26 Mar 2016

Perjalanan ke Farm House Lembang, Bandung


Tanggl 25 Maret kemarin saya pergi ke Bandung. Tepatnya ke Lembang. Penasaran banget sama Farm House terutama rumah hobbit-nya. Dari foto-foto yang saya lihat di IG sih banyak spot menarik untuk foto. Jadilah hari libur itu memutuskan pergi ke sana.

Mungkin karena hari libur jadi jalan tol macet. Saya banyak tidur. Pas buka mata sudah masuk di daerah Bandung. Kirain perjalanan masih jauh ternyata kok semua penumpang bis turun. Ternyata kami sudah sampai terminal Leuwipanjang. Dari sana naik angkot kecil ke Ledeng. Angkotnya lumayan mahal juga ya. Satu orang kena tarif 15.000. Bahkan yang jaraknya deket dikenakan tarif yang sama.

Perjalanan sudah lumayan jauh tapi tidak kunjung sampai. Pemandangan ke arah Ledeng tidak terlalu istimewa. Banyak toko-toko mirip di Bekasi. Lalu saya melihat sebuah bangunan besar dan halaman yang sangat luas bertuliskan sebuah nama kampus, UPI. Melihatnya saya jadi ingat seseorang yang dulu kuliah di sana tapi kemudian dia pindah ke Jakarta karena diterima sebagai..ah sudahlah.

Tak lama angkot berhenti. Kami sudah sampai Ledeng dari sana naik angkot putih menuju Lembang. Angkot itu sering saya lihat waktu searching tentang Bandung. Pelan-pelan mobil beranjak naik. Lembang ini terletak di pegunungan. Makin ke atas makin macet. Banyak mobil pribadi yang ingin menuju Lembang juga. Sementara langit di atas sudah mulai kelabu.

Jalan masih panjang,macet dan menanjak. Belum ada tanda-tanda sampai. Sepanjang jalan banyak sekali tukang sosis. Setiap berapa puluh meter ada sosis bakar. Jadi ingat dulu suka beli dekat stasiun tapi sudah beberapa bulan orangnya ga jualan. Pengin banget sosis tapi nanti pas pulang aja kali ya. Sampai akhirnya ada papan bertuliskan ‘parkir farm house’. Berarti sudah dekat dong. Yes, akhirnya melihat tulisan ‘Farm House Susu Lembang’ di sebelah kanan. Kami sampai.

Pengunjung ramai. Kamu masuk. Lalu ada orang yang jualin tiket masuk seharga 20.000. Jadi disini tiketnya tidak pakai loket. Tak jauh dari sana ada kios tempat penukaran tiket dengan susu atau sosis. Saya pikir nanti pulangnya saja ditukar karena agak repot di dalam mau foto-foto dulu.


Masuk jalan kecil yang kanan kirinya ada hiasan dari akar.  Ada pohon dan bangku-bangku kayu. Lalu saya melihat rumah kecil yang beratap rumput. Rumah itu sering saya lihat di IG. Tapi ramai sekali orang yang foto di sana. Lalu saya lihat rumah besar warna putih dengan garis-garis hitam. Mengingatkan dengan rumah di Eropa.

Kami menuju toilet dan tak lama hujan deras. Akhirnya kami tak kunjung turun dari lantai dua toilet itu menunggu hujan reda. Padahal tak sabar untuk foto. Banyak tempat yang menarik. Hujan masih gerimis sedikit saya pun turun. Foto dekat kembang di keranjang. Susah sekali fotonya. Bukan karena hujan tapi karena orang ramai lalu lalang.


Lalu melipir ke dekat sana. Ada manekin pakai baju khas Belanja. Jadi kalau mau pakai baju itu bisa sewa. Tempat saya berdiri ada sepeda merah. Di keranjangnya ada bunga petunia pink dan ungu. Ada tumpukan kayu-kayu dan alat panggang tradisional seperti dapur di Eropa. Bangunan besar berwarna putih hitam itu ternyata sebuah restoran.

Di depannya ada bangunan kecil tempat jualan souvenir dan makanan ringan. Gedung yang satu temboknya batu-batu warna krem. Bangunan satunya lagi mungkin seperti bar. Karena di temboknya ada botol minuman yang menempel pada dinding.


Masih ada bangunan  putih hitam yang lain yang ternyata restoran juga. Di belakang bangunan itu ternyata pemandangannya indah sekali. Pegunungan. Banyak bunga-bunga juga yang jadi hiasan di tamannya.

Tapi saya belum melihat rumah hobbit nih yang menjadi tujuan awal saya. Sementara hari semakin sore. Ada sumur kecil yang tak henti-hentinya mengeluarkan air. Di dekat sana ada rumah hobbit. Tapi bentuknya beda dengan yang sering saya lihat di IG. Ya sudahlah lumayan. Lalu saya ingat dengan rumah beratap rumput yang saya lihat di awal kedatangan tadi. Kami kesana lagi dan masih ramai. Disana dijual gembok cinta. Tak jauh dari sana ada rumah kecil lagi. Tapi karena letaknya agak ke dalam dan banyak pohon jadi kelihatannya agak gelap.


Hari semakin sore. Rasanya tak ingin pulang karena belum menikmati semua spot foto yang ada. Karena sampai di sana sudah siang sekali ditambah ada hujan jadi memperpendek waktu untuk jalan-jalan. Sebelum benar-benar pulang kami tukar tiket dengan susu dan sosis. Waktu saya ada di sana, di sebelah kios ada truk yang mengisi susu ke kaleng susu yang bentuknya seperti di permainan Hayday.


Tiba saatnya pulang. Kami naik angkot yang sama seperti saat datang tadi. Tapi sekarang langsung menuju stasiun. Perjalanannya panjang juga. Sepanjang jalan disuguhi pemandangan khas kota Bandung dimana banyak resto dan toko yang unik.

Sampai stasiun jam 17.30, karena kereta masih dua jam lagi kami berkeliling dan makan. Jam 7 kurang kami sudah naik kareta. Wuih enak banget keretanya. Argo Parahiyangan gerbong satu di bangku urutan terakhir. Karena lelah saya sempat tertidur. Tak lama kereta pun sampai ke tempat tujuan. Menyenangkan sekali jalanjalan di Bandung. Walau baru sekali ini jalan-jalan secara mandiri di kota ini tapi semua berjalan lancar. Tak sabar untuk berkunjung ke kota ini lagi dan mengunjungi tempat-tempat yang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar