5 Mar 2017

HS Single ke 16


Rasanya sudah lama ga ikut event hs. Terakhir di balai sarbini. Itu pun tidak hs dengan oshi sendiri karena sesi beliau sold out. Padahal ada banyak hal yang ingin ditanyakan. Sampai kadang pertanyaan itu sudah dapat jawabannya sebelum ditanyakan.

Hs kali ini hampir saja tidak datang lagi karena hari sebelumnya saya kurang enak badan. Tapi di hari sabtu sudah membaik akhirnya pergi ke kuningan city. Tempatnya bagus. Lebih luas dari fx. Juga banyak tempat makannya.

Oiya karena oshi ada sesi 2shoot akhirnya saya beli dulu. Beli dua. Padahal hs sama dia cuma satu tiket. Haha.

Booth 2s tidak begitu ramai. Hanya antri sebentar lalu dipersilakan masuk. Dia langsung mengenali. Dia agak beda. Lebih kurus. Juga agak jerawatan (eh). Bajunya kuning lengan panjang ketat dan sepatu hitam yang tinggi.

Sebelum 2s dia sempat mengira ini pertama kalinya saya 2s. Saya bilang sudah pernah waktu di senayan. Sepertinya dia agak lupa. Terus saya bilang yang waktu pakai baju ... (susah payah saya mengingat nama baju khas jepang itu). Yukata! Akhirnya saya bisa menyebutkannya. Padahal waktu itu 2s sampai dua kali.

Saat mau difoto seperti biasa dia tanya mau gaya apa. Saya ga tahu mau gaya seperti apa dan memang tidak pernah mempersiapkannya. Biar dia yang pilih aja gayanya. Akhirnya dia pilih sign jari bentuk huruf J. Haha. Jadi ingat waktu di senayan saya minta jarinya bentuk huruf K (dia waktu itu masih di K3). Jadi lengkap ya sign jarinya J dan K.

Setelah foto dia minta fotonya diupload. Saya nanya, emang bisa lihat? Karena hp dia hilang dan hampir seminggu dia belum online twitter. Kata dia bisa lewat hp kinal. Oh gitu mba. Ok deh.

Selesai foto saya menghampiri teman saya dan nitip tas dan jaket. Saya mau foto lagi tapi dengan kostum berbeda (hehe). Kali ini dengan kaos panjang yang tadi tertutup jaket jeans. Supaya fotonya kelihatan beda aja gitu jadi satu pakai jaket satunya tidak.

Pas saya datang dia lagi duduk aja. Gabut kayaknya ga ada yang foto lagi (haha). Raut mukanya seperti bilang, eh dia lagi, waktu melihat saya. Kali ini ga ngomong panjang lebar seperti yang pertama tapi langsung nanya gaya foto. Lagi lagi saya bilang ga tahu. Akhirnya dia pilih gaya peace. Sebelum saya pergi dia nanya hs apa engga. saya jawab iya. Udah jauh sih. Padahal kalau masih dekat saya mau bilang hs sepuluh. Sepuluh detik. Memang baru punya satu tiket. Belum ada niatan nambah.

Sesi dia dimulai. Biasanya saya tidak langsung masuk tapi menunggu beberapa waktu sampai antriannya tidak begitu ramai. Sambil nunggu saya dan teman-teman melihat satu teman kami yang mau hs sama saktia tapi saktia-nya tidak kunjung datang. Padahal sesinya benar. Ternyata katanya saktia tidak melihat namanya di daftar. Jadi dia tidak tahu kalau sesinya telah dimulai. Ada ada saja saktia. Padahal saya juga mau hs sama dia. Ada satu hal yang mau saya tanya. Sama oshi sendiri malah saya bingung mau tanya apa. Perasaan kemarin ada dua pertanyaan tapi yang satu lupa dan yang satu dibatalkan. Akhirnya saya ada pertanyaan juga sih sekalian kode.

Sistem tiket yang sekarang beda dengan sebelumnya. Lebih praktis karena tidak perlu pakai kertas berlembar-lembar. Semuanya pakai barcode dari hp atau kertas print-an. Dia area registrasi di-scan satu kali. Dikasih tahu jalurnya. Di depan membernya di-scan sesuai jumlah tiket yang ingin digunakan. Jadi meski belinya banyak bisa dibagi untuk beberapa kali hs alias bisa bolak balik.

Sesi 2 : Yona
Di antrian cuma saya aja yang cewek. Dia menyapa. Untung dia ga nanya apa apa.
x : ulang tahunnya kapan sih? (saya pura pura lupa)
y : 13 april (dia jawab juga. padahal kan udah tahu)
Eh lalu dia minta kado
y : kado dong
x : mau kado apaan?
Dia kayaknya masih mikir. Saya langsung ngomong sesuatu sebelum 10 detiknya habis
x : nanti dikasih anak jerapah
y : hah anak jerapah?
x : iya beneran
Waktu habis
Tuh kan dia kaget. padahal anak jerapah itu ada. lihat aja nanti bulan depan (haha). Sebenarnya ini materi udah lama. Tapi baru bisa disampaikan sekarang. Mudah-mudahan momennya pas.

Sesi 2 : Saktia
Pertama kali hs sama saktia. Padahal dari dulu pengen. Lupa lah dia menyapa gimana.
x : saktia pengen ke jepang?
s : pengen
x : emang mau ngapain di jepang?
s : dagang
Muka lucu khas saktia jadi pengen ketawa. Sayangnya gue ga bisa meneruskan arah pembicaraan ini. Lalu pembicaraan dibelokan ke salah satu fans saktia yang kebetulan teman gue.
x : itu si dea kangen tapi dia ga hs lagi
s : suruh dia sold out in
x : dia ga punya duit

Sesi 3 : Lidya
Pas masuk area hs line lidya sepi dan lidya juga malah asyik ngobrol sama sebelahnya. Saya tunggu beberapa saat. Akhirnya ada beberapa orang yang baris di jalur dia. Saya ikut baris. Lagi-lagi saya doang yang cewek. Sementara di panggung ada kinal acha dan lainnya sedang mc.
x : sabtu depan jadi center ya? (sudah cek jadwal. sabtu depan tidak ada senbatsu)
l : apa?
Panggung rame betul sih. dia jadi ga denger. dalam hati saya khawatir. waduh cuma sepuluh detik nih
x : sabtu depan teater jadi center ya?
Dia mengiyakan.
x : bagaimana rasanya jadi center?
l : capek. karena di depan banyak dilihat orang. gerakannya harus bagus. tapi belajar bertanggung jawab
x : nonton ah
l : nonton ya

Sebenarnya saya lupa jawaban persisnya bagaimana. Kurang lebih seperti itu tapi dia jawab lebih panjang dan mendetail. Takjub juga karena dia menjawab dengan serius. Saya pikir jawabannya akan singkat saja. Timer-nya juga keren nih ga ngusir meski kayaknya waktunya sudah di atas sepuluh detik. Top banget deh hs kali ini.

Saya tidak nambah tiket hs. Rasanya tiga tiket dengan tiga orang yang berbeda itu sudah cukup. Saya sudah mendapat jawaban yang malah lebih dari ekspektasi saya di awal. Mungkin karena masih pagi jadi belum terlalu ramai, jadi timer-nya juga tidak buru buru menyudahi jadi bicaranya lebih leluasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar