8 Des 2006

Sunny, Tapi Namanya Bukan Itu

Udah lama ga ada lagu yang 'gue banget'. Baru sekarang nih. Lagunya Bunga, yang judulnya Cinta Pertama (Sunny). Hihihi... Ceritanya kok agak2 mirip ya. Gue jadi inget si itu. Pokoknya 70% isi lagunya kayak perasaan gue ke dia. Haha...udah ah malu.

Cinta Pertama (Sunny)

sunny… sunny…
jantungku berdetak tiap ku ingat padamu
sunny… sunny…
mengapa ada yang kurang saat kau tak ada
sunny… sunny…
melihatmu menyentuhmu itu yang kumau

#
kau tak sempat tanyakan aku
cintakah aku padamu..

reff
tiap kali…
aku berlutut
aku berdoa
suatu saat
kau bisa cinta padaku

##
tiap kali
aku memanggil
didalam hati
mana sunny…
mana sunny ku…
mana sunny ku…

Back ##
sunny… sunny…
apakabarmu ‘kabarku baik baik saja’
sunny… sunny…
begitu banyak cerita tak habis tentangmu
sunny… sunny…
salamku untukmu dari hati yang terdalam

Back #

22 Nov 2006

Sinetron Idola (RCTI, 2006)

Pertama2 gue mau nulis sedikit tentang sinetron yang dulu gue suka. Pink. Gue nggak nulis sinopsisnya sampe tamat. Kenapa? Karena di akhir2 ceritanya udah mulai agak aneh (itu kata orang2). Kalo gue sih nggak terlalu merasa begitu. Tapi lebih kepada penggarapannya yang terlalu biasa aja dan kurang serius seperti di episode akhir. Di situ kan ceritanya Ruben (Habibi) baru balik dari luar negeri terus jenggotan. Nah, jenggotnya tuh enggak banget. Bagian make up-nya kurang bagus nih. Terus dari cerita, mau kritik juga sih, kok gampang banget bikin orang jadi meninggal, hilang ingatan, terus ada yang mati ketabrak mobil. Padahal proses seperti itu harusnya ‘agak susah’. Kesannya tuh ceritanya dibuat terlalu ‘cepat’.

Sinetron kedua yang pernah gue bahas di sini adalah Pengen Jadi Bintang. Masih di episode2 awal gue berhenti nonton karena menurut gue ceritanya ‘melambat’. Begitu2 doank. Cuma nyeritain hubungan cinta segitiga Dika-Bella-Riki. Aduh enggak banget (apalagi gue ga suka ama Bella yang asli, makin males lah liatnya). Tapi di akhir2 mulai seru lagi. Tentang Dika dan Riki yang berantem dan Riki milih gabung sama Mike, musuh mereka sendiri. Tapi ga tau gimana kelanjutannya tiba2 Dika-Riki jadi akur lagi dan mereka sekarang benar2 jadi bintang alias penyanyi rock yang sangat terkenal. Mungkin masuk ke sesi dua, diceritakan mereka berdua masuk ke sebuah sekolah dan dari situ timbul konflik2. Dika dan Riki, masing2 ada kasus dengan cewek (ceweknya berbeda) yang kemungkinan akan jadi pasangan mereka nanti. Cuma ceritanya jadi rada berlebihan aja, karena mereka selalu dikejar2 wartawan walaupun di sekolah (masuk akal, nggak? Namanya juga sinetron). Sudah ya, cukup sampe di sini aja interezzo-nya. mau nyeritain sinetron baru nih. Apa itu? Idola. Yang baru masuk episode dua.

Waktu ngeliat episode pertama sinetron ‘IDOLA’ gue langsung suka. Alasannya apa ya? Coba gue pikir2 dulu. Pertama, dua pemain utamanya udah gue kenal. Walapun mereka baru main sinetron, tapi selama berminggu2 mereka ikutan Indonesia Idol jadi mukanya udah apal banget. Ya nggak? Yang satu juara dua, yang satu juara tiga. Kedua, gue ngerasa chemistry dua pemain utama dapet banget, biarpun aktingnya masih kaku dikit. Ketiga, cerita sinetronnya tentang cinta, tapi ada scene kocak, scene marah2 (yang terlalu berlebih, menurut gue), romantis, haru, juga scene nyanyi yang bikin betah nonton (kecuali scene yang marah2 itu). Variasi deh (yang gue maksud itu episode satu). Keempat, nonton sinetron ini untuk mengatasi kejenuhan dengan maraknya sinetron jiplakan yang setiap hari menghiasi layar RCTI. Gila bo, masak tiap hari ada lebih dari satu sinetron jiplakan yang tayang. Eneg nggak tuh? Kadang2 kalo malam tv ga gue nyalain sama sekali. Ogah banget nonton jiplakan. Cuih!

Balik ke IDOLA. Kayaknya baru kali ini gue semangat ngomongin soal Indonesia Idol ya (hahaha! Tumben banget emang). Tapi gue suka tuh ama Gea, gara2 I Love Rock n Roll-nya yang mengguncangkan panggung II di 5 besar (sayang banget dia ga masuk final. Untung acara favoritku selalu pas milih juara. Huihihi). Dan Dirly, waktu workshop gue kira dia bakal out sebelum ikut Spekta. Ternyata salah bo, malah dia yang masuk final. Gara2 di internet ada yang suka banget ama dia, gue jadi ikut merhatiin apa sih hebatnya dia (dan pertanyaan itu belum ketemu jawabannya, kecuali mukanya yang ekspresif waktu main sinteron Idola). Dan serial Idola ini menepis anggapan kalo anak II ga bakal main sinetron. Siapa bilang kalo yang ikut kontes nyanyi ga boleh main sinetron? Lah, aturan dari mana itu? Penyanyi aja boleh main sinetron atau film (gue lagi nyindir penggemar II yang suka mencela AFI karena suka main sinetron. Padahal anak AFI yang suka main sinetron itu kebanyakan yang juara tengah sama juara2 akhir aja, contohnya Rindu, Lia, Tika dan Tiwi. Juara tiga besarnya jarang banget main sinetron. Kalo ada pun bisa diitung sama jari. Tia sinetronnya dua, Bojes ada dua, Indri malah cuma satu, Kia seringnya jadi figuran aja, O_o). Puas loe!

Oke, oke, nggak kayak mereka, gue nggak bakal mencela sinetron Idola. Emang ga ada alasan buat mencela, kan? Paling pertamanya aja pas liat iklannya, ‘hah anak Idol main sinetron?! Terus gimana tuh pendapat penggemar II yang suka ngejekin AFI?’ (hahaha, kok balik ke situ lagi tho, mbak).

Episode pertama ‘Idola’ gue nonton. Agak tabrakan ama Extravaganza dan Pirates of Carribian. Tumben satu malem ada tiga acara yang bagus2. Tapi waktu itu gue lebih milih nonton ‘Idola’ (kenapa ya judul sinetronnya harus terkait dengan Indonesian Idol. Idola, ngambil dari kata ‘idol’ kan? Hahaha!). Gue tulisin sinopsisnya ya. Sebenernya gue mau cari sinopsis aslinya dari internet (mungkin dari situs RCTI). Tapi karena takut nggak ketemu ya gue tulis aja duluan. Kalau pun ketemu ya nggak apa2 kan dobel? Lagian pengen tau juga apa perbedaan sinopsis asli dengan sinopsis buatan gue sendiri. Here we go...

Sinetron IDOLA, episode 1
Di suatu malam pergantian tahun, Gea dan Dirly ketemu secara nggak sengaja. Mereka tabrakan gitu, tapi dari situ mereka malah diberi gelar King n Queen. Nyanyi deh (lagunya ya Kemenangan Hati). Mereka sempat kenalan dan ngobrol2, tapi Dirly harus buru2 pulang. Gea mikir, kalo di cerita Cinderalla, ceweknya yang pulang duluan, eh ini malah kebalik (betul tuh!). Tapi Gea seneng bisa kenal dengan Dirly, apalagi Dirly ngasih minjem jaketnya ke Gea supaya dia nggak kedinginan (so sweet)

Gea masuk di sekolah baru yang ternyata sekolahnya Dirly juga. Belum apa2 dia langsung dapet musuh, yaitu Nuri, cewek yang suka sama Dirly. Nuri inget Gea adalah cewek yang bersama Dirly di malam tahun baru. Makanya dia nggak suka sama Gea. Tapi selian dapet musuh, Gea juga dapet teman, ada satu cewek yang baik sama dia. Mereka pun duduk sebangku. Dan ternyata Gea dan Dirly satu kelas. Waktu lagi pelajaran Dirly merhatiin Gea mulu sampai2 dia ditegur sama gurunya (hahaha).

Karena mau ada pertandingan basket, oleh pelatih basket (yang ternyata ayah Dirly) Dirly dan teman2nya diperingatkan harus rajin berlatih dan nggak boleh mikir hal2 lain di luar itu termasuk pacaran. Makanya ketika teman Dirly nanyain soal Gea, Dirly nggak ngaku. Tanpa dia tau, Gea mendengar kata2nya. Dari situ Gea jadi sebel banget sama Dirly.

Ibu Dirly mengajak anaknya mengunjungi tetangga baru. Tadinya Dirly nggak mau ikut. Tapi ibunya rada maksa. Akhirnya dia ikut juga. Ternyata tetangga barunya adalah Gea. Dan Gea pun pasang tampang jutek waktu ketemu Dirly. Dirly berpikir kenapa Gea bisa jadi seperti itu. Dan dia inget dengan kata2nya sendiri waktu di sekolah.

Malam2 Gea sedang memandang langit dari balkon rumahnya. Dari rumah seberang keluarlah Dirly. Gea langsung masuk karena masih sebal. Dirly menulis permintaan maafnya pada sebuah kertas yang dibuat menjadi pesawat2an. ‘Pesawat’ itu pun ia terbangkan ke rumah Gea. Setelah membaca, Gea pun memaafkan Dirly, malah dia memberikan nomor telponnya supaya mereka bisa saling bicara.

Ayahnya Dirly marah2 karena istrinya ingin bekerja padahal dia tidak mengizinkannya (ini yang gue bilang scene marah2nya terlalu berlebihan). Lewat telepon, akhirnya ayah Dirly mengetahui bahwa anaknya diam2 pacaran dengan Gea, tetangga mereka. Tapi itu semua adalah ulah Nuri yang berupaya menjauhkan Gea dari Dirly (ini yang gue bingung. Kok Nuri tau kalo Dirly dan Gea tetanggaan? Padahal Dirly aja baru tau. Apa ini ceritanya beberapa hari kemudian setelah kunjungan Dirly ke rumah Gea? Kalau di hari yang sama kayaknya ga masuk akal deh. Whatever lah...). Ayah Dirly segera naik ke kamar anaknya. Sementara Dirly sedang asyik telpon2an dengan Gea.


Sinetron IDOLA, Episode 2
Nah masih fresh nih. Soalnya baru nonton. Kesan gue, ceritanya agak loncat2. Episode kemarin kan ayah Dirly mau masuk ke kamar Dirly, tapi kok ga ada kelanjutannya.

Singkat cerita ya. Gea nemu bunga waktu dia nyari buku di perpus. Siapa lagi yang ngasih kalo bukan Dirly. Ada guru baru di sekolah. Kayaknya dia guru yang asik. Dia menyuruh muridnya memperkenalkan diri dan memberitahu hal2 yang disukainya. Dirly bilang menyukai basket. Tapi diem2 dia liat2an terus sama Gea. Gurunya tau. Gea pun bicara dan menyebutkan hal2 yang disuka. Terakhir dia mau bilang suka sama sesuatu tapi dia tidak mau mengatakannya. Setelah didesak ternyata dia bilang dia suka nyanyi. Padahal Dirly udah GR aja, dikiranya Gea bakal bilang kalo Gea suka dia (hehehe).

Gea dan Dirly jalan2 (settingnya di Puncak). Temennya (Nicky Tirta) ngadu ke ayah Dirly kalo Dirly lagi pacaran di suatu tempat. Mereka langsung pergi ke tempat itu. Temen Dirly ngeliat Dirly dan Gea. Tapi pas dia membawa ayah Dirly ke tempat itu, tiba2 Gea dan Dirly sudah tidak ada. Akhirnya ayah Dirly marah kepada Nicky Tirta (sori gue ga tau nama perannya). Ternyata Gea dan Dirly ga kemana-mana, mereka ngumpet di balik pohon. Begitu pulang, ayah Dirly mencari2 anaknya. Di kamar nggak ada. Ternyata Dirly lagi latihan basket. Dan dia bilang dari tadi dia latihan (padahal bohong tuh).

Nuri mengundang Gea ke pesta yang dibilangnya pesta kostum. Tentunya dia bohong (ugh, asli deh tokoh Nuri itu terlalu jahat!). Ketika Gea datang dengan kostum aneh dia diketawain. Nuri mengajaknya untuk ganti baju, tapi baju yang dikasih Nuri terlalu terbuka. Setelah itu Gea dikasih minuman yang sudah dikasih obat. Bukan obat tidur seperti biasanya, tapi obat yang membuat Gea dance dengan heboh (wah, kesian Gea dikerjain melulu. Gue tau nih fans-nya pasti ngamuk2 ngeliatnya). Oleh Nuri, Nicky Tirta disuruh dance bareng Gea. Saat itulah Dirly datang. Nuri senang karena rencananya berhasil. Dan Dirly pun melihat Gea dan Nicky sedang dance gila2an. Bersambung....

15 Nov 2006

Reza Artamevia Telah Kembali

Reza Artamevia. Penyanyi cewek fave saya. Sekarang dia udah comeback. Untung vakumnya gak lama2. jadi kan bisa dengerin dia nyanyi lagi.
Saya mau cerita dikit gimana saya bisa suka ama suara/lagu2nya Reza. Flashback yuk ke tahun 97 (jadul pisan). Dulu ada radio namanya TMI (Trend Musik Indonesia) yang 100% muterin lagu2 Indonesia (sekarang radionya udah ilang gara2 kerusuhan 98). Ada salah satu penyiarnya yang suka muterin lagunya Reza. Hampir semua lagu di album pernah diputer. Jadinya gue tau lagu2nya Reza walaupun gue belum punya albumnya.
Pendapat gue waktu itu tentang lagu2nya Reza, wah bagus banget. Biasanya kalo penyanyi cewek suaranya lempeng aja. tapi Reza lain. Suaranya numpuk2. Artistik. Keren. Surprise juga waktu tau yang bikin itu Ahmad Dhani. Waktu itu Dewa lagi vakum jadi Dhani bisa ngerjain proyek Reza dan Ahmad Band.
Karena kepincut dengan lagu2nya Reza, akhirnya gue beli albumnya di tahun 98. Nggak rugi deh. Lagu2nya bagus banget. Semua lagu adalah fave gue. Gue dengerin albumnya dari awal sampe akhir, jarang diloncat2.
Sampe album ke 2, saya masih beli albumnya. Tapi sayang, sekarang gue gak bisa dengerin albumnya. Gara2 tape-ku gak bisa buat setel kaset. Hiks...sebel!
Di album ke 3, Reza udah gak kerjasama dengan Dhani. Akhirnya Reza kerjasama dengan banyak musisi. Karena itu pula lah lagunya jadi lebih bervariasi. Tapi menurut saya, benang merahnya Reza jadi hilang. Karena lagu yang macam2 itu. album Reza yang ke 3, saya tidak beli (maaf). Tapi kalo dengerin lagunya bagus2 kok.
Nih cewek emang hebat. album baru 3 tapi single hits-nya banyak banget. Termasuk lagu2 yang gak ada video klipnya. Kayak Aku Wanita dan Cinta kan Membawamu Kembali.
Tapi tetep, menurut pendapat pribadi saya, yang paling bagus tuh album 1 dan 2.
Di bawah ini salah satu lirik yang saya ambil dari album pertama Reza.

Putus Saja

Setetes rintangan yang dulu terlupa
Melekat di sisi ruangan uh...cerita
Dan kini menjadi genangan problema
Oh...saatnya melepas pasung

Apabila nanti memang sudah saatnya
Lepas semua sisi hatimu yang dulu
Mungkin memang harus putus saja
Tak ada jalan yang terbaik untuk kita

Cinta yang rantas yang kau tebar
Semakin rapuhkan pendirian yang semu
Bisakah tertutup semua
Segala perbedaan

Tak ada jalan...oh...dan tak ada jalan
Uh...yeah...uh...yeah...tak ada jalan lain
Sampai di sini saja

Flower - L'Arc~en~Ciel



FLOWER by L'Arc~en~Ciel

Sou kizuiteita Gogo no hikari ni mada
Boku wa nemutteru
Omoidoori ni naranai SCENARIO wa Tomadoi bakari dakedo

Kyou mo aenai kara BED no naka me wo tojite
Tsugi no tsugi no asa made mo Kono yume no kimi ni mitoreteru yo

Itsudemo kimi no egao ni yurete
Taiyou no you ni tsuyoku saiteitai
Mune ga Itakute Itakute Kowaresou dakara
Kanawanu omoi nara Semete karetai!

Mou waraenai yo Yume no naka de sae mo onaji koto iun'da ne
Mado no mukou Hontou no kimi wa ima nani wo shiterun'darou

Tooi hi no kinou ni karappo no torikago wo motte
Aruiteta boku wa kitto kimi wo sagashitetan'da ne

Azayaka na kaze ni sasowarete mo
Muchuu de kimi wo oikaketeiru yo
Sora wa Ima ni mo Ima ni mo Furisosogu you na aosa de
Miageta boku wo tsutsunda

like a flower
flowers bloom in sunlight and I live close to you

Ikutsu mo no tane wo ano oka e ukabete
Kirei na hana wo shikitsumete ageru
Hayaku Mitsukete Mitsukete Koko ni iru kara
Okosareru no wo matteru no ni
Itsudemo kimi no egao ni yurete
Taiyou no you ni tsuyoku saiteitai
Mune ga Itakute Itakute Kowaresou dakara
Kanawanu omoi nara Semete karetai


FLOWER by L'Arc~en~Ciel

Still in the evening light, I realized it was so
I'm sleeping,
though I'm just distraught over scenarios that don't go how I had hoped

Because I won't see you today, I'll close my eyes in bed
Until the next morning after tomorrow
I'm going to just be captivated by the you in my dream

Always quivering because of your smile
I want to bloom strongly like the sun
My heart hurts so bad because it feels like it's going to break
If my thoughts won't come true, then they should at least wither!

You know, I still can't laugh
Even in my dreams I'll just say the same things
I wonder what the real you is doing on the other side of the window

Walking with an empty birdcage in the yesterday of past days
I was certainly searching for you

Even if I'm invited by the brilliant wind
I'll still keep following after you in my dreams
And even now, the sky in its downpouring blue
I look up and it wraps me up

like a flower
flowers bloom in sunlight and I live close to you

With many seeds in that hill
I'll spread beautiful flowers all over for you
Quickly, come find me, come find me, because I'm here
Even though I'm waiting to be awakened
Always quivering because of your smile
I want to bloom strongly like the sun
My heart hurts so bad because it feels like it's going to break
If my thoughts won't come true, then they should at least wither

Video
Flower PV
Flower 1996 Live
Flower 1997 Live
Flower 1998 Live

14 Okt 2006

Antagonis, Kadang-Kadang Nggak Perlu

Pernah nonton sinetron Kiamat Sudah Dekat 2? Coba cari siapakah pemeran antagonisnya? Oke, biar inget pemainnya siapa aja, gue akan list nama-namanya. Saprol, Kipli, Oppie, Topan, Ibunya Saprol, Ibunya Oppie, Ibunya Topan, Pak Bad, Ea (kakaknya Oppie), Ferry (yang suka ma Ea), Rosi (temennya Ea). Fuih capek. Banyak juga ya ternyata. Nah di antara tokoh² itu siapakah yang antagonis? Kalo nggak punya jawaban tidak apa-apa karena kalo dilihat secara sekilas di sinetron ini emang gak ada tokoh antagonis yang ‘nyata’.

Udah menjadi aturan dari dulu kalo setiap cerita, baik itu cerpen, novel, drama, film, sinetron, dll, kalo mau menarik ya harus ada konflik. Siapa yang menciptakan konflik? Ya tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Karena tokoh protagonis biasanya digambarkan dalam keadaan baik-baik saja, maka kebanyakan yang bikin kasus (baca : konflik) adalah si tokoh antagonis.

Akhir-akhir ini (sebenernya saya males ngebahasnya) sinetron2 kita disuguhi tokoh antagonis yang sangat keterlaluan. Ngeliat iklannya di tv aja udah eneg. Apalagi kalo harus nonton sinetronnya. Hiyyaaa...makasih! (menolak dengan kasar). Tapi karena sinetron ada mulu di tv, mau gak mau nonton juga. Gila deh pokoknya. Kenapa tokoh antagonis itu selalu kebagian scene yang lebih banyak daripada si protagonis? Dan kenapa si antagonis selalu lebih ‘pintar’ dari si protagonis? Di tahun2 yang lalu, sering banget kejadian dari episode awal sampe episode akhir tokoh antagonisnya mulu yang beraksi dengan kejam sedangkan tokoh protagonis kebagian tersiksa dan selalu menangis merajalela (istilahnya kok aneh, ya?). Di akhir episode baru deh si protagonis bahagia. Itu juga kalo ketauan kapan endingnya. Kebanyakan sinetron kagak jelas kapan dan bagaimana endingnya. Tau2...jebret...udah ilang aja dan ganti dengan sinetron lain. Buset dah, jadi sepanjang tahun kita hanya disuguhi tokoh antagonis yang wara wiri di tv. Alamaakkk!

Tokoh antagonis yang ada di tv mungkin ngambil dari kehidupan nyata. Tapi apa iya harus dibikin sedahsyat itu jahatnya. Buseett (capeeek...deh). Tau gak sih, kalo tokoh antagonis lagi marah2 di tv, gue pegel dengernya. Kayaknya ada orang gila yang masuk rumah gue. Bener! Malah bikin emosi. Justru gak bagus kan? Kesel tapi gak tau mau dilimpahin kemana? Masak ngomel2 ma tv? Tokoh antagonis sekarang emang dah parah banget. Hari gini kita butuh kedamaian hati malah dikasih yang jahat2. Iiihhh...

Sebenernya tokoh protagonis gak selamanya baik kok. Begitu juga sebaliknya kemungkinan tokoh jahat juga punya sisi2 baik. Jadi bisa kan tokoh protagonis dibikin nakal2 dikit sehingga tercipta konflik yang unik. Atau si antagonis dibikin jadi baik Barangkali jadi lebih seru (antagonis jadi baik jangan kalo pas ending doang!)

Pak Produser yang matre, kalo mau bikin sinetron contohlah sinetron Kiamat Sudah Dekat 2. Nyaris semua tokohnya orang baik2 (protagonis). Tapi dalam kehidupan (baca : di sinetron) mereka punya konflik sendiri2. Baik itu konflik batin maupun dengan keluarga, teman, orang yang baru dikenal, dll. Nilai plusnya karena sinetron ini sangat down to earth. Dimana sebagian orang pernah mengalami kasus yang dialami si tokoh. Entah itu masalah keuangan, pekerjaan, keluarga, temen, lawan jenis, dll. Karakternya pun sangat umum tapi unik. Karakter seperti itu mungkin ada di sekitar kita. Kalo yang udah pernah nonton KSD2, coba bayangkan tokoh Saprol, Kipli, Oppie dan Topan. Bagaimana? Unik, kan? Tiap2 tokoh punya ciri khas masing2. Oppie yang tomboy, keras namun baik hati. Topan yang agak misterius. Kipli yang suka konyol. Saprol yang rajin.

Masing2 tokoh punya konflik sendiri. Dan sinetron itu adalah proses bagaimana mereka melewati dan memecahkan konflik tersebut. Proses itulah yang kita lihat sebagai bahan pembelajaran juga renungan. Oh, ternyata tidak hanya gue yang mengalami masalah seperti itu. Orang lain juga mengalami. Bahkan lebih berat. Dari situ kita akan bisa lebih menghargai apa yang telah kita dapat.

Jadi bukan sinetron aneh dengan banyak tokoh antagonis yang gemar menyiksa hanya untuk mendapatkan harta atau pun pria/wanita yang disukainya. Itu sih sampah!

INcReDibLeS!

Mp3 AFI siapa yang paling gue favorit-in? Jawabannya banyak. Ada Tia, Alvin, Bojes, Indri, dll. Yang pernah gue download itulah yang gue favorit-in. Karena lagu itu bagus banget pas dinyanyiin sama mereka. Makanya gue download. Tapi kadang² hal lain yang bisa membuat gue suka. Bukan cuma sekedar bagus aja. Tapi mereka juga membuat gue suka dengan lagu itu. Dari yang awalnya gue tidak suka. Contohnya lagu Bring Me To Life, Jangan Pergi, Kuakui, My All (yang pernah dinyanyiin Tia). Jangan Pernah Berubah dan Yang Terlupakan (Alvin). Have Fun Go Mad, Inginku Bukan Hanya jadi Temanmu, Bintang Di Surga (Bojes). Heaven, Emotion, Sweet Child O’Mine, Crazy In Love (Indri).

Khusus buat Indri emang paling banyak. Kayaknya lagu apa aja kalo dia yang nyanyiin jadi enak. Dari list lagu Indri, semua gue suka. Cuma yang paling fave yaitu lagu² yang gue sebutin sebelumnya. Banyakan lagu bahasa Inggris. Dari lagu yang tadinya gue nggak ngeh atau nggak suka berubah jadi suka. Dan akhirnya gue malah jadi sering dengerin lagu itu. Dengan versinya Indri tentunya. Kalo versi aslinya ya kadang² aja. Indri emang TOP banget deh. Sayangnya kok akhir² ini nama dia udah jarang kedengeran ya? Kemana dia? Gue liatnya paling kalo konser AFI aja.

Dulu pas ada Indri di AFI 2005, gue langsung join milisnya. Dulu membernya masih seratusan. Sekarang? Lebih dari tujuh ratus. Sepanjang pengelihatan gue, anak AFI yang paling banyak anggota milisnya ya Indri dan Bojes. Tapi justru gue jadi jarang dateng ke milis itu. Terlalu rame. Jadi nggak bisa ngikutin. Dan akhirnya gue malah nggak tau kegiatan dia. Tapi selain itu gue emang gak begitu demen ama milis. Gak tau kenapa. Emang sempet akrab sih ma milis, terutama pas jamannya Alvin (AFI 3). Tapi makin kemari gue jadi tau apa yang menjadi fave gue dalam berinternet. Yaitu forum dan blog. Mungkin karena kalo buka milis terlalu ribet kali. Log in ke Yahoo aja suka gagal. Udah gitu kalo di milis gak bisa tau siapa lawan bicara kita. Kalo forum dan blog kan bisa liat biodatanya dan apa yang menjadi fave dia. Dan juga tampilan milis yah paling gitu² aja, gak variasi. Jadi, it’s so boring.

Balik lagi ke Indri. Dari situs
www.gerhana.com/indri (katanya situsnya dah gak ada ya? Bener gak sih? Kapan² gue cek deh) gue sempet download video. Yang Crazy in Love dan Kalau Bulan Bisa Ngomong. Cuma dua itu. Crazy in Love itu paling TOP. Gila! Serasa nonton Beyonce. Hehehe... Padahal tadinya gue gak demen ma tuh lagu. Ternyata seorang Indri bisa mengubah semuanya. Gue pengen upload video itu ke youtube, tapi belum sempet nih. Pengen sharing gitu. Pasti ada yang mau liat. Apalagi Incredibles jumlahnya gak sedikit.

7 Okt 2006

F4 (Fan Fiction From Farelnine)







Jerry : Aku mau jadi dokter ah. Keren kan? Tapi yang jadi suster siapa ya?
Zai Zai : Kakak pertama, saya aja yang jadi suster. Saya bisa kok. Liat nih, cantik kan ? (kedip² mata)
Jerry : Tapi mukamu jangan aneh gitu, dong.
Zai Zai : (malu-malu kucing)
Ken : Aku mau juga ah jadi dokter.







Zai Zai : Saya jadi pasiennya ya?
Ken : Hm, boleh.
Jerry : ZZ plin plan nih. Pilih jadi suster apa pasien?
Zai Zai : Pucing ah. Mending saya main pesawat²an.
Ken : Kayak anak kecil aja.
Zai Zai : Biarin. Saya kan emang paling muda. Hehehe...
Jerry : Vanness, kamu mau jadi apa?
Vanness : Sebentar, saya mau mikir dulu.
Ken & Jerry : Buruan!











Vanness : Kalian itu ribet deh. Saya mau joged aja. Biar rileks. Hehehe...
Jerry : Ikutan donk! Kita goyang ngebor apa ngecor?
Vanness : Anu...goyang dombret aja.
Ken & Zai Zai : ????







Ken : Mending kita balap lari aja. Aku mau ngurusin badan nih.
Vanness : Ayooo...siapa takuut!
Ken : Yipee! Aku larinya paling duluan.
Zai Zai : Kakak ketiga, kamu berhasil dikalahin sama si dogi.
Ken : Doh
Zai Zai : Pegel deh lari-larian. Main sepeda yuk!
Vanness : Yeee...ZZ ama Jerry enak banget tinggal mbonceng.
Zai Zai : Kakak, ini sepeda tandem lagi. Saya juga ikut genjot
Vanness : Oh, iya ya. Peace dulu ah :p
Jerry : Biar keren gimana kalo kita naik mobil. Aku yang nyetir. Oke?
ZZ, Ken & Vanness : Oke deh, rambut nanas.
Jerry : Grrrr...hehehe...


NB: kisah di atas hanya karangan saya belaka. Apabila ada kesamaan tokoh dan tempat kejadian, itu memang disengaja. Peace!

*****

Buka Puasa di Tempat Yang Tidak Biasa

Sekarang lagi bulan puasa. Sebagian besar gue menghabiskan waktu buka puasa di rumah. Home sweet home. Tapi pernah juga sih di tempat yang lain. Misalnya di rumah temen, kalo ada buka puasa bareng. Tapi itu jarang banget. Atau di sekolahan, waktu ada pesantren kilat. Gue inget tuh waktu kelas dua sma. Hihihi... Kelas 2.4 SMU 3 Bekasi angkatan 1998-2001.

Tapi selain di rumah, tempat yang paling berkesan (baca: paling aneh) yang pernah menjadi tempat berbuka adalah di kereta. Yup...gue pernah buka puasa di KRL kesayangan penduduk Jabotabek itu. Hihihi...

Dari kereta ekonomi sampe kereta AC pernah gue jabanin. Nggak sering sih. Bisalah diitung ama jari berapa kali gue buka puasa di kereta. Kalo dulu gue naiknya kereta ekonomi. Buset. Kayaknya kalo naik kereta itu pas sore2, gue nggak pernah dapet duduk deh. Tapi herannya kuat2 aja tuh. Maksudnya nggak pernah pingsan atau semaput. Hihihi... Padahal kalo bukan bulan puasa, pulang siang atau sore (dan belom makan siang) pasti bakalan kelaperan banget. Perut krucuk2 kayak apa deh tau. Kalo berbuka puasa di kereta, biar sempit2an gitu tapi kalo udah jam buka ya buka. Rame2 gitu sama penduduk segerbong. Serasa buka bersama deh...hahaha. Tapi sori2 nih gue agak2 lupa pengalaman buka di KRL ekonomi. Udah lama sih.

Nah kalo di KRL AC, tepatnya dua tahun yang lalu. Waktu itu ada ujian sore. Waktu ujiannya jam 3 sampe setengah 5. Kalo bisa jawab cepet bakalan bisa ngejar kereta ekonomi jam 4. Tapi kalo soal ujiannya susah ya pulangnya ngepas jam setengah 5, ya akhirnya naik KRL AC jam 5 lewat.

Wah, enak ya naik KRL AC. Lega. Hehehe... Tapi dinginnya kadang2 nggak nahan. Harusnya sebelum jam 6 keretanya udah sampe deket rumah. Tapi keretanya suka di tahan di sekitar Gambir. Akhirnya keretanya sampe di stasiun nggak jauh beda sama KRL ekonomi yang berangkat dari Kota jam 5 kurang. Dan akhirnya beberapa kali gue buka di kereta. Biasanya gue beli frutang di abang2 tukang minuman (ya iyalah...masa di abang tukang koran). Soalnya gue jarang bawa air kalo bulan puasa. Ntar dikira nggak puasa. Lagian gue kan suka nggak bisa nebak, gue bukanya di rumah atau di jalan. Bukanya cuma minum aja. Nggak beli makanan. Kalo kebanyakan makanan entar dikira mau piknik lagi. Wakakakaa... Apalagi di kereta suka ngedeprok gitu. Bukan gue doank lho. Semua juga begitu. Gue cuma ikut2an aja. Huehehe...

9 Sep 2006

PINK Episode 23

Pertama2 mau hiks hiks dulu karena saya tidak nonton Pink episode 22. Huhuhu... Mana gue tau kalo Pink pindah jam tayang jadi Kamis jam 10 malam. Aduh kemaleman banget. Tapi gapapa deh. Daripada nggak tayang sama sekali.

Episode 23 kemaren lumayan banyak tuh scene Pink-Ruben *asyiiikk!*. Oya, sore harinya jam 5, gue ngeliat Agnes di serial Hospital. Eh, malamnya di Pink. Yang jelas image-nya jauh berbeda. Ya udah, langsung aja ya gue tulis Pink-nya. Tapi banyak adegan yang terlupakan nih. Karena fokusnya cuma ke Pink-Ruben aja. Hihihi...

Pink Episode 23

Adegan dibuka dengan Luna yang ngemis2 minta tinggal bersama Reza dan Jingga. Jelas saja Reza menolak karena dia tahu Luna merupakan sumber masalah. Tapi karena Jingga setuju, akhirnya Luna tinggal bersama mereka. Tapi tanpa disadari ternyata Luna menyiapkan rencana2 untuk menghancurkan kehidupan rumah tangga Reza dan Jingga.

Ruben mengendap2 sambil membawa tali. Sementara Pink sedang membaca buku di kamarnya.
“Cinta sejati nggak mungkin bersatu?” Kening Pink berkerut. Barangkali dia ingat kasus asmaranya dengan Reza.
Tiba2 ada suara dari luar kamar Pink.
“Siapa itu?” tanya Pink.
“Kucing.”
Pink bangkit sambil ketawa.
“Kucing tuh kalo dipanggil jawabnya meong, bukan kucing.”
Betul, tuh! Hahaha!
“Pasti Ruben.”
Pink membuka pintu kamarnya yang berbatasan dengan balkon. Dan betul, ternyata Ruben.
“Ngapain kamu? Kayak maling aja,” tanya Pink.
“Aku emang mau mencuri hati kamu.”
“Mau mencuri, ya? Ya udah pintunya gue tutup lagi.” Pink pun mau menutup pintu kamarnya. Tapi segera ditahan oleh Ruben.
“Eh, eh, tunggu! Gue ke sini karena mau menawarkan hati aku untuk kamu.”
“Satunya berapa, Bang? Kayak sales aja.”
Lupa nih terusannya. Intinya, Ruben menyatakan cintanya pada Pink lagi. Tapi Pink kelihatan ragu2. Dan ketika Ruben mau mencium Pink, gadis itu malah melengos sehingga yang kena cium adalah keningnya (padahal tujuannya kan bibirnya :p).
‘Ruben, andai saja gue bisa nerima cinta lo,’ kata Pink dalam hati.

Pagi hari, ponsel Pink berbunyi. Pink pun bangun.
“Hah? Apa?”
Pink membuka pintu kamarnya. Di bawah balkonnya ada Ruben yang sudah pake baju olahraga. Rupanya dia ngajak jogging bareng.
Mereka pun berdua lari.
“Duh, capek!” kata Pink.
Keduanya duduk di bangku taman. Ruben memandang Pink dengan pandangan yang aneh.
“Ben, lu kenapa sih?”
Tapi Ruben tidak menjawab. Dia terus memandangi Pink.
“Ben, jadi serem nih.”
“Pink, aku mau ngelamar kamu.”
Pink bengong.
Kemudian Ruben memetik daun mangga dan membentuknya menjadi cincin. Dia memakaikannya ke jari Pink.

Pulang2, Pink bawa bunga. Mukanya bingung. Dia membaca tulisan yang ada di kartu. Seperti biasa isinya pernyataan cinta Ruben. Pink resah karena sebenarnya cintanya hanya untuk Reza seorang.
“Dari siapa? Ruben? Dia ngelamar kamu?” tanya mama Pink.
“Iya, Ma.”
“Terus bagaimana?”
“Ruben sih baik, tapi...”
“Mama lihat kalian kompak.”
“Emangnya mau bikin kesebelasan, kompak.”
Papa Pink ikut nimbrung (tapi saya lupa dialognya).

Ruben pulang dengan wajah yang tidak bersemangat.
“Kenapa? Lamaran lu ditolak?” tanya Robin.
“Kok tahu gue ditolak? Pink bilang mau pikir2 dulu.”
“Jangan2 dia masih suka sama Reza.”
“Jangan sebut nama itu lagi!”
“Yang sopan, dong! Kakak, nih.” Robin menunjuk dirinya sendiri. “Selamat menunggu. Mudah2an lu nggak mati penasaran.”

Malam2 Ruben manjat balkon Pink lagi. Kala itu Pink belum tidur. Ia sedang mondar mandir di depan kamarnya. Pink heran melihat tali yang terjulur dari balkonnya. Pas dilihat ke bawah, ternyata Ruben.
Hup! Ruben pun berhasil melompati pagar balkon.
“Jadi dari kemarin begini cara lu untuk dateng ke kamar gue?” tanya Pink.
“Kok belum tidur? Mikirin gue, ya?” tanya Ruben genit.
“Ke-GR-an lu!”
“Oya, Pink, gue bawa sesuatu buat lu.”
Ruben membuka tasnya. Sebuah kantong plastik ia serahkan pada Pink.
“Apaan nih?” Pink melihat isinya. “Buah? Orang mah bawain bunga kek. Ini bawa buah. Kayak mau nyogok orang tua aja.”
“Kemaren gue udah bawa bunga,” balas Ruben.
“Iya ya. Mendingan buah bisa dimakan.”
Pink dan Ruben mengambil jeruk dari kantong dan memakannya.

Sementara itu, Luna terus mempengaruhi Jingga agar mencurigai Reza. Apalagi Reza bekerja di kolam renang yang otomatis banyak cewek cantiknya. Di tempat Reza bekerja, Luna membayar seorang wanita agar ngerjain Reza. Suatu hari, Jingga mengajak Luna pergi ke tempat Reza bekerja. Seroang wanita (pura2) tenggelam dan ditolong oleh Reza. Saat Reza sedang memijat kaki wanita itu, Jingga melihatnya. Jingga pun langsung shock dan dibawa ke rumah sakit. Ternyata Jingga membutuhkan donor sumsum dengan segera. Pink pun bersedia menyumbang untuk Jingga. Tapi tampaknya Ruben keberatan.
“Pink, kenapa lu mau jadi donor sumsum? Gue takut kehilangan lu,” kata Ruben.
“Tapi gue takut kehilangan Jingga.”
Robin datang.
“Jingga kenapa?” tanyanya.
“Jingga butuh donor sumsum.”
“Gue mau nyumbang buat dia.”
“Nggak bisa sembarangan gitu, Bin. Donornya hanya bisa dari pihak keluarga,” kata Pink.
“Kenapa Jingga bisa sakit begitu?”
“Dia melihat Reza sedang mesra dengan cewek di kolam renang.”
“Apa?” Robin tampak kesal dengan Reza.
“Kita nggak bisa nyalahin Reza. Siapa tau itu kerjaannya Luna,” kata Ruben. “Kayak yang dia lakukan ke kita.”
Dan kata2 itu bikin Pink heran.
“Luna?”
“Dia lagi nyari bapak buat anaknya.”

Begitu tahu bahwa Pink mau mendonorkan sumsumnya, Jingga langsung mikir. Betapa baiknya Pink. Semuanya diberikan ke Jingga. Bahkan Reza, orang yang amat dicintai oleh Pink.

Reza meminta Luna untuk segera meninggalkan rumahnya. Karena sejak ada Luna, kehidupan rumah tangganya jadi kacau. Luna berdalih dengan mengatakan Reza tidak tau terima kasih. Padahal keluarganya sudah merawat Reza sejak kecil. Reza tidak bisa berbuat apa2. Diam2 Luna memang punya rencana licik untuk menghancurkan kehidupan mereka. Karena ia tidak bisa melihat orang bahagia di atas penderitaannya.

Pink dan Ruben naik ke mobil.
“Pink, makin lama gue makin jatuh cinta sama lu.”
“Nggak bonyok tuh, jatuh mulu,” sahut Pink.
Ruben senyum.
“Itu karena lu orangnya baik banget.”
Pink mikir dalam hati. Sampai saat ini dia belum bisa membalas cinta Ruben.

Di rumah Jingga. Luna bikin kebohongan lagi dengan mengatakan bahwa ayah dari anaknya adalah Reza. Tentu saja Jingga shock. Untung Pink dan Ruben keburu datang. Dan mereka mengusir Luna dari sana.

Jingga berterima kasih pada Pink karena adiknya itu mau mendonorkan sumsumnya dan juga merelakan Reza untuknya.
Ruben nyeletuk.
“Kata Pink seperti membagi donat aja.”
‘Tapi yang kamu berikan itu nyawa Pink,’ ujar Jingga dalam hati.
“Sebentar lagi kan Ruben mau ngelamar aku,” kata Pink sambil melirik ke arah Ruben.
Ruben cuma senyum tapi datar.

Adegan matahari terbenam. Pink dan Ruben saling memandang. Kemudian mereka berpelukan.

Tiba saatnya hari pertunangan. Pink cantik sekali. Begitu juga Ruben, ganteng banget. Saat papa Ruben mau mengumumkan pertunangan mereka, tiba2 Jingga pingsan.

Bersambung...

5 Sep 2006

Tamasya


Pernah tamasya ke mana yang paling jauh? Gue ke Borobudur dan Parangtritis. Kayaknya itu yang paling jauh. Itu juga sekalian mudik tahun 2003. Perginya hari kedua Lebaran kalo ga salah. Dari Borobudur langsung dilanjut ke Parangtritis. Ternyata...jauh. Kalo suruh milih gue lebih suka ke Borobudur. Lebih...apa ya...lebih enak aja tempatnya *soalnya gue lebih suka pegunungan*. Kalo Parangtritis agak kurang rapi aja *maaf lho*. Tapi dua2nya asyik kok. Huhuhu...pengen ke sana lagi. Oya, pulang dari Parangtritis sempet ngelewatin Malioboro. Tapi cuma lewat doank.

Kalo dari kantor bokap gue, tiap tahun langganannya ke Puncak. Entah itu ke Taman Safari, Cibodas, Ciater...pokoknya sekitar2 situ deh. Sampe bosen gue karena sudah apal sama jalanannya. Ada kali lima tahun gue ga pernah ngikut. Sekarang gue agak2 mulai lupa.

Studi tur sekolah lain lagi. Pas smp dan sma tujuan studi tur pasti ke Bandung. Sekolah lain mah udah sampe ke Jogja dan Bali. Eh, ini stuck di Bandung. Tapi gue suka suasananya. Dingin2 gimana gitu...haha! Perpisahan smp sempet ke pantai. Tapi gue lupa pantai apa. Anyer, Carita atau Pangandaran? Pokoknya ngelewatin Cilegon dan pabrik Krakatau Steel.

Pas sma sempet dapet tugas dari sekolah meneliti kebudayaan Indonesia. Berenam pergi ke Taman Mini. Ternyata Taman Mini itu luas. Gempor dah. Tapi seru banget. Kita sempet makan2. Gue sih makan soto tapi makannya berdua sama temen sebangku gue, Frist. Hahaha! Gue kangen ama tuh anak. Orangnya rame sih, ceria. Bikin gue jadi ‘hidup’.

Waktu kuliah sempet piknik sendiri ke beberapa tempat. Nggak pas sih kalo dibilang piknik. Pertama ke Monas. Itu karena ada tugas kelompok dari kampus *satu kelompok anggotanya banyak banget*. Dari kampus ke Monas naik kereta. Cepet juga. Paling setengah jam dah sampe. Yang bikin capek, dari St. Juanda ke Monas jalan kaki. Oya, waktu itu Monasnya belum dipager. Kita sempet naik ke atas. Oh, ternyata di atas kayak gitu toh. Kayaknya dalam tugas itu, gue cuma ikut acara jalan2nya aja. Soalnya pas ngerjain makalah dan diskusi *waktu itu kuliah kewiraan kalo gak salah*, gue sama sekali tidak ikut berpartisipasi. Dasar! :D. Itu karena temen2 gue lebih pinter.

Yang kedua ke Ragunan. Rame2 bareng temen. Tapi mereka pada bawa pasangan. Sial. Akhirnya gue berduaan aja ma temen gue yang single juga. Untung ada temennya. Sempet ada kejadian buruk. Sendal gue bermasalah, talinya mau copot. Huh! Jalannya jadi nggak enak.

Ketiga ke Dufan *gak gitu jauh dari kampus*. Perginya berdua sama temen gue. Sengaja nggak ngajak temen gue yang satunya lagi. Abis sebel karena di Ragunan sempet nyebelin banget. Tapi kayaknya di sana gak sempet naik apa2. Pusing duluan abis naik kora2. Haha!

Sebenarnya ada tempat wisata yang sangat dekat dengan kampus gue. Tinggal jalan kaki doank. Yaitu wisata Kota Tua. Ada Museum Fatahillah (nama aslinya sih Museum Sejarah), Museum Keramik dan Museum Wayang. Mungkin di sana nggak ada apa2. Tapi kalo liat bangunannya...hm...serasa diseret ke jaman kompeni. Terutama Museum Fatahillah, itu bangunannya 'Belanda banget'. Dia antara ketiga itu gue cuma pernah ke Fatahillah. Waktu itu baru2 masuk kuliah sempet iseng main ke sana gara2 ada jam kuliah yang kosong.

Ke Rumah Teman

Hari kamis minggu lalu, gue dan Novi main ke rumah Sumi di Krendang. Perjuangan yang berat. Gue sampe duluan di Beos jam sepuluh. Si Novi belum dateng2. Ya udah gue tungguin. Buset, lama banget. Ternyata menunggu memang pekerjaan yang menyebalkan. Tapi gue flashback dikit. Dulu kalo kereta gue telat, temen2 gue juga suka nungguin gue. Hehehe... Jadi impas deh.

Akhirnya Novi dateng juga. Kita langsung cabut. Novi sempet bilang kalo Sumi mau ke rumah sodaranya buat ngater kue. Baliknya jam sebelas. Pas sampe ujung gang rumahnya Sumi, ternyata tuh anak belum pulang2 juga. Novi udah gempor kali nelponin. Akhirnya kita duduk2 di pinggir kali sambil minum es kelapa *es kelapanya gak enak*. Suasana di sekitar situ rame banget. Banyak orang, mobil, motor, sepeda, bajaj pada mondar mandir. Gue emang gak pinter ngitung, tapi kalo gue perkirakan yang lewat bisa puluhan orang setiap menitnya. Abis di situ deket pasar sih *pantes*. Oya, kali yang ada di deket situ warnanya gak jelas banget. Antara item, ijo dan abu2. Seperti rata2 kali yang ada di Jakarta deh. Tapi herannya kok gak bau ya? Gak kayak yang deket kampus tuh.

Setelah lama nongkrong di tempat es kelapa, akhirnya kita muter2 lagi buat nyari rumahnya. Meskipun udah pernah ke sana sekali tapi Novi lupa lokasinya. Maklum banyak gang *kalo disuruh ke sana lagi, gue pasti lupa juga*. Akhirnya ketemu juga deh sama Sumi. Tuh anak bikin pangling abis rambutnya dipotong. Ya udah sampe juga lah di rumahnya. Hmm...pemukiman yang padat. Rumah satu dan rumah lain dempetan. Gue juga pernah menjumpai situasi seperti itu di tempat tinggal temen gue di daerah Palmerah dan Priuk. Tapi di Krendang ini lebih padet. Maklum di tengah kota dan deket Glodok. Di rumah Sumi, kalo kita baru keluar pintu rumah, langsung bisa menyapa tetangga kira2 sepuluh orang. Wuaaa!

Rumah Sumi lebih bagus dari bayangan gue sebelumnya. Agak jahat sih gue. Masak bayanginnya yang jelek2. Hehehe...maap. Tapi ya gitu, agak kecil. Nggak ngaruh lah. Dia kan cuma tinggal berdua ama bokapnya. Nyokapnya baru meninggal 40 hari-an. Kasian, ya. Gue sempet liat kamarnya. Wuih, lebih rapi dari kamar gue...hahaha! Dia mah rajin bersih2. Emangnya gue, pemalas. Di kamarnya juga bertebaran poster2 Shahrukh Khan, artis favoritnya dia. Hahaha! Ternyata tuh anak maniak juga. Gue udah berteman sama Novi dan Sumi lima tahun semenjak masuk kuliah. Tapi baru kali ini gue main ke rumah Sumi. Ke rumah Novi malah belum pernah. Dan mereka juga belum pernah ke rumah gue.

3 Sep 2006

Grand Final AFI 2006

Gue mau sedikit review tentang konser Grand Final AFI tanggal 2 Sepetember 2006. Kenapa posting di blogspot? Kenapa gak di blog Indosiar yang seatap dengan AFI? Hehehe... Alasannya pertama, ini nulisnya di word. Di blog indosiar kalo tulisan copy paste dari word sering ga bisa masuk. Kedua, tulisannya panjang banget jadi pasti orang males bacanya. Ketiga, kadang2 ada orang rese di sono. Jadi di sini aja, biar aman dan engga ada yang baca...hehehe...

Kalo penampilan grand finalisnya satu2 gue agak lupa. Mau review secara keseluruhan aja. Baik finalisnya maupun penyanyi pendukungnya dari AFI senior.

Penampilan dibuka dengan lagu Andi-Hey Cantik *btw tuh lagu siapa yang nyanyi sih?*. lalu Widi dengan lagunya Tompi-Selalu Denganmu *kayaknya bakal jadi lagu andalan dia*. Lanjut ke Mega-Indah Hari Ini. Terus mereka nyanyi bertiga lagu Dansa Yo Dansa. Tiga lagu yang dibawakan masing2 akademia pernah dinyanyikan di konser eliminasi. Di akhir konser tiga akademia nyanyi bareng lagi, lagunya Kenangan Terindah-Samsons *selalu tuh lagu dinyanyiin dimana2*.

Tiba saatnya dikomentari. Pertama Widi nyanyi lagu Dealova. Sebenernya kayaknya nadanya ada yang sedikit out ya. Tapi secara keseluruhan sih oke, apalagi bagian belakangnya yang wuoo...wuoo...itu. Susah lho, tapi Widi bisa. Dan kayaknya Mba Iie tau dia bakalan menang, jadi langsung ditanyain paspor segala. Hihihi... Kedua Mega nyanyi lagunya The Groove-Dahulu. Rieka Roeslan nonton tuh. Kayaknya seneng banget lagunya dinyanyiin. Ketiga Andi nyanyi Kamulah Satu-satunya-Dewa. Sempet dikerjain tuh. Disuruh bergaya bintang. Abis Andi kalo di panggung kelihatan terlalu datar sih. Hehehe...

Lagu kedua pilihan pemirsa. Mega nyanyi lagu Dear Diary-nya Ratu. Andi nyanyi Ku Katakan dengan Indah-Peterpan dan Widi nyanyi lagu Kisah Romantis-Glenn Fredly. Widi siaran ulang tuh. Kan dia pernah nyanyi lagu itu di duel konser dulu. Tapi sekarang pake model. Terlalu lama tuh modelnya, penontonnya dianggurin. Hehehe...*hehehe mulu*.

Nah pas duet seru tuh. Pertama Andi duet ama Tia, lagu Hebat. Bintangnya Andi keliatan kalo duet ma Tia. Hihihi... Dilanjutkan Mega dan Sutha-My Heart. Terakhir, yang menggemparkan sekali yaitu duetnya Widi dan Ade-Naluri Lelaki. Aduh speechless neehh, abis keren banget. Penutupan yang oke dan top abis *tepuk tangan*.

Penampil2 lain dari AFI senior. Siapa aja ya, nah lho lupa. Oya, lagu Berhenti Berharap-nya Sheila on 7. Ada Rifky, Dicky, Taufan, Hendri, Anjar, Rizwar. Disambung lagu Cinta adalah kenangan *maaf judulnya lupa. Semua Jadi Satu?*. Dinyanyiin rame2 sama akademia cewek. Semua akademia cewek AFI 2006 ada. AFI seniornya ada Rini dan Cindy *ternyata no. 5 itu lebih baik ya dari no. 4*.

Lalu Haikal dan Indri nyanyi duet lagunya Iwan Fals-Izinkan Aku Menyayangimu *di akhir lagu ada acara cium kening*. Langsung dilanjut dengan lagu Dewa-Sedang Ingin Bercinta *arransemen baru*. Ada Leo, Alvin, Takeda, Vindra, Haikal, Veri, Indri. Mereka pake baju item2. Wah, Indri paling cantik *cewek sendiri sih*. Di antara AFI 1 sampe 2005, dia doank 3 besar yang cewek. Mawar kan udah gak tau kemana. Sedangkan Tia biasanya dipake buat acara utama kayak yang duet dengan jawara itu.

Sebelum pengumuman pemenangnya, semua akademia AFI menyanyikan lagu Menuju Puncak *versi slow*. Keren! Semuanya pake baju putih2. dan juara AFI 2006 adalah Widi!!!!!!!! Yipeeee...

Terakhir, intermezzo sedikit, kenapa gue suka ma AFI? Karena fav gue kebanyakan ada di sana. Apalagi kalo lagi ngumpul seperti acara GF, pasti bakalan rame. Dan jiwa kekeluargaan mereka kuat banget, maklum satu atap. Hm...siapa aja fav gue di AFI? Wah banyak deh. Di tiap AFI ada.

Mr. Groovy part 2

10. Sudah by Nidji
Hari Rabu tanggal 26 Juli nggak nonton diary. Karena gue lagi ada di kampus, lagi nonton ;). Hehehe... jam tiga baru pulang dari sana, sampe rumah jam setengah lima sore. Hari sabtu pas liat milis, baru tau kalau ternyata Widi nyanyiin lagu dari Nidji. Yaah, biasa aja sih sama lagunya, coz rada slow dan bikin ngantuk *oops*. Sampe Widi nyanyiin pun, gue masih agak kurang ngeh. Di awal slow banget. Pas endingnya tuh menggebu2. Gue nggak ngerti istilah musiknya apa... mungkin klimaks kali yee... Pokoknya ya gitu deh.

11. Cukup Sudah by Glenn Fredly
Ini lagu sih Widi banget. Tapi sayangnya pas konser, dia malah banyak yang out, karena ga bisa denger monitor. Ihiks...aduh Wid, next time better, ya. Tapi gue masih penasaran nih. Kapan Widi dapet lagu yang ngerock? Pengen tau jadinya kayak gimana. Apakah sebagus dia nyanyi lagu RnB? Kalau lagu slow, gue sih dah percaya. Contohnya waktu dia nyanyi lagu Ada band yang Haruskah Ku Mati. Bikin gue jadi favorit ama tuh lagu ampe sekarang :).

12. Izinkan Aku Menyayangimu by Iwan Fals
Di lagu ini Widi duet sama Rita *kalo solo kayaknya asyik, tuh ;)*. Pas hari Rabu di pembagian lagu nggak disebutin mereka dapat lagu ini. Makanya gue taunya pas mereka nyanyi aja. Ternyata nyanyinya...bagus buangeedh. Daleeemm... Jadi inget pas Widi nyanyiin lagu Haruskah Ku Mati. Nah kayak gitu deh penghayatannya, mantep! Lagu itu udah akrab banget di telinga. Karena hampir setiap hari diputer jadi opening dan ending sebuah sinetron. Minimal dua kali sehari denger lagu itu. Gimana nggak akrab? Yang nonton pun pada ikut nyanyi. Ahh... bagus deh pokoknya pas Widi nyanyi... saking bagusnya ampe pengen nangis, nih *hiks hiks...*

13. Kau by Ello
Widi dapet nyanyi pertama. Lebih baik daripada minggu sebelumnya. Pas bintang tamunya Ello lagi. Pokoknya asyik laah...

14. Inginku Bukan Hanya Jadi Temanmu by Yovie and Nuno
Huehehe....liriknya ada yang salah tuh :p. Sebenarnya untuk lagu ini, gue masih kepincut sama versinya Bojes. Tapi ketika Widi yang nyanyiin juga bagus :-).

15. Penasaran by Rhoma Irama
Wuaaa...liriknya ada yang salah lagi. Kagok kali, ya. Tapi asyik dah. Dia mah nge-groove banget. Di antara semua akademia cuma dia yang pernah nyanyi lagu dangdut. Dua kali lagi. Minggu ketiga, dan minggu ke-sebelas. Wow!!! Ternyata perjalanannya sudah sangat panjang. Nggak kerasa, deh.

16. Jangan Pernah Berubah by Marcell
Hiyaaa...liriknya dipotong kayak waktu Ade dulu. Kalo Alvin liriknya full. Tapi lagunya emang panjang sih. Empat menit lebih. Dan bagian pentingnya ada di akhir2.
17. Jadilah Kekasihku by Widi
Akhirnya lagu ciptaan Widi dinyanyiin juga. Suka deh. Karena lagunya full sampe abis. Kalo di diary kan cuma sepotong. Mba Iie juga kayaknya suka tuh. Sampe minta diulang reff-nya terus nyanyi bareng deh...hahaha...seru banget. Lagipula ini pertama kali akademia menyanyikan lagu sendiri.

18. Rame-rame by Glenn Fredly
Cuma sedikit kata. Seru banget! Durasi lagunya panjang lagi. Dan nge-groove abizzz. Widi cocok banget nyanyi lagu ini. Asyik buangedh deh.

19. Dealova by Once
Pas bagian depan kok temponya aneh gitu ya...hihihi...agak telat atau kecepetan. Cuma bagian belakangnya yang wooo...wooo...itu kan susah banget ya. Tapi Widi bisa lho. Mana durasinya lumayan panjang lagi. Tapi menurut gue ada yang sedikit out *bener gak yah?*

20. Kisah Romantis by Glenn Fredly
Sudah pernah dinyanyiin waktu duel konser. Tapi yang bikin beda karena pas nyanyi ada modelnya gitu. Menurut gue kelamaan tuh modelnya. Jadi penonton serasa dianggurin. Hehhehe... Padahal lagunya asyik banget. Apalagi yang nyanyi Widi.

21. Naluri Lelaki by Samsons
Widi duet bareng Ade. Wahh...menggemparkan! Dua akademia kesayangannya Mba Iie nyanyi bareng. Mba Iie aja sampe bilang dua golden boy ada dalam satu panggung. Hihihi...baru kali ini gue idem ama pilihannya Mba Iie. Kalo tahun kemaren engga *soalnya gue lebih jagoin Indri sih*. Pokoknya sebagai closing, mereka dahsyat banget. Sahut2annya passs banget. Kompak.

26 Agu 2006

PINK Episode 21


Pink Episode 21

Ibunda Reigy melihat anak perempuannya berenang. Ia sempat menyesal karena tidak bisa melihat perkembangan putrinya itu. Namun sekarang ia senang karena Reigy sudah berkumpul kembali dengannya.

Sementara Luna yang hamil, minta pertanggungjawaban Faisal.

Pink melihat Jingga di kamarnya. Dia sudah tertidur. Kemudian Pink turun tangga yang langsung disambut oleh Ruben.
“Pink, gimana?” tanya Ruben.
“Jingga baik2 aja. Tadi dia udah minum obat.”
“Bukan Jingga. Tapi elo. Lu nggak apa2 kan?”
Pink tidak menjawab. Lalu Ruben memeluk Pink, dia tahu Pink masih shock. Tapi pelukan itu dengan segera dilepas oleh Pink begitu dia melihat Reza.
“Ya udah gue mau pulang dulu,” kata Ruben. “Mau bareng?” tanya Ruben pada Reza.
“Duluan aja. Gue masih ada perlu sama Om Hernawan,” kata Reza.
Akhirnya Ruben pergi, tapi dia sempat menoleh ke belakang. Seakan-akan curiga dengan kedekatan Pink dengan Reza.

Kepada Om Hernawan, Reza melamar Jingga. Dia sudah tau keadaan Jingga dan berniat ingin membahagiakannya. Malah dia ingin pernikahannya dipercepat.

Keluarga Ruben berkumpul membicarakan rencana pernikahan Reza yang terkesan mendadak. Tapi mereka menerima apa pun keputusan Reza. Lagipula Jingga ingin pernikahannya berlangsung secara sederhana. Saat itulah Ruben muncul mencari2 Robin.
“Robin mana, ya?” tanyanya.
“Tadi pagi dia pergi ke rumah Jingga,” kata Renata. Dalam hati dia berpikir. Oh iya, Robin kan naksir Jingga.

Jingga senang sekali karena Reza tetap menikahinya walaupun dia dalam keadaan sakit. Malah rencana pernikahannya dipercepat. Dia bercerita pada Pink yang saat itu mau berangkat sekolah. Robin yang baru datang kaget mendengar kata2 Jingga.
“Apa? Kamu mau merit dua minggu lagi, Ngga?”

Pink menarik tangan Ruben untuk duduk di bangku. Saat itu keduanya masih berseragam sekolah.
“Kok kakak lo kaget waktu dengar kakak gue mau merit?” tanya Pink.
“Kakak gue? Robin maksud lo?”
“Iya. Yang mana lagi? Emang kakak lo ada sepuluh?”
“Robin itu emang suka sama Jingga. Kemarin gue dan Rena juga binugung bagimana ngasih tau ke dia.”
“Kok bisa, ya?”
“Ternyata keluarga lo punya pesona tersendiri buat keluarga gue.”
Pink mau jitak kepala Ruben. Tapi seperti biasa, nggak kena.
“Daripada lo pusing mikirin mereka, mending lo mikirin...gue dan elo. Sebentar lagi kan gue lulus. Lu tau kan gue maunya apa?”
Pink mikir sebentar.
“Oh, lo minta hadiah kalo lo lulus?”
Ruben jadi gemes karena Pink nggak tau keinginannya. Lalu ia berjongkok di depan Pink.
“Gue mau kita tunangan,” katanya.

“Hah? Tunangan?” teman2 Pink kaget sewaktu Pink menceritakan hal itu pada mereka.
“Preman itu ngajak lo tunangan?” tanya temen Pink yang cowok.
“Namanya Ruben! Bukan preman!” Pink protes.

Ketika sedang bersama Reigy dan ibunya, Renata melihat Faisal sedang bersama seorang wanita.

“Kenapa lo mau merit sama Jingga? Lu kan sukanya sama Pink,” tanya Robin pada Reza.
“Gue mau membahagiakan Jingga di saat2 terakhirnya,” kata Reza.
“jadi lu udah tau dia sakit? Lu tau dari mana?”
“Nggak penting gue tau dari mana. Jingga itu butuh dicintai.”

Faisal menurunkan Vera, pacarnya di tengah jalan karena wanita itu mengancam akan melaporkan perbuatan Faisal ke polisi. Faisal mengejarnya, tapi Vera berhasil bersembunyi di sebuah rumah kecil.

Pink dan Ruben bicara di rumah Pink. Sepertinya mereka sedang membahas rencana pertunangan mereka.
“Gue mau ngomong tapi gue harap jawaban lu memuaskan,” kata Ruben.
Saat itulah Jingga dan Reza muncul. Mereka snagat mesra. Jingga memeluk Reza.
Pink pura2 mesra juga dengan Ruben. Dia menyuapkan Ruben makanan.
“Manis, nggak?” tanya Pink imut.
“Hm...m...”
“Itu karena lu makannya sambil ngeliat gue, makanya manis...hehehe...”
“Hai!” sapa Reza.
“Eh, Za.” Pink pura2 baru melihat mereka.
“gue mau pulang dulu, ya.”
Begitu Reza sudah keluar, Ruben minta disuapin lagi. Tapi Pink malah menyodorkan makanan itu ke Ruben. Belum sempat Ruben mengambilnya, Pink langsung memakannya. Nyam!

Luna datang ke rumah Jingga. Dia minta uang tutup mulut. Tapi Jingga tidak mau ngasih.
“Gue akan bilang ke Reza kalau lu itu sakit sekarat dan mau mati,” ancam Luna.
“Bilang aja. Reza udah tau kok. Malah dia mau mempercepat pernikahan kami.”
Luna yang kesal segera pergi. Dia sempat bertubrukan dengan Pink.
“Kenapa tuh orang?” tanya Pink ke Jingga.
“Dia mau meres aku. Selama ini dia aku suruh tutup mulut.”

Faisal datang ke rumah Luna. Dia bilang dia mau bertanggung jawab atas kehamilan Luna. Mereka minum bersama atas ajakan Faisal. Tak lama Luna sakit perut dan pingsan. Ternyata Faisal sudah mencampurkan racun ke dalam minuman itu.

Di luar rumah, Ruben dan Robin mengintai dari dalam mobil.
“Katanya mau ke tempat Faisal? Ini sih rumahnya Reza,” kata Robin.
“Tapi Faisal sering ke sini,” kata Ruben.
Seseorang turun dari taksi.
“Itu...” tunjuk Ruben.
“Siapa? Faisal?” tanya Robin.
“Pink!”
Adik kakak itu langsung turun dan masuk ke dalam rumah tersebut.

“Luna!” Pink manggil2 Luna. Tapi yang ia lihat Luna sedang tergeletak di lantai.
“Pink!” Ruben masuk ke rumah itu dan memanggil Pink.
Mereka menemukan Pink bersama Luna yang sedang pingsan.
“Fa...Faisal...” Luna sempat menyebut nama itu.

Mereka membawa Luna ke rumah sakit.
“Luna sempat menyebut nama Faisal.”
“Mudah2an polisi nggak nyalahin lu,” kata Ruben.
“Kok gue? Emang tampang gue ada tampang penjahat? Imut gini,” Pink protes.
“Sedikit,” ledek Robin. “Lu ngapain ke sana?”
“Kakak gue diperes sama Luna. Gue mau ngelabrak dia.”
Dokter datang.
“Untung kalian cepat membawanya. Kami sudah berhasil mengeluarkan racunnya. Luna dan bayinya selamat.”
“Luna hamil?” tanya Pink, Ruben dan Robin kaget.

Luna sedang terbaring. Papanya ngomel.
“Dia kusuruh menghabiskan Reza, malah anakku yang dibuat begini.”
Mama Luna datang dan langsung memeluk anaknya.
“Mana janji kamu? Katanya mau menikahkan Reza dengan Jingga untuk menguras hartanya Hernawan,” kata Mama Luna pada suaminya.
Diam2 Pink mendengar pembicaraan itu. Dan dia sangat terkejut. Ternyata pernikahan itu bukan atas keinginan Reza.
Sementara Mama Luna digampar habis2an oleh suaminya.

Pink merenung di depan jendela.
“Gue kangen banget mau main harmonika gue. Tapi harmonika gue kan ilang,” gumamnya. Dia tidak tahu bahwa harmonikanya ada di tangan Robin.
“Pink!” tiba2 seseorang ada di belakangnya.
“Haaahh!” Pink kaget banget. Ternyata Reza.
“Mau ketemu Jingga? Dia kan lagi cek up sama papa mama,” kata Pink.
“Aku mau ketemu kamu, bukan Jingga,” kata Reza.
Pink sudah tidak tahan bertanya pada Reza.
“Za, lu harus jawab jujur. Lu cinta nggak sama Jingga?” tanya Pink.
“Apa lu mau jawab kalau gue bertanya apa lu cinta sama Ruben?”
Dan ternyata Pink nggak bisa jawab.
“Andai gue punya keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya. Yang gue cintai itu elo, Pink.”
“Gue juga cinta sama elo, Za,” kata Pink. Mereka pun berpelukan.
“Sebentar lagi lu bakal jadi kakak gue,” kata Pink.
“Dan sebentar lagi lu bakal jadi adik gue. Gue akan selalu menjaga kamu, Pink.”

Pink mendatangi Ruben. Saat itu Ruben sedang duduk di taman rumahnya.
“Ben,”
Ruben menoleh.
“Gue mau jadi tunangan lu,” kata Pink dengan ragu.
“Apa?”
“Gue mau jadi tunangan lu.”
Walaupun itu merupakan kabar gembira. Tapi raut wajah Pink tidak menyiratkan itu. Ruben tidak menyadarinya. Ia langsung memeluk Pink karena senang.

Mereka berdua berpapasan dengan Reza. Ruben langsung memberitahu kabar gembira itu.
“Sebentar lagi gue dan Pink akan tunangan.”
“Oh ya? Selamat, ya.” Wajah Reza terlihat senang sekali membuat Pink jadi heran.
“Za?”
Tapi Reza tidak peduli. Dia tampak berusaha menutupi kesedihannya.
“Kalian memang serasi.’

Papa Luna mengundang Faisal minum. Mirip seperti yang dilakukan Faisal pada anaknya. Faisal tau itu jebakan. Faisal minta tukar gelas. Papa Luna langsung menodongkan pistol. Ketika itulah beberapa polisi masuk dan segera menangkap mereka. Ternyata yang melaporkan adalah Vera.

Reza dan Jingga akhirnya menikah. Robin melihat mereka, matanya sembab.
“Gue rela lu menikah dengan Reza, asal lu bahagia. Karena sebenarnya gue cinta sama elu,” kata Robin dalam hati.

Bersambung...

*didedikasikan untuk pecinta sinetron Pink, seperti aku :). Sori ya kalau banyak yang kurang2...*

19 Agu 2006

PINK Episode 20

Episode 20


Pink berhasil menemukan Reza di sebuah rumah. Mereka berpelukan. Pink mengatakan bahwa dia percaya bukan Reza yang melakukan pencurian itu. Dan Pink memberitahu bahwa ibu kandung Reza mencarinya. Saat itulah Ruben datang.
“Gue nggak nyangka, Pink,” katanya.
“Maksud lo gue sama Reza?” kata Pink.
“Lebih dari itu. Lu membantu menyembunyikan Reza.”
“Pikir donk, Ben. Masa gue membantu menyembunyikan orang yang dituduh merampok uang bokap gue.”
Ceritanya Ruben nuduh Pink menyembunyikan Reza karena dia memergoki mereka berdua di rumah itu.
“Gue yang membantu Reza,” kata Imam, teman Reza.
“Gue difitnah,” kata Reza.
“Dan gue percaya kalau Reza tidak bersalah,” kata Pink. “Kita harus berbuat sesuatu untuk membersihkan nama baik lo.”
Ruben kayaknya jealous berat karena Pink mesra banget sama Reza sampe pegangan tangan segala. Kemudian Reza menanyakan siapakah ibu kandungnya.
“Henidar,” jawab Pink. “Dia adalah orang yang mau mengadopsi Reigy. Dia adalah ibu kandung lo.”

Ruben dan Pink berduaan.
“Kok sepi? Biasanya lo rame,” kata Ruben.
“Emangnya hajatan rame,” sahut Pink [lol][lol]
Dan itu bikin Ruben jadi senyum :):):):)
“Gue lagi cari cara untuk nolongin Reza,” kata Pink.
“Emang harus lo, ya?”
“Kalo bukan gue siapa lagi?”
“Yakin? Nggak ada pamrih lain?”
“Maksud lo?”
“Lu nolongin Reza karena...”
“Karena Jingga. Gue sayang banget sama Jingga. Dan Ji-ngga sayang banget sama Reza.”
Pink engga hanya cantik, tapi hatinya baik banget. Semua orang ditolong sama dia, kata Ruben dalam hati sambil memandang Pink [love2]

Orangtua Pink dan orangtua Ruben ketemuan.
“Maaf, kita harus bertemu di saat seperti ini,” kata papa Pink.
“Mudah2an suntikan dana dari kami bisa membantu kalian,” kata papa Ruben. Dia nggak dateng sama istrinya. Ternyata dia membantu keuangan keluarga Pink.
“Lagi pula Pink akan jadi calon menantu keluarga kami,” lanjut papa Ruben.
Pink dan Ruben yang juga ada di sana cuma mesem aja.

Ibu Ruben (Henidar) yang sedang sakit teringat dengan masa lalunya waktu Reza masih kecil dan Reigy masih bayi. Suaminya yang pemabuk membawa seorang wanita ke rumah dan ia mengusir Henidar beserta dua anaknya. Mereka pun pergi, kehujanan. Dan sampailah mereka di panti asuhan. Mereka tertidur di depan pintu. Kemudian Henidar meninggalkan mereka beserta sebuah surat. Beberapa waktu kemudian ia mendatangi panti itu lagi. Tapi dia cuma mengintip dari kejauhan. Dia melihat Reza dan Reigy. Dia berjanji pada dirinya akan menjemput anak2nya suatu hari nanti.

Pagi2, Renata menyiapkan sarapan buat Ruben dan Robin.
“Biasanya mama yang nyiapin sarapan,” kata Robin (atau Ruben?)
“Sebentar ya. Aku panggil mama,” kata Renata.
Dia mendatangi kamar ibunya, tapi ibunya sedang mengguyur dirinya dengan air pancuran di kamar mandi, seperti dulu. Renata panik. Dia berteriak memanggil Robin dan Ruben. Segera saja dua anak lelaki itu datang dan membopong ibu mereka.

Pink muncul di rumah Ruben.
“Kenapa?” tanyanya.
“Mama,” sahut Ruben.
“Bilang sama mama supaya enjoy sama hidupnya.”
“Itu elo,” Ruben nyindir Pink, tapi maksudnya becanda :). Terus dia cerita tentang papanya yang masih ngambek sama mamanya.
“Kemaren papa pergi nggak pulang semaleman.”
“Kasian. Persoalan orang tua emang susah. Tau gitu mending gue segini2 aja,” kata Pink. Maksudnya dia nggak mau jadi tua :)
“Dasar, lo.”
“Gue mau ketemu donk sama mama.”
Ruben mengantar Pink ke kamar ibunya.
“Mama sakit apa? Udah ke dokter?” tanya Pink.
Ibu Ruben tersenyum.
“Penyakit mama ini bukan dokter yang bisa nyembuhin,” katanya. Ternyata ia ingin sekali bertemu dengan dua anak kandungnya, Reza dan Reigy. Pink berkata akan berupaya membawa mereka.

Di tempat tinggal Reza, ibu panti membujuk Reza agar ia memaafkan perbuatan bundanya yang telah meninggalkan dia dan Reigy di panti asuhan. Tapi Reza keras kepala. Dia nggak mau maafin ibunya. Padahal Reigy mau.

Pink naik mobil bersama Ruben. Mereka sedang menuju kediaman Reza.
“Mudah2an dengan adanya Reza dan Reigy, bunda bisa bahagia,” kata Pink.
“Mudah2an,” sahut Ruben. “Gue akan coba bujuk bokap, demi lo.”
“Kok gue?” Pink heran.
“Elo kan sayang banget sama...”
“Engga...engga...” potong Pink cepet2. “Gue nggak sayang kok...”
“Lho, elo ngga sayang sama Jingga?” tanya Ruben. Dan itu bikin Pink jadi salting (salah tingkah ;))
“Oh, Jingga...eh...gue sayang banget sama dia.”
Dalam hati Pink mikir, gue kira Ruben mau bilang gue sayang sama Reza...[whistle]

Pink mengajak Reza untuk menemui bunda (ibu kandung Reza). Tapi Reza bersikeras nggak mau ikut. Akhirnya Reigy saja yang pergi bersama Pink dan Ruben. Reigy masuk kamar bundanya yang kala itu sedang tertidur. Dia membangunkan. Bundanya senang sekali melihat Reigy. Dia menanyakan Reza. Tapi dijawab oleh Reigy dengan bahasa isyarat kalau dia hanya sendiri.

Ruben menemui papanya di ruang kerja.
“Papa mau bantu Reza? Bukan dia yang mencuri aset Pak Hernawan.”
“Bagaimana ya. Reza anaknya mama sih.”
“Kalau namanya tidak segera dibersihkan, nanti dia susah cari kerja,” Ruben terus merayu. “Reza itu kan calon menantunya Pak Hernawan. Reza itu tunangannya Jingga. Jingga itu kakaknya Pink. Pink itu...”
“Kamu itu, ujung2nya Pink,” potong papanya :D:D:D
“Bantuin ya, pa.”

Pink menemui Reza. Dia terus membujuk Reza agar memaafkan ibu kandungnya karena pada saat itu bunda Reza juga dalam keadaan yang sulit.
“Bokap gue pemabuk. Ibu gue buang gue. Mendingan gue nggak usah dilahirin!” Reza marah sekali.
Tapi Pink akhirnya berhasil membujuk Reza.

Ruben mengejar Pink yang mau berangkat sekolah.
“Pink, kalau kamu ke tempat Reza, ajak2 donk,” kata Ruben.
“Tau dari mana lo kalau gue ke tempatnya Reza? Apa lo punya dukun? Atau lo anaknya peramal? Ahli nujum?” :D:D:p
“Gue kan pengen ketemu sama Reza.”
“Biasanya kalo ada Reza lo suka cemburu2 gitu,” sindir Pink.
“Enggak. Aku dan papa mau bantu membersihkan nama baik Reza.”
“Serius?”
“Iya. Tapi aku dan papa masih mikir bagaimana caranya. Jadi kapan ketemu Reza?”
“Ntar pulang sekolah.”
Diam2 dari jauh Ibu Nuri mendengarkan pembicaraan mereka.
“Reza?!”
Dia girang banget karena dia sendiri udah kangen sama Reza. Dan dia berencana akan mengikuti Pink dan Ruben pulang sekolah nanti.

Pink dan Ruben berada di restoran. Setelah pelayan mengantarkan pesanan mereka, Ruben menyendok es krim dan menyuapkannya ke Pink.
“Kayak film india aja pake suap2an,” kata Pink [lol][lol]
“Film hollywood juga ada yang suap2an,” bales Ruben.
Pink mikir sebentar.
“Penganten juga suap2an,” katanya ;););)
“Penganten? Lo mau jadi penganten?” tanya ruben :D:D:D:D
“Ngapain harus nuggu jadi penganten. Barusan aja ada yang nyuapin gue.”
Hap! Ruben langsung nyuapin Pink lagi supaya mulutnya diem [lol]
Diam2 Ibu Nuri membuntuti mereka. Dia menutupi wajahnya dengan majalah agar tidak ketahuan.
“Kok jadi ngintipin orang pacaran. Jangan2 mereka ketemu Reza bukan di sini.” [lol]

Henidar (ibu kandung Reza) mendatangi tempat tinggal Reza. Ternyata Reza mau memaafkannya. Papa, Ruben, Robin dan Renata menyusul ke sana juga.
“Saya tau dari anak2,” kata papa Ruben.
“Saya bersedia dicerai kok, mas,” kata mama Ruben. Bikin semuanya jadi kaget.
“Saya bersalah karena telah berbohong.”
“Papa tidak akan menceraikan mama. Mulai sekarang kita akan bangun keluarga besar kita dengan bahagia,” kata papa Ruben.
Semuanya lega.
“Ayo, kita pulang,” ajak papa Ruben.

Papa Luna minta tolong ke Faisal untuk menolongnya.

Reza nelpon Jingga. Jingga seneng banget. Suara Jingga kayak orang abis sakit tapi dia bilang ke Reza bahwa dia baik2 saja. Reza bicara pada papa Jingga. Beliau percaya bahwa bukan Reza yang mencuri asetnya.

Reza mendatangi kamar Robin. Tuh anak lagi duduk sambil semedi :D:D bukan ding, tapi lagi yoga.
“Za, lu harus memperhatikan Ji-ngga deh. Soalnya Jingga kan lagi...”
Tiba2 hp Robin bunyi.
“Bentar ya.”
Robin keluar.
“Hallo, Jingga.”
“Bin, lu jangan bilang kalo gue sakit. Gue nggak mau dibilang penyakitan.”
Pink denger Jingga menelpon. Begitu Jingga selesai nelpon, Pink bicara padanya.
“Lu nggak bisa gitu donk, Ngga,” kata Pink. “Dia kan calon suami lo. Dia harus tau keadaan lo yang sebenernya.”
“Nggak, Pink! Aku nggak mau Reza ninggalin aku.”

Luna mendatangi Jingga. Jingga juga meminta Luna tutup mulut tentang keadaannya pada Reza. Tapi Luna mengharapkan ‘balasan’. Jingga bilang Luna boleh minta apa aja yang dia mau. Luna pun bilang,
“Gue minta...”
Belum selesai ngomong tiba2 Luna mual2. Pas ditest ternyata dia hamil.

Pink lagi duduk di teras atas (kurang jelas deh itu di rumah Pink atau di rumah Ruben).
Reza muncul dari dalam.
“Setiap gue ngeliat lu dan Ruben, gue nggak suka,” kata Reza. “Gue sayang sama lu. Dan gue tau lu masih sayang sama gue.”
Pink terpana. Tanpa Reza tahu, Jingga mendengar perkataan itu dari dalam rumah.
“Kalau disuruh milih, lo bakalan pilih Ruben atau gue?”
Pink nggak bisa jawab. Jingga langsung lari menjauh.
Pink dan Reza mendengar suara langkah kaki itu.
“Jingga!” Pink lari masuk ke dalam diikuti Reza.
Jingga berdiri di pinggir tangga.
“Lebih baik gue mati!” jeritnya emosi *Jingga berlebihan banget deh* [boring]
“Lu apaan sih?” kata Pink. “Kalo Reza nggak cinta sama lo, dia nggak bakal ngelamar lo.”
Pink nggak tau kalau lamaran itu atas paksaan keluarga angkat Reza. Sekarang Reza udah bebas dari mereka. Jadi...
“Kalau lo nggak suka ngeliat gue sama Reza, gue akan kabur kalau ngeliat Reza,” ujar Pink sambil nangis [cry][cry]. Kata2nya lumayan panjang. Intinya dia rela berkorban apa aja demi Jingga. Baiknyaaaa...
“Gue sayang banget banget sama lo, Ngga,” kata Reza. “Sebentar lagi kita akan menikah.”
Setelah perdebatan itu, kayaknya Jingga nggak kuat. Dia hampir pingsan. Dia akan jatuh dari tangga kalau aja Ruben nggak buru2 muncul. Dia berhasil menahan tubuh Jingga. Reza langsung memeluk Jingga. Ruben memeluk Pink yang masih nangis :(. Tapi diam2, mata Pink dan Reza saling memandang.

Bersambung...


Kesukaan...

Siapa artis idolamu? Apa tv acara tv kesukaanmu? Apa musik favoritmu? Apa hobimu? Gue bukan lagi nanya biodata. Cuma sedang menelaah tentang favoritnya orang2 (apa pun itu. Artis, acara tv, musik). Klo jawabannya standar2 aja, oh artis fav-ku si A, si B, si C. Acara tv fav-ku ini itu. Musik fav-ku adalah blablabla, gue akan biasa aja kali ya. Kemungkinan fav mereka itu sama ma gue. Yah, yang sering muncul di tv, majalah dan internet itu bisa dengan mudah menjadi fav. Tapi di antara yang standar2 itu, gue pun bisa mengerutkan kening. Hah, nggak salah? Artis itu kan aneh/jelek/nggak ada apa2nya/biasa banget/nggak istimewa, kok bisa diidolain? Atau begini, gila ngapain menyukai sinetron jiplakan? Serial aslinya dari Korea/Jepang/Taiwan lebih bagus kaleee... Atau suka musik seperti itu ya? Gue udah coba dengerin, tapi kok masih belum konek ya? Nah, jadi jawaban2 yang umum pun akan membuat segelintir orang heran. Dengan sinis mereka bilang, oh suka sama itu ya? enggak banget deh. Itu masih yang dalam kategori standar. Bagaimana kalau mereka menyukai sesuatu yang sangat langka? (gue masih membicarakan artis, acara tv dan musik) mungkin kening gue akan lebih berkerut. Ada ya yang mengidolakan artis itu? Suka musik itu? Cuma itu pertanyaan gue, karena...speechless. Abis mau nanya apa lagi? Paling2 kok suka sama itu? Apa alasannya? Kalo engga bisa nanya ke orangnya, paling pertanyaan itu cuma bisa disimpan dalam hati.

Dan gue? Fav gue sebenernya masih dalam kategori standar. Tapi gue benci kalau ada orang yang menyindir (nyindir beneran, bukan becanda) atau menjelek2an kesukaan gue itu. Rasanya tuh orang pengen gue jitak. Tapi nggak bisa gitu. Paling gue cuma bisa melengos pergi. Agak egois ya? Suka nyela tapi nggak mau dicela. Hehehe...bad habit. Daripada repot mencela dan dicela, lebih baik gue sembunyi aja bila berkaitan dengan hal2 kesukaan gue itu. Apalagi bila berada di antara orang2 yang tidak menyukainya. Tapi nggak enak ngumpet2 terus. Harus ada pelampiasan. Di blogspot ini salah satunya. Bodo amat deh yang baca ngerti apa kagak.

Masih soal kesukaan (favorit), kayaknya di antara sekian banyak orang, lebih banyak yang mencela/menyindir daripada menghargai jika bertemu dengan perbedaan kesukaan. Gue juga begitu sih. Makanya selama ini gue selalu berkubang dengan orang2 yang punya persamaan kesukaan. Males deh debat2, bagusan ini bagusan itu (lagian inetnya ntar boros). Lebih baik tenang damai di satu areal.

Gue pernah nemu orang yang sangat menghargai perbedaan. Bahkan dia selalu mereply tanggapan, baik itu positif atau negatif. Ngeliatnya enak deh. Kapan gue bisa begitu? Baru nyadar kalo gue orangnya emosian dan sensi. Hehehe...jadi malu. Kalau semua orang kayak dia, bakalan asyik kali ya? Dan gue juga akan bisa menghargai perbedaan kesukaaan. Sebenernya gue bukannya nggak suka dengan artis, acara tv atau musik yang menurut gue jelek itu. Gue bisa aja menghargai semua itu asal si pengidola bisa menghargai yang lain. Tidak merasa kesukaannya itu yang paling bagus (freak) dan akhirnya menganggap remeh yang lain. Tapi justru itulah yang sering terjadi. Gue jadi nggak respek sama mereka dan malah makin membenci dengan kesukaan mereka.

16 Agu 2006

Tersenyum Kembali


Hihihi...gara2 Andi nyanyi lagunya Steven and Coconut Treez, gue jadi pengen nulis2 sedikit tentang penampilannya dia. Soalnya sampai hari ini gue masih terkesan dengan performance Andi waktu nyanyi lagu Tersenyum Kembali (SCT). Pertama dari pembagian lagu ya. Di diary kan tayangnya hari Rabu. Tapi kalau di sananya sendiri pembagian lagu itu hari Senin. Andi dapet lagu Ungu (Aku Bukan Pilihan Hatimu) dan lagu SCT (Tersenyum Kembali). Gue sebenernya ga yakin kalo dia tau tentang lagu itu. Tapi gue tau Andi pasti bisa. Dia kan udah beberapa kali dapat lagu yang baru2. Waktu gue denger di radio, lagu SCT itu sangat ear catchy. Asyik deh pokoknya. Padahal baru pertama kali denger.

Nah, pas konser AFI tanggal 13 Agustus 2006, gue ngerasa Andi nyanyiin lagu SCT oke banget. Penonton yang di depan aja pada goyang :p. Ihh...gue jadi suka deh sama lagu itu :-) *pengen cari mp3-nya nih*. Tapi pas bait2 belakang Andi nyanyinya agak flat aja. Mungkin karena lagunya panjang banget kali ye... *nah gitu donk kalo nyanyi, yang lengkap. Jangan baru mulai langsung selesai. Hihiihi...nyindir siapa tuh??? ;-)*. Tapi untuk ukuran entertain, Andi dengan lagu itu, sangaaaattt menghibur sekali. Bikin orang benar2 tersenyum :-). Paling Mbak Melly aja tuh yang bilang Andi nyanyinya terlalu rapih. Kayak baju baru disetrika. Hehehe...ada aja. Baru denger gue istilah kayak gitu. Biasanya komentator bilang, kamu nyanyinya berantakan, blablabla... Tapi ini lain. Kasus langka. Emang lagu SCT itu harusnya dibikin nakal ya. Hehehe...tapi jangan terlalu over.

Lagu Andi yang kedua juga oke. Lagu Ungu. Komentarnya juga bagus2. Malah dibilang paling bagus diantara penampilan Andi selama konser yang udah sepuluh kali itu *wow, sepuluh??? Ga terasa*. Btw, gue pengen banget mp3-nya Andi dari konser pertama (kalau perlu dari duel konser) sampe konser terbaru.

Tapi kok kayaknya nggak ada ya. Hiks hiks... :-(. Mesti cari dimana neeehh???

Tersenyum Kembali - Steven Coconut Treez

Am
Mendekatlah kau padaku tanpa bimbang

Dm G
Berilah senyummu yang telah lama hilang

C Am
Mendekatlah kau padaku tanpa bimbang

Dm G
Berilah senyummu yang hilang, yeah

C Am Dm G
(*) Ku tahu kau selalu ada di sini, saat kau tak mampu ‘tuk usir sepi

C Am Dm G
Ku tahu kau selalu ada di sini, saat kau tak mampu ‘tuk usir sepi


Interlude: C Am Dm G (2x)

C Em Am
Mungkin ada yang ingin kau ungkapkan

F C Dm G
Tentang yang terjadi dan menyiksa hati uuh...

C Em Dm
Karena kau terlihat tak seperti biasanya, yeah

F C Dm G
Penuh tawa canda dan selalu bahagia uuh…

C G C
(**) Tak seperti biasanya, kau tak seperti biasanya

G C G G A
Kau tak seperti biasanya yang selama ini kukira, yeah

C Dm G Em
Reff: Kuingin kau tersenyum kembali setelah apa yang kau alami

Am F G C Dm
Hilangkan benci dalam hati, kuingin kau tertawa kembali

G Em Am F G
Karena ku ‘kan selalu di sini, saat kau tak mampu usir sepi


Kembali ke: (*)


Interlude: C Am Dm G (2x)

C Em Am
Mungkin ada yang ingin kau ungkapkan

F C Dm G
Tentang yang terjadi dan menyiksa hati, uuh...


Kembali ke: (**), Reff

F Em Am Dm
Semua yang telah lalu, semua yang telah terjadi

G Em Am C Am
Ooh, lepaskan saja, lepaskan, bebaskan

Dm G
Ooh, bebaskan saja semua, kuingin kau jadi seperti yang ku tahu


Kembali ke: Reff


Coda: C Am F G (2x)


‘Pengen Jadi Bintang’ Episode 3

Pengen nulis lagi nih tentang sinetron ‘Pengen jadi Bintang’. Kemaren sampe mana ya? oya, pas Riki mau operasi ginjal? Apa yang terjadi selanjutnya?

Dika teriak2 dari luar. Tapi Riki minta dokternya supaya terus melakukan operasi. Dokternya ga mau. Mereka berdua keluar. Dika dan Riki sempat debat gitu deh. Setelah ngomong2 blablabla *sori dialognya lupa* :p, Dika ngedipin mata ke Riki. Tring! Hehehe...bisa aja. Lalu mereka kabur dari sana. Sempet dikejar2 sampe mereka nubruk tiang *huahahaha!* :p

Di bawah pohon, Dika mengatakan lebih baik dia dikirim ke Arab daripada Riki mati. Riki melihat sebuah spanduk di atas jalanan. Ada kompetisi rockstar! Mereka pengen banget ikutan. Tapi untuk daftar harus pake biaya. Kecuali jika mereka cacat, maka biaya akan gratis. Maka Dika dan Riki pura2 buta. Pas pendaftaran...hehehe...kocak aja. Sampe nabrak2 orang yang lagi ngantri...hehehe.

Waktu mau berangkat, ibu tiri Dika mau memberikan minuman yang telah dicampur sesuatu dan akan mengakibatkan suara Dika hilang. Tapi sayangnya Dika mendengar kata2 ibunya itu. Mereka berdebat. Ternyata ibu tiri Dika tidak suka dengan Dika lantaran dia mengingatkannya pada ibu kandung Dika.

Riki pun mengalami hambatan yang sama. Ayahnya yang pemabuk nggak suka kalau Riki jadi pemusik. Dia memukul Riki. Tapi dengan mudah ia rubuh setelah Riki menedang ‘anunya’. Katanya tidak akan ada yang bisa menghalangi dia untuk ikut kompetisi rockstar.

Di tengah jalan, Dika dihadang tiga orang preman. Mereka memukuli Dika. Tapi Riki datang *horeeee!!!*. Eh, gantian Riki yang dipukuli. Dika agak tersungkur sampe ke warung di dekat situ. Dia liat gunting. Langsung dia ambil terus buat gunting celana salah satu preman. Celananya robek, deh *hahahha!*. Premannya lengah. Mereka ketawa2. Riki ikutan. Dia ngambil gunting dari tangan Dika dan langsung menggunting celana preman yang dua lagi *hahaha, lagi!*. Dengan begitu mereka pun bisa lari.

Tapi di tempat kompetisi saat Dika dan Riki sedang nyanyi, ternyata Bella ingat bahwa dua orang itu pernah menipunya dulu. Bella mengusir mereka dari panggung. Kasus itu sampai masuk koran. Ayah Dika marah2 setelah mengetahui hal itu. Dia memukul Dika. Tapi orangtua itu kena batunya. Saat dia menendang bakaran sampah yang masih menyala, api mengenai tumpahan minyak dan api menyambar dirinya. Ayah Dika mengalami luka bakar dan perlu perawatan khusus. Dari sanalah Dika memutuskan untuk pergi ke Arab untuk jadi TKI.

Malamnya Dika bicara pada Riki tentang niatnya itu. Berat memang, tapi akhirnya Riki menyetujui juga. Untuk yang terakhir kalinya mereka bernyanyi. Lagu mereka kebetulan didengar Bella yang sedang lewat di dekat sana. Ketika Bella bertanya pada tiga orang yang sedang nongkrong, eh dia malah digodain. Sampe dikejar2. Untung ada Riki dan Dika *fiuuh...*. Waktu Riki memukul preman itu, tak sengaja Bella terpukul oleh si preman dan mengakibatkan Bella pingsan. Ketika Dika hendak menolong Bella dengan mengantarkan gadis itu, Riki ngga mau. Soalnya dia masih dendam. Gara2 Bella mereka batal ikut kompetisi. Akhirnya Dika mengangkat Bella sendirian *berat, bo! :p*, Riki tidak mau membantu *hahaha! Berapa kali ya gue ketawa? :p*

Tidak ada scene lanjutan mengenai pertolongan Dika pada Bella. Yang ada adegan Dika mau berangkat ke Arab. Dia bawa tas. Riki membantu membawakan satu tasnya. Mereka sempat dicegat oleh ibu2 yang warungnya sering diutangin sama Riki dan Dika *hihihi...*. Ibu pemilik warung itu menagih hutang. Dika bilang Riki yang akan bayar. Tapi Riki bilang Dika yang akan bayar *hahaha...ya ampun gue ketawa mulu :p*. Tapi ternyata ibu itu cuma ngerjain ;-). Dia membawa Riki dan Dika ke suatu tempat. Di sana berkumpul teman2 mereka. Mulai dari yang muda sampe yang tua. Nyanyi2 deh. Begitu selesai mereka malah sedih2an karena Dika mau pergi :-(.

Sedikit catatan:

1. Scene2nya kocaknya nggak pasaran, lucu banget. Pas nubruk tiang di depan rumah sakit. Pas pura2 buta. Waktu menggunting celana preman. Face Riki yang ogah bantuin Dika yang lagi ngangkat Bella. Sampe capek gue ber-hahaha...

2. Adegan gunting celana yang dilakukan Riki dan Dika pada preman2 sangat unik. Tapi adegan itu terulang oleh Bella yang memergoki pacarnya dengan wanita lain. Dia menggunting baju pacarnya dan cewek selingkuhannya dengan gunting *duh, kok sama sih?????*. Gregetnya malah jadi ilang.

3. Ibu tiri Dika mau ngasih obat di minuman supaya suara Dika hilang. Ide bagus. Selama ini obat yang paling ‘populer’ cuma obat tidur. Benar2 langka nih ;-)

4. Masih soal ‘ibu tiri dan minuman’, Dika mendengar perkataan ibunya sehingga dia bisa menghindari halangan tersebut. Di sinetron lain, tokohnya nggak bakal tau kalau minumannya diracuni. Biasanya yang terjadi adalah, alternatif 1: si tokoh akan meminum kemudian pingsan. Alternatif kedua: si tokoh hendak minum, kemudian ada sesuatu yang membuat dia nggak meminumnya. Tapi di sinetron PJB lain. Si tokoh langsung tau ibu tirinya mau memberikan minuman beracun. Dia berdebat2 dikit kemudian langsung pergi untuk melaksanakan niatnya *ngapain juga pake diundur2, ditunda2, diperpanjang...ya nggak?? Mending to the point aja ;-)*

5. Jarang2 ada tokoh yang langsung kena batunya ketika dia sedang jahat. Contoh: ketika ayahnya Dika memukul Dika, dia terkena api dan terbakar. Sumpe deh, ini scene yang sangat jarang.

13 Agu 2006

Sinetron ‘Pengen Jadi Bintang’ SCTV


Sejak hari selasa dua minggu yang lalu, ada sinetron bagus di sctv. Judulnya ‘Pengen Jadi Bintang’. Ceritanya unik. Sampai dua episode sih masih oke. Nggak tau deh kalau nanti. Karena lumayan suka, jadi gue tulis ceritanya buat kenang-kenangan :p. Tapi gue tulis bagian yang gue suka aja. Scene yang ga penting, ga usah lah yaa ;-). Pemainnya utamanya kebetulan gue demen tuh :p. Vicky Nitinegoro dan Dwi Andika. Hehehe. Oke, kita mulai ya...

Dua pemuda miskin, Riki (Vicky Nitinegoro) dan Dika (Dwi Andika), hobi banget main musik. Mereka pengen banget jadi bintang (sesuai dengan judulnya). Tapi hobi mereka itu tidak didukung oleh keluarga mereka, terutama Dika. Orang tuanya malah nyuruh dia jadi TKI.

Waktu Riki dan Dika lagi ngamen di jalan, lagu mereka dicuri oleh seorang penyanyi, Mike. Dan akhirnya di-klaim sebagai lagu ciptaan Mike. Riki dan Dika tidak terima. Mereka mendatangi rumah Mike untuk melabrak. Tapi malah mereka berdua yang dilaporkan ke polisi. Ayah Dika marah sekali. Akhirnya beliau menyuruh Dika jadi satpam. Di tempat Dika bertugas (sepertinya hotel), ia bertemu dengan Mike. Penyanyi yang sombong itu rupanya masih dendam pada Dika. Ia menginjak-injak harga diri Dika dengan menyuruhnya membersihkan kamar mandi.

Dika menangis di sebuah makam (kayaknya makam ibu kandungnya). Riki datang dan menghiburnya. Ia berjanji akan menjaga Dika. Karena Dika sudah dianggap seperti adiknya sendiri (so touchy. Bener deh, gue aja sampe terharu).

Masalah belum selesai. Dika melihat ibu tirinya sedang bermesraan dengan orang lain. Karena ibu tirinya takut dia akan mengadu. Maka ia memfitnah Dika, sehingga ia dipukuli habis-habisan oleh ayahnya. Adik tiri Dika memberitahu Riki. Dengan segera Riki datang dan menolong Dika. Ia pun sempat ditendang oleh ayah Dika karena berusaha menghalanginya (hiks, hiks. Ini scene yang so sweet juga).

Ayah Dika mengajak Dika ke sebuah tempat. Ternyata ia dijual sebagai TKI. Ayahnya menerima pembayaran yang lumayan besar. Dika menceritakan hal itu pada Riki. Tentu saja Riki tidak akan tinggal diam. Ia tidak rela jika Dika harus pergi jadi TKI. Apalagi harus meninggalkan hobi bermusik mereka.

Mereka mendatangi tempat agen TKI itu. Ternyata untuk membatalkan, mereka harus memberi uang ganti ditambah bunga lima puluh persen. Mereka pun bingung harus cari uang kemana. Pinjam sana sini nggak ada yang kasih. Sampai-sampai Riki bohong lagi dengan mengatakan Dika sakit kanker. Dika yang kaget langsung pura-pura lemes supaya dikira sakit beneran (huahaha!). Tapi orang yang dimintai pinjaman itu nggak percaya lantaran mereka udah sering banget bohong. Lagian hutang mereka yang dulu-dulu juga belum dibayar.

Malam harinya ada pencuri masuk ke rumah Dika. Pencuri itu mencuri uang dan menusuk ayah Dika. Dika teringat pada Riki. Ia menyangka Riki-lah si pencuri itu. Ia langsung melabrak dan memarahi Riki. Bahkan ia tidak mau berteman dengan Riki (aduh, sedih). Riki jadi bingung. Ia memang mau menolong Dika. Tapi tuduhan Dika sepertinya salah alamat. Tanpa sempat bertanya lebih lanjut, Dika keburu meninggalkannya.

Dari pembicaraan orang tuanya, akhirnya Dika tahu bahwa yang menusuk ayahnya bukan Riki, melainkan orang dari kampung sebelah. Dika langsung mencari Riki untuk minta maaf. Di rumah Riki, ia bertemu dengan ayah Riki yang seorang pemabuk. Ia mengatakan Riki sudah pergi. Dia ngomel-ngomel pada Dika. Karena kerjaan mereka cuma ngamen-ngamen nggak jelas. Lalu ia menunjukkan koran yang tadi dilihat terus oleh Riki. Dika pergi ke tempat lain. Seorang laki-laki memberi tahu bahwa setelah menerima telepon dari rumah sakit, Riki langsung pergi. Ia memberikan nomor telepon rumah sakit itu. Dika mencocokkan nomor telepon itu dengan iklan-iklan di koran. Ternyata itu adalah nomor telepon dalam iklan donor ginjal! Dika langsung kaget. Jangan-jangan Riki mau mendonorkan ginjalnya.

Dika berlari-lari mendatangi rumah sakit. Riki sudah berada di sana. Ia berpesan, jika terjadi sesuatu padanya diharap dokter akan menyerahkan uang pada seseorang yang ia akui sebagai adiknya. Ia memperlihatkan foto Dika.

Ketika Riki hendak masuk ruang operasi, ia masih sempat mengancam dokter agar tidak melupakan pesannya (huahaha...kocak abis Vicky ini :p). Dika sudah sampai di rumah sakit ketika Riki hendak dioperasi. Riki mendengar suara Dika, tapi ia meminta dokter untuk segera melakukan operasi. Sementara di luar, Dika ditahan oleh beberapa orang agar tidak masuk ke ruang operasi.

Pendapatku:
1. Temanya bagus, beda dari yang lain. Tidak bertele-tele. Ada scene kocaknya juga, jadi nggak garing.
2. Di sinetron ini banyak adegan Riki dan Dika nyanyi. Tapi aslinya mereka lipsync. Kenapa nggak nyanyi sendiri? Kan bisa lebih seru tuh. Lagian setau gue Andika udah rekaman. Vicky, gue nggak pernah liat dia nyanyi (gue liatnya waktu jadi pendamping Intan Nuraini waktu Intan nyanyi TTM di Ceriwis :p). Tapi di tv, gue pernah liat dia nge-jam bareng Eno Netral. Vicky main gitar (atau bas, ya? nggak tau). Keren lho! Tapi kalau lipsync-nya mereka karena kendala teknis, ya gpp deh. Tapi agak aneh aja, karena suaranya beda ;-)
3. Penampilan Riki (Vicky) udah lumayan dekil pake baju yang sobek-sobek. Tapi kadang make up-nya terlalu tebel. Sedangkan Dika (Andika) kadang bajunya kebagusan (emang ga boleh ya gembel pake baju bagus? :p). Di sinetron ini kan mereka berperan jadi orang yang miskin, bukan model. Jadi agak kurang down to earth gitu...
4. Gue nggak suka sama pemeran utama ceweknya. Bosen liatnya, tau deh kenapa. Rada eneg aja ;-). Sori ini pendapat yang sangat pribadi.
5. Kalau ke depan ceritanya jadi kacau (seperti sinetron-sinetron lain) gue nggak mau nonton lagi ;-)

*dilarang copy paste