengelak tuduhan yang diarahkan padanya, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa kecuali memicingkan mata pada Luna.
Jingga mulai jengkel, karena semua orang baik mama, papa bahkan Reza pun memikirkan Pink. Jingga menganggap ini hanya akal-akalan Pink saja untuk mengulur pertunangannya dengan Reza. Jingga juga menganggap Pink sudah sangat merepotkan dirinya dan mempersulit keadaan.
Di sebuah kamar tempat Pink menginap, Pink gelagapan karena tak bisa tidur. Ia lalu berinisiatif memainkan harmonikanya, tiba-tiba wajahnya terlihat cemas karena harmonika yang dicarinya tak ada dalam sakunya. Di tempat terpisah, ada harmonika milik Pink dalam genggaman tangan Robin. Robin menemukannya di stasiun saat pertama kali bertemu Pink.
Keesokan harinya, Pink sempat menghubungi teman-temannya dan mengatakan kalo keadaanya baik-baik saja. Tak lama kemudian Ruben datang menjemputnya dan mengatakan kalo mamanya ingin sekali bertemu dengan Pink. Pink kaget!
Rupanya mama Ruben ingin mengenal sosok Pink yang dianggapnya dekat dengan Ruben. Mama Ruben juga menceritakan tentang alasan Ruben pergi dari rumah dan dan tinggal di Jakarta. Pink kaget bukan main, jika selama ini Ruben pergi karena alasan pernikahan. Hal itu juga di iyakan oleh Robin, wah Pink makin kalut mendengarnya. Apalagi ketika ia melihat Ruben tengah memeluk seorang gadis yang tak lain adalah Renata di sebuah taman. Nah disitulah, Pink spontan mengeluarkan pengakuan yang mengagetkan semua, dan brukk mama Ruben tiba-tiba pingsan. Apa yang di katakan Pink? Siapa sebenarnya Renata? Ada apa di balik semua ini?

Pink Episode 12

Pengakuan hamil yang di cetuskan Pink ternyata berbuah masalah. Bukan hanya mama Ruben yang kaget setengah mati tapi juga Papa, Robin dan Renata. Ruben sendiri gak nyangka Pink bakal senekat itu, sampai-sampai Ruben gelagapan menjelaskan pada keluarganya.
Pink juga gak kalah kagetnya, mukanya jadi pucat pasi melihat kemarahan dari raut wajah Ruben. Ruben meminta penjelasan alasan Pink mengatakan hal tersebut. Dengan perasaan bersalah Pink minta maaf pada Ruben. Setelah mama Ruben sadar, Pink diminta menghadap nyonya besar di keluarga itu.
Pink takutnya setengah mati dan mengira dirinya bakal di marahi tapi ternyata tidak. Justru nyonya besar itu akan secepatnya melamar Pink untuk Ruben. Giliran Pink yang termakan pengakuan palsu yang dibuatnya sementara Ruben malah senyum-senyum melihat Pink yang gelagapan. Mama Ruben pun meminta agar pernikahan Ruben dan Pink segera di percepat.
Pernyataan itu membuat calon suami Renata yang bernama Faisal jadi emosi karena merasa diselak. Sebelumnya Faisal memang berencana menikahi Renata namun kehadiran Faisal di tolak mentah-mentah oleh Robin dan Ruben. Keduanya menganggap Faisal bukanlah pria yang baik untuk dijadikan suami bagi Renata.
Kelucuan juga terjadi pada karel, ia tiba-tiba jadi suka pada sosok Juli yang tak sengaja di kenalnya di sebuah tempat permainan Bilyar. Karel gak putus asa menghubungi cewek idamannya tersebut, sayangnya Juli menanggapi Karel dengan dingin.
Di lain tempat, Om Rio lagi-lagi mendesak Reza segera menikahi Jingga supaya harta dan aset milik Om Rio bisa terselamatkan dari kebangkrutan. Bukan itu saja, Om Rio bahkan mengancam akan menjebloskan Reza dan adiknya ke penjara bila tak menuruti perintahnya.
Merasa terdesak, Reza akhirnya melamar Jingga di sebuah tempat dengan suasana yang amat romantis. Kebahagiaan terpancar dari raut wajah Jingga dan sebaliknya, Reza justru merasa sedih hingga meneteskan airmata karena dirinya harus benar-benar menghapus bayangan Pink dari fikirannya.
Sekembalinya Pink dari Jawa disambut bahagia oleh teman-temannya, Pink gak habis-habisnya ngoceh tentang pengalaman liburannya. Kebahagiaan juga menghinggapi mama dan papa Pink, mereka senang karena Pink akhirnya kembali ke rumah.
Namun saat itu juga pandangan Pink beradu pada tatapan Reza yang kebetulan melintas di hadapannya, ada secercah kerinduan antara mereka. Hmm Masihkah ada jalan bagi Reza dan Pink bisa dekat kembali seperti dulu?? Bagaimana dengan Jingga?

Pink Episode 1-6

PINK 1-6

PINK Episode 1: Pink Berulah di Sekolah Baru

Pertemuan Ruben dan Pink berawal saat terjadi tawuran antar sekolah, keduanya pun berseteru demi membela sekolah dan teman-temannya.
Di tawuran itu Pink berantem dengan Ruben yang telah meninju Andi, teman Pink. Polisi pun datang dan menangkap Pink. Tak lama berselang datanglah Reza, pacar kakak Pink yaitu Jingga. Reza membayar uang jaminan pada polisi agar Pink dibebaskan dari kurungan.
Esok harinya, Bapak Darmawan, ayah Pink geram melihat tulisan di koran mengenai tingkah laku Pink. Darmawan akhirnya mengambil langkah untuk memindahkan sekolah Pink ke sekolah dimana Reza mengajar.
Pink yang menyukai Reza malah senang karena berarti Pink akan lebih dekat lagi dengan Reza, pangeran hatinya. Pink berinisiatif untuk memberitahu Reza mengenai hal itu. Namun saat Pink menuju ruang piano, ia melihat Reza sedang menyentuh Jingga. Pink kecewa dan membatalkan niatnya lalu segera pergi.
Reza sekelebat melihat bayangan seseorang pergi keluar. Reza panik karena tidak menemukan Pink dimanapun. Pink lari keluar rumah, padahal sedang hujan. dan hampir saja Pink tertabrak motor. Untungnya motor itu bisa berhenti, sang pengendara motor ingin menolong Pink. Betapa kagetnya mereka berdua bahwa mereka adalah musuh saat tawuran. Pink langsung melabrak Ruben karena tidak berhati-hati. Alhasil mereka saling bertengkar.
Sore hari, Pink sedang di coffee-shop memainkan harmonikanya ditemani oleh Andi. Reza terus berusaha menghubungi Pink, namun Pink selalu menolak teleponnya. Saat ingin pulang menitipkan harmonikanya pada Manager kafe untuk diserahkan pada Reza. Pink dan Andi pun pulang.
Esok hari, Pink datang terlambat ke sekolah barunya. Pink memilih untuk memanjat tembok belakang sekolah. Ternyata Pink bertemu lagi dengan Ruben. Betapa kagetnya Pink juga Ruben. Sama seperti sekolah lama, baru hari pertama Pink sudah dipanggil Ibu Nuri. Pink dibela oleh Reza, yang juga mengajar di sekolah itu. Reza meminta Ruben untuk dihukum juga. Pink dan Ruben dihukum untuk merapikan buku di perpustakaan.
Saat keruang guru, kekesalan Pink muncul lagi melihat Reza berdua dengan Jingga. Pink menghentakkan kakinya, Reza menoleh dan memanggil Pink. Siangnya, Pink makan siang bertiga dengan Reza dan Jingga. Kekesalan Pink dibalas dengan bersikap tidak sopan di restoran. Reza dan Jingga hanya bisa diam karena sangat malu.
Di rumah, kemarahan Jingga menjadi. Jingga mengadu pada mamanya, Ibu Lilac. Ibu Lilac hanya bisa menasihatkan Pink tentang tata krama.
Keesokan hari, Ruben lagi-lagi mengusili Pink. Callista dan gengnya dibuat heran akan tingkah laku Ruben yang tampak menyukai Pink. Callista yang sedari dulu menyukai Ruben tak tinggal diam. Ia akan melakukan sesuatu daripada kehilangan Ruben.
Demi mendapatkan perhatian Ruben kembali Callista cs. Mencegat Pink saat melewati gudang. Callista melabrak Pink tentang Ruben. Tak disangka, Ruben tiba-tiba menghalau tangan Callista ketika Callista ingin menampar Pink. Lalu Ruben menghardik Callista agar pergi dan tidak mengganggu Pink lagi. Pink yang merasa bisa menolong diri sendiri marah pada pertolongan Ruben.
Malam hari dikamar, Pink tercenung melihat foto yang berisi dirinya, Reza juga Jingga. Ternyata ia baru menyadari bahwa sedari kecil Reza tampak memilih Jingga daripada dirinya. Kesan itu terlihat dari foto-foto lama.
Pagi hari di sekolah, Pink melabrak Ruben karena gosip-gosip miring yang beredar di sekolah melalui selebaran. Ruben malah menuduh Pink kalau Pink tidak ingin Reza mendengar hal-hal buruk tentang Pink. Padahal yang paling diinginkan Ruben adalah agar Reza segera keluar dari sekolah ini.

PINK Episode 2: Teror di Sekolah

Siang hari di sekolah, Pink sedang menyantap makan siangnya. Samar-samar Pink mendengar gosip tentang Reza. Seketika itu juga Pink langsung mencari Reza. Saat menemukan Reza, Pink tak dapat menanyakan seputar gosip yang didengarnya tadi. Ia langsung pulang.
Pink cemburu mendapati Jingga bermesraan dengan Reza di telepon. Pagi itu, Reza mengunjungi rumah keluarga Pink untuk menjemput Jingga dan Pink. Reza mengucapkan selamat pada Pak Her yang telah memenangkan tender. Saat Jingga pamit pergi bersama Reza dan ingin mengajak Pink, Pink telah menghilang.
Saat di sekolah, Pink menerima surat ancaman pertama. Pink yang berani, tak merasa takut dan hanya merobek kertas ancaman itu. Di koridor sekolah, Pink dikerjai oleh Ruben dan teman-temannya. Ruben mendekap Pink, Pink kesal karena merasa dipermalukan. Pink tak dapat berbuat apa-apa, karena diancam oleh Ruben.
Pink tambah kesal, karena kejadian itu selain dilihat oleh teman satu sekolah, juga oleh Amanda dan Calista cs. Sepulang sekolah, Pink menunggu bis di halte. Tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam berkaca gelap ingin menabraknya. Untungnya, Pink dapat menghindar. Lalu muncul Ruben yang mengajak Pink pulang. Pink kontan saja menolak.
Beruntunglah Pink karena Sarah segera datang bersama dengan geng sekolah lamanya. Pink serta merta melompat ke dalam mobil Sarah. Pink memberitahu Sarah bahwa ada seseorang yang ingin membuat dirinya celaka. Sarah mengantarkan Pink hingga ke rumah Pink.
Sementara di cafe, Jingga datang menemui Reza. Disambut oleh Manager cafe yang mengagumi kecantikan Jingga. Manager cafe bercerita pada Jingga bahwa ada gadis remaja yang setia menunggui Reza, bernama Pink. Jingga terkejut. Manager cafe terus berusaha merayu Jingga, namun tak berhasil. Jingga yang merasa risih, pamit pada Reza untuk pulang.
Manager cafe makin keki aja melihat Jingga berpelukan dengan Reza. Di tempat lain, Ruben bertemu dengan seorang misterius. Ruben merencanakan sesuatu, dengan sangat hati-hati. Ruben memerintahkan pada orang misterius untuk tidak bertemu sementara.
Sesampainya di kelas, Pink menemukan satu lagi surat misterius yang kembali bernada mengancamnya. Geram karena ancaman tersebut, Pink melabrak Ruben atas tindakan pengecutnya. Pink pun mengancam Ruben akan dilaporkan ke polisi atas perbuatannya. Ruben mengambil kertas yang tadi dilempar Pink dan membacanya.
Satu kejadian lagi dialami Pink. Seseorang telah memasukkan seekor kodok ke dalam tasnya. Kelas Pink berubah menjadi gaduh. Ibu Nuri kebetulan melewati kelas Pink, juga ikutan kaget.
Ketika tahu bahwa kodok itu berasal dari tas Pink, Pink langsung digiring ke ruang BP. Hasilnya, Pink dihukum dobel, karena buku PR Pink juga hilang.
Di kelas, saat istirahat, Amanda memanggil Pink. Amanda memperlihatkan buku PR Pink yang sudah tak berbentuk lagi, di tempat sampah. Melihat bukunya dirobek-robek, Pink merasa shock. Lagi-lagi kejadian yang aneh. Baru sebentar saja Pink meninggalkan kelasnya, tas hadiah dari Reza sudah dirobek pula.
Di sebuah tempat perbelanjaan, pandangan Pink tertuju pada Ruben, yang gelagatnya mencurigakan, bersama dengan seseorang yang misterius. Karena penasaran, Pink membuntuti Ruben dan orang misterius itu.
Ternyata, Pink membawa barang toko dan akibatnya sejumlah satpam mengejar Pink, karena mereka mengira ia adalah maling. Pink digiring ke pos satpam.
Pink menyangkutkan Ruben dalam masalah ini. Ruben dicari satpam dan dipertemukan dengan Pink. Satpam mempersilahkan Pink untuk menyelesaikan masalah pribadinya dengan Ruben, namun Pink meminta agar Pak Satpam itu mau menjadi saksi.
Di tempat lain, Reza khawatir dengan Pink yang semakin susah saja dihubungi. Akhirnya, Pink dibebaskan oleh satpam, sedangkan Ruben masih ditahan. Pink menyangka orangtuanyalah yang membebaskannya, ternyata teman-temannya patungan untuk membebaskan Pink.
Di rumah, Pink kena marah atas tingkah lakunya yang makin menjadi-jadi. Reza bingung, mengapa Pink tak lagi menghubunginya saat ia kena masalah, main ke cafe dan hal-hal yang biasa Pink lakukan. Pink hanya menjawab bahwa dirinya tak ingin mengganggu Reza dengan Jingga. Reza mengembalikan harmonika milik Pink.
Di sekolah, semua anak menjauhi Pink. Pink menyangka bahwa ini adalah ulah Ruben, yang menghasut Pink dengan berita-berita miring. Saat menaiki tangga, Pink tergelincir. Sontak Ruben berlari hendak menolongnya, dan secara tak sengaja, Pink jatuh di atas tubuh Ruben. Ruben panik, karena Pink tak sadarkan diri.
Hingga siang, Pink belum juga siuman. Ruben sedih dan marah. Saat Amanda datang, Ruben menitipkan Pink padanya dan ia sendiri pergi untuk melampiaskan amarahnya. Calista yang mengetahui hal itu, menghampiri Ruben. Namun, Ruben menyuruh Calista meninggalkannya seorang diri.
Saat Ruben kembali, Pink sudah siuman. Namun yang didapati Ruben adalah kemarahan Pink dan berbagai macam tuduhan yang diarahkan padanya. Amanda menjelaskan bahwa yang menolong Pink adalah Ruben. Pink tetap tak dapat menerima alasan itu dan kembali melemparkan tuduhan atas Ruben. Ruben menjadi sangat kesal dan tak dapat menahan kemarahannya lagi. Ia langsung meninggalkan Pink yang masih merasa shock dan 'tak enak'.

PINK Episode 3: 'Rahasia Surat Ancaman...'

Setelah Pink terjatuh dari tangga dan dibawa oleh Ruben ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Ruben menunggui Pink hingga tiba-tiba timbul penyesalan yang membuat Ruben melampiaskan pada sekelilingnya. Ruben menendang temoat sampah, menyenggol keras teman-teman sekolah yang dilewatinya hingga Calista pun kena getahnya.
Saat calista menghampiri Ruben dan bertanya tentang perasaan Ruben terhadap Pink, Ruben membalas dengan ancaman agar menjauhinya. Calista pun segera menjauhi Ruben.
Setelah Ruben puas melampiaskan amarahnya, Ruben kembali ke UKS. Disana Ruben melihat Amanda tengah menunggui Pink yang baru tersadar.
Pink tersadar Ruben datang, langsung mencaci Ruben. Amanda membela Ruben dengan mengatakan fakta bahwa Ruben-lah yang menolong dan membantu Pink. Pink kaget dan mencari alasan lain untuk menjatuhkan Ruben.
Sementara di Panti Tuna Rungu, Reiki sedang menunggu perempuan yang menolongnya tempo hari. Ibu panti yang baik hati menemaninya sambil bercakap-cakap. Namun hingga lama, kakak yang ditunggu itu tak kunjung datang.
Di coffe shop, Jingga telah lama menunggu Reza. Namun saat Reza datang, Jingga langsung ngambek dan meninggalkannya begitu saja. Reza hingga kebingungan akan tingkah Jingga.
Saat di tangga coffe shop, Jingga berpasan dengan geng Pink. Jingga terpikir perkataan manager coffe shop, tempat Reza bekerja, bahwa Pink sering mengunjungi Reza. Sampai di jalan, Jingga bertemu dengan Luna, adik Reza. Luna mengajak Reza untuk pulang bareng dengan mobil Luna. Jingga mengiyakan ajakan Luna.
Dalam perjalanan, Luna menceritakan perasaan anehnya akan kedekatan Reza-Pink yang terlihat lebih dari hubungan adik-kakak.
Jingga semakin curiga namun karena Luna mengompori Jingga agar cepat-cepat meresmikan hubungan Jingga dengan kakak laki-lakinya, Jingga jadi sedikit lebih tenang.
Pulang sekolah, Pink berjalan tertatih-tatih akibat luka-lukanya. Saat melewati geng Calista, Pink kembali diganggu. Ruben melihat dari kejauhan pada awalnya cuek namun setelah melihat Pink dikeroyok oleh geng Calista Ruben langsung menolong Pink.
Ruben menghardik geng Calista dan geng Calista pun langsung kabur ketakutan. Ruben memutuskan untuk mengantar Pink pulang. Awalnya Pink menolak tapi Ruben berkeras hingga Pink tak kuasa menolak lagi, terlebih Pink tak dapat menahan rasa sakitnya.
Sesampai di rumah, Pink tetap menunjukkan kekerasan hatinya dengan mengusir Ruben dari rumahnya. Ruben kontan sewot karena bukannya ditawari minuman malah langsung disuruh pulang. Tapi langkah pulang Ruben terhenti ketika Jingga datang. Jingga kaget karena lagi-lagi Pink pulang sekolah dengan luka-luka.
Pink pun menunjukkan pada Jingga aksi sayangnya ke Ruben seolah-olah Ruben adalah pacar Pink. Pink mengusir Ruben dengan bahasa tubuh seolah-seolah Ruben pulang karena kemauannya sendiri. Ruben pulang dengan kedongkolan di hati.
Jingga menelpon orangtuanya disaat Pink sedang diobati oleh ayah Reza. Jingga mengingatkan orangtuanya agar pulang ke Indoneesia tepat waktu untuk rencana makan malam keluarga bersama keluarga Reza. Sehabis ayah Reza menyuntik Pink, Jingga mengingatkan rencana makan malam yang telah disusunnya.
Keesokkan harinya, Ruben mencari-cari Pink di seantero sekolah hingga bertemu dengan Amanda. Amanda menjelaskan pada Ruben bahwa Pink tidak masuk sekolah.
Perasaan Ruben tidak karuan. Ruben pun menjenguk Pink kerumahnya. Tadinya Ruben ingin membawa sebatang bunga mawar tapi diurungkannya. Didalam rumah Pink, Ruben kaget melihat banyak orang termasuk teman-teman Pink. Pink tak kalah kaget hingga tak mampu berkata apapun. Ruben yang kebingungan langsung memutuskan untuk pergi.
Esok harinya, Pink melarikan diri agar bisa bersekolah. Pink memaksakan diri berjalan kaki ke sekolah. Amanda melihat Pink kesakitan memberhentikan mobilnya. Sesaat ketika Amanda memanggil Pink, Pink pingsan.
Amanda langsung membawa Pink kerumahnya. Untungnya dirumah Amanda, Pink cepat sadar. Setelah Pink tersadar, Amanda pamit ingin sekolah karena ada ujian. Amanda mengingatkan Pink agar beristirahat dikamarnya hingga ia kembali nanti. Pink mengiyakan. Amanda pun langsung pergi ke sekolah.
Pink tak tahan berdiam diri, menyusuri kamar Amanda hingga mata Pink tertuju pada kertas-kertas bertuliskan ancaman. Pink kaget. Ternyata yang selama ini mengirim ancaman bukanlah Ruben melainkan Amanda.
Alasan Amanda yang tertulis dalam buku hariannya adalah RUBEN. Ternyata Amanda mencintai Ruben. Sayangnya, Amanda tiba-tiba kembali karena ada buku yang ketinggalan. Sama kagetnya dengan Pink, Amanda kaget melihat Pink sedang memegang rahasia hatinya.

PINK Episode 4: 'Reza-Jingga Resmikan Hubungan'

Sepandai-pandainya menyimpan rahasia pasti akan ketahuan juga. Itulah yang dialami Amanda. Kedok yang selama ini dijaga amat sangat rapi akhirnya diketahui juga oleh Pink.
Amanda memang baru saja menyelamatkan Pink dan membawanya pulang kerumah tapi disinilah awal terbongkarnya rahasia Amanda.
Secara tak sengaja Pink membaca buku harian milik Amanda yang tergeletak begitu saja di sudut kamarnya. Pink bukan hanya marah tapi juga kecewa, gertakan Pink membuat nyali Amanda ciut.
Amanda cemburu dengan Pink karena Ruben lebih memperhatikan Pink ketimbang dirinya. Amanda menganggap Pink saingan terberatnya karena sudah sejak lama Amanda naksir berat dengan Ruben.
Kesedihan Pink belum berakhir, rencana Jingga meresmikan hubungannya dengan Reza justru menambah kesedihan Pink. Apalagi kedua keluarga mendukung rencana tersebut, apalagi kalau bukan karena urusan bisnis semata.
Belum lagi usai kesedihan Pink, teman sekolah Pink menuduh Pink sebagai biang atas ketidakhadiran Amanda. Pink yang berang lalu mendatangi Amanda dirumahnya dan membujuknya untuk masuk sekolah.
Kesedihan yang beruntun membuat Pink tak habis pikir atas semua yang di alaminya. Belakangan Pink makin menunjukan sikap cueknya pada Reza, Reza bingung dengan sikap Pink tapi Pink tak menggubrisnya.
Saat acara makan malam, Pink malah memilih tak mengikuti acara itu sampai selesai malah ngeloyor masuk kamar.
Dalam kamar, Pink menumpahkan kesedihannya, Pink yang cuek abis berubah menjadi seorang pemurung. Reza mengetuk pintu kamar Pink dan membujuk Pink membuka pintu kamarnya tapi apa yang terjadi, Pink kembali melarikan diri melalui kaca jendela.
Di tengah jalan, lagi–lagi sebuah mobil hampir saja menyerempet tubuh Pink tapi untung saja Pink berhasil menghindar.
Ternyata pengemudi mobil itu adalah Ruben, sontak saja Pink menyolot tak karuan pada Ruben. Tak ayal lagi, keduanya kembali kembali bertengkar dan Pink mengusir Ruben dari hadapannya tapi apa yang terjadi, sepeninggal Ruben, Pink diincar oleh tiga pria berbadan kekar.
Menyadari dirinya dalam bahaya, Pink celingak-celinguk mencari celah untuk menghindar. Berhasilkah usaha Pink??! Saksikan sinetron PINK selanjutnya

PINK Episode 5: 'Misteri Ruben'

Bukan Pink namanya jika dia tidak berhasil berkelit dari incaran tiga preman yang memburunya, meskipun pada saat yang bersamaan Ruben datang menolongnya, tapi bukannya lari, Pink justru ternganga melihat Ruben yang berkelahi dengan tiga preman itu.
Ruben membawa Pink ke tepian pantai, disanalah Pink mengeluarkan uneg-unegnya selama ini. Pink memendam perasaan cinta yang amat dalam pada Reza, pengakuan Pink membuat Ruben yang diam-diam mulai menaruh hati pada Pink - menjadi patah hati mendengarnya.
Ruben yang tadinya kesal mendadak menjadi iba melihat Pink dan sangat ingin melindunginya. Bak cerita dalam film, ia lalu menyuruh Pink menuliskan pesan pendek dan dimasukan dalam botol lalu menyuruh Pink melemparkannya ke laut.
Dirumah Pink juga tak kalah hebohnya, kaburnya Pink yang kesekian kali membuat ayahnya geram.
Ia lalu menyuruh Jingga menanyakan keberadaan Pink pada Reza, mendadak Jingga jadi cemberut menanggapinya.
Polemik cinta segitiga antara Jingga, Reza dan Pink membuat keluarga Reza gelagapan menanggapinya, ayah angkatnya mengancam Reza untuk tidak melanggar rencananya, yaitu menikahi Jingga demi kepentingan bisnis rumah sakit yang nyaris bangkrut.
Tapi namanya cinta, tetap saja Reza tak peduli meskipun ia juga harus memendam rasa sayangnya pada Pink.
Situasi yang tak terbaca oleh Pak Hermawan, ayah Pink membuat perseteruan cinta terpendam mengalir deras di keluarga itu.
Gaya urakan Pink membuat Ruben semakin jatuh hati pada Pink meskipun setiap ucapannya selalu di tanggapi cemoohan oleh Pink.
Masalah demi masalah menghampiri keduanya, setelah Pink patah hati karena merasa Reza tidak memilihnya gantian Ruben yang merasa risih karena diintai keberadaanya.
Rupanya ayah Ruben mengirim orang misterius untuk membujuk Ruben agar kembali ke rumahnya. Pink mulai menaruh curiga, namanya juga Pink ia langsung menuding Ruben adalah seorang mafia yang bisa saja tiba-tiba membunuhnya, tudingan itu malah membuat Pink bergidik ngeri.
Pink lalu menepis dugaan itu setelah mendengar julukan yang di lontarkan pada Ruben yang menurutnya aneh. Bagi Pink julukan 'aden' yang sayup-sayup didengarnya, hanya digunakan oleh orang-orang tertentu dan berwibawa tinggi.
Mungkinkah Ruben putra kerajaan seperti dugaan Pink? Apa reaksi Ruben menanggapi tudingan Pink? Akankah Ruben mengakui status dirinya?

PINK Episode 6: Ruben Menghilang

Akhirnya Pink kembali kerumah dengan diantar Ruben, bukannya terimakasih Pink malah mengusir Ruben.
Perlahan namun pasti Pink membuka pintu ruang tamunya dan mengendap memasuki rumah, tapi naas bagi Pink, suara kencang ayahnya menghentikan langkah Pink seketika.
Jingga melaporkan pada ayahnya bahwa Pink diantar oleh berandalan yang tak lain adalah Ruben. Pink habis-habisan membela diri, tapi tetap tak berhasil meyakinkan orangtuanya bahwa Ruben bukanlah berandalan melainkan seorang pangeran. Tak satupun diantara mereka mempercayai omongan Pink dan menganggap Pink sedang kecapekan.
Sementara itu, perang dingin yang berlatar asmara masih membayangi Pink dan Jingga. Keduanya memang menginginkan Reza, tapi apa boleh buat, rasa itu lagi-lagi harus dipendam dalam hati.
Reza tak mungkin menjalin hubungan dengan Pink, dan Jingga pun tak kan pernah merelakan Reza menjadi milik Pink. Rasanya sulit bagi Pink melepaskan bayangan Reza begitu saja, sementara Ruben yang selama ini menemani Pink, makin cemburu melihat Pink masih memikirkan Reza.
Pink menangkap ketidaksukaan Ruben pada Reza tapi namanya juga Pink, ia tetap saja membela Reza. Kebersamaan Pink dan Ruben masih diwarnai percekcokan keduanya, Pink panik karena harmonikanya hilang.
Sedangkan Ruben menganggap hal itu sebagai hal yang biasa. Pink makin nyolot, ia lalu memaksa Ruben membantu mencarikan harmonika itu. Pink mengisyaratkan pada Ruben bahwa harmonika itu seharga dengan nyawanya, tetapi alangkah kecewanya Ruben saat menangkap sorot Reza dari mata Pink. Ruben kecewa pada Pink.
Begitupun dengan Reza, beberapa kali ia menangkap kebersamaan Ruben dan Pink yang semakin dekat bahkan kepergok seolah tengah berpelukan, padahal bukan, melainkan Ruben membekap mulut Pink karena Pink berprilaku norak.
Tak berhenti disitu, Reza lalu memanfaatkan teman-teman Pink untuk menasehati Pink agar menjauhi Ruben.
Di tengah gejolak api cemburu antara Reza dan Ruben, tiba-tiba Ruben menghilang dari peredaran di sekolahnya. Sontak saja hal itu membuat Pink kelabakan, ia lantas mulai merasa kehilangan.
Pink menanyakan kepergian Ruben yang tiba-tiba pada Miko, tapi apa boleh buat, Ruben tak meninggalkan pesan apa-apa untuknya. Kemana perginya Ruben? Mengapa Ruben meninggalkannya? Apa ia di culik oleh pria misterius itu?