1 Jul 2006

Pink Episode 7-12

PINK 7-12

PINK Episode 7: Pink Gelisah

Misteri menghilangnya Ruben menyisakan tanda tanya besar pada diri Pink, nyatanya ia tak bisa menyembunyikan kegelisahannya tersebut. Gantian Pink yang kini kelimpungan mencari musuh bebuyutannya itu.
Karena penasaran, Pink lalu bertandang ke rumah di mana Ruben tinggal, tapi sayang Pink tak juga menemukan tanda-tanda Ruben ada di dalamnya.
Belum puas mencari, Pink lantas mendesak Miko untuk memberikan informasi tentang Ruben, menanggapi kepanikan Pink, Miko tak bisa memberikan jawaban apa-apa.
Lain lagi dengan Jingga, karena ia kini telah bekerja di perusahaan milik ayahnya. Jingga bukan hanya membantu mengerjakan tugas kantornya dengan baik tapi juga mampu menembus tender yang menguntungkan bagi perusahaan milik Pak Hermawan itu.
Orangtua Jingga yang juga orangtua Pink amat bangga dengan prestasi putri sulungnya. Mereka kerap mencontohkan teladan Jingga pada Pink.
Jika sebelumnya Pink kerap menolak bila di banding-bandingkan dengan kakaknya, namun tidak untuk kali ini, Pink malas menanggapi hal itu.
Pikiran Pink justru terfokus pada Ruben, belakangan Pink terlihat cuek meskipun Jingga kerap memamerkan kemesraannya dengan Reza, Pink tetap tak bergeming.
Reza yang merasakan perubahan sikap Pink pada dirinya lantas menanyakan hal itu pada Pink, Pink menolak menjawab dan hanya menimpali dengan senyuman saja.
Sementara itu, teman–teman Pink yang sebelumnya sempat berseteru akhirnya membaik, tentunya dengan upaya dan kerja keras Sarah membujuk Juli dan Nadia untuk baikkan. Rupanya Nadia cemburu melihat kedekatan Juli dan Andi, meskipun Nadia gengsi untuk mengakuinya.
Kesalahpahaman itu lalu diluruskan oleh Juli bahwa Juli hanya membantu Andi yang ingin menyatakan perasaannya pada Nadia, tapi entah kenapa justru Juli malah jatuh hati pada Andi.
Di sekolah, Pink terlihat kurang bersemangat. Sepulang sekolah, Pink kembali mengintai rumah yang di tinggali Ruben namun tetap terlihat sepi. Pink sepintas menangkap sekelebat sosok manusia yang memperhatikan dirinya, tanpa curiga sedikitpun Pink langsung mengejar orang itu. Hmm siapa dia? Mengapa ia mengikuti Pink? Lantas bagaimana dengan Ruben? Berhasilkah Pink menemukan Ruben?

PINK Episode 8: PINK Merindukan Ruben

Pencarian Pink terhadap Ruben, tidak begitu saja terjawab. Pasalnya Pink tak berhasil membujuk pria misterius untuk memberitahu keberadaan Ruben.
Bukan hanya Pink, Miko dan Karel yang merupakan teman karib Ruben juga semakin penasaran. Sambil menimang rumah Keong pemberian Ruben, Pink teringat kebersamaannya dengan Ruben kala di pantai beberapa waktu lalu.
Meski ternyata, perasaan kehilangan itu tak berangsur lama, Pink yang cuek kembali memaki dirinya sendiri. Sosok pria yang di anggapnya pangeran hanya Reza bukan Ruben.
Namun, Pink kembali gundah ketika Jingga dengan mesra mengecup pipi Reza saat mengantarnya pulang ke rumah.
Sementara itu, Jingga semakin tak rela bila Reza masih memikirkan Pink. Jingga bertekad untuk menjauhkan Pink dari Reza. Kecemburuan Jingga sempat membuat semangat kerjanya menurun meski tak sampai mengacaukan pekerjaannya itu.
Harmonika Pink yang sempat hilang akhirnya di temukan kembali, tentu saja dengan bantuan pria misterius yang menitipkannya melalui Miko dan Karel di sekolah. Pink yang sempat curiga, sontak melompat dan berteriak kegirangan begitu melihat Harmonikanya kembali.
Hal sebaliknya terjadi pada Luna, adik angkat Reza yang kalut dengan jumlah tagihan credit card-nya yang over limit.
Ia lalu berniat memanfaatkan Reza untuk membayar tagihannya tersebut. Akibat ulah Luna, Reza sempat tak bisa mengirim uang untuk Reigy, adiknya.
Keinginan Reza untuk bisa membawa adiknya tinggal bersama tampaknya harus di pendam, karena tabungannya terkuras habis untuk membayar tagihan Luna.
Konflik Pink dan Callista kian meruncing, Callista kerap menggertak Pink. Apalagi masalahnya kalau bukan soal Ruben.
Callista makin jealous karena Miko dan Karel tak berpihak padanya melainkan kepada Pink. Lain lagi dengan Amanda seteru Pink yang lain, sikapnya mendadak melunak. Amanda juga menyadari bahwa Pink mulai jatuh hati pada Ruben, meski Pink juga tak mengiyakannya.
Sementara itu, Miko dan Karel bersimpati pada Pink dan membantu Pink mencari tahu keberadaan Ruben melalui data siswa.
Miko dan Karel merencanakan sesuatu. Dengan bekal kunci ruang Kepala Sekolah yang diperoleh, malam harinya mereka memasuki ruangan kepala sekolah. Berhasilkah mereka mendapatkan yang mereka cari?? Bagaimana kalau aksi mereka ketahuan orang lain?? Apa yang terjadi selanjutnya? Penasaran? Jangan penah lewatkan episode PINK selanjutnya.

PINK Episode 9: PINK Jadi Pelayan Café

Pink, Jono dan Karel yang sedang mengaduk–aduk file milik kepala sekolah akhirnya tertangkap basah oleh ibu Nuri.
Mereka bertiga digelandang menghadap kepala sekolah, untunglah Reza mengetahui hal ini lebih dulu dan berunding dengan ibu Nuri untuk membela ketiganya.
Pink di panggil kepala sekolah, bukannya dimarahi Pink malah diberikan alamat rumah Ruben di Jawa.
Ternyata, kepala sekolah adalah teman dekat ayahnya Ruben. gara–gara ulahnya itu, Pink lagi–lagi diskorsing selama dua minggu.
Selama menjalani masa skorsing, Pink yang awalnya seneng lama-lama jadi bete karena masa hukuman yang di rasakannya lama banget.
Tidak betah di rumah saja, Pink mengisi waktunya dengan berjalan-jalan atau sekedar memainkan harmonikanya.
Pink kesepian, diwajahnya masih menyisakan kesedihan dalam hatinya melihat kemesraan Jingga dengan Reza ketika berada di rumah.
Namun demikian, Pink tetaplah sosok anak yang cuek dan mampu menyimpan rasa itu rapat- rapat.
Sementara itu, di Café tempat Reza bekerja sekaligus menjadi tempat ngumpul Pink dan teman-temannya,
Sang Manager Café menawari pekerjaan pada Pink. Dengan gaya urakkannya, Pink yang sempat bingung akhirnya menerima tawaran itu.
Di Café itu, Pink tidak bertahan lama setelah akhirnya di pecat. Apalagi sebabnya kalau bukan keonaran yang sering ditimbulkannya.
Pink kerap melakukan kesalahan, seperti menjatuhkan gelas minuman, menumpahkan minuman dan menyiramkan minuman ke arah muka tamunya.
Meski hal itu hanya insiden yang tak disengaja, namun sang Manager Cafe sepertinya tak sanggup lagi menerima komplain pelanggannya, ia lalu membayar upah bekerja Pink selama tiga hari sekaligus memecatnya.
Hari–hari Pink kembali sepi, pikirannya kembali menerawang mengingat Ruben. Di tangan Pink masih menggenggam rumah keong pemberian Ruben, sesekali Pink mendekatkan rumah keong itu ke telinganya. Seperti menemukan ide, Pink sontak membuat rencana sendiri.
Malam harinya, dengan diantar oleh teman-temannya, Pink bersiap-siap untuk pergi jauh. Kepergian Pink yang lagi-lagi mendadak ini membuat mamanya panik dan histeris. Apa yang di lakukan Pink? Rencana apa yang telah Ia buat? Penasaran? Jangan lewatkan 'PINK' setiap episodenya.

PINK Episode 10: PINK Nyusul Ruben

Ternyata Pink pergi ke jawa, ngapain lagi kalo bukan nyari Ruben. Niat Pink termasuk nekat karena dia sendiri gak pernah bepergian jauh, apalagi sampai keluar kota. Sesampai di stasiun di daerah jawa, Pink celingak-celinguk bingung harus kemana lagi. Hampir semua orang yang melintas ditanyai alamat yang dibawanya, namun semuanya menjawab tidak tahu. Tanpa sengaja Pink bertubrukan dengan Robin yang saat itu sedang menyamar karena dikejar-kejar oleh bodyguardnya.
Pink yang lagi kebingungan jadi nyolot, ia langsung maki–maki orang itu, yang dimaki pun tak mau kalah dan balas memaki sehingga terjadilah keributan antara mereka. Sepeninggal Robin, Pink kembali meneruskan pencahariannya, sayangnya ia tak menyadari Harmonika-nya terjatuh.
Untuk kedua kalinya Pink kembali ketemu dengan Robin. Belum sempat Pink melabrak ia langsung ditarik pergi. Pink tak menyia-nyiakan kesempatan, ia lalu menanyakan perihal letak alamat yang dibawanya. Terkejut dengan alamat tersebut, Robin lalu memberi petunjuk yang justru malah menyesatkan Pink.
Setelah lama berputar-putar, tanpa sengaja Pink telah berhasil masuk wilayah kerajaan dimana Ruben tinggal. Bukannya diterima dengan baik, Pink malah di interogasi, Pink di sekap disebuah gudang.
Sementara itu, mama Pink terlihat terpukul dengan kaburnya Pink hingga jatuh sakit. Reza maupun Jingga kebagian pusing nyariin Pink. Teman-teman Pink yang dihubungi pun menjawab tidak tahu. Kejadian ini juga membuat konsentrasi kerja dan mengajar Reza menjadi buyar, Reza terus-terusan memikirkan Pink.
Disamping itu, Luna yang kebingungan dengan tagihan kredit cardnya secara diam-diam membuka brankas berisi uang dan perhiasan orangtuanya dan mencurinya. Akal bulus Luna tidak itu saja, ia lalu membujuk Jingga agar berpura-pura sakit dengan tujuan agar Reza memikirkan dirinya bukan Pink. Jingga menuruti bujukan Luna dan berhasil menarik perhatian Reza, meski batin Reza masih memikirkan Pink.
Mendengar berita Pink ada di rumahnya, Ruben terkejut bukan kepalang. Ia lalu mendatangi gudang yang dimaksud tapi sayangnya Pink keburu di ambil oleh Robin yang tak lain adalah kakaknya sendiri. Pink dibawa ke kamar Robin dan brakk!!! Papa Robin memergoki mereka berdua.
Apa yang Pink dan Robin lakukan?? Berhasilkah Pink bertemu Ruben? Lantas bagaimana tanggapan Ruben melihat Pink sedang bersama Robin, kakaknya? Penasaran? Saksikan terus akting Agnes Monica di Episode PINK berikutnya.

PINK Episode 11: Ruben VS Robin

Pink dan Ruben akhirnya bertemu. Pink dan Ruben kelihatan seneng banget karena bisa ketemu lagi, berarti usaha pencaharian Pink selama ini tidak sia-sia meski harus kabur dari rumah. Tapi adegan kerinduan itu tak berlangsung lama, karena Papa Ruben bilang kalau ia menemukan Pink dan Robin tengah berduaan dalam kamar. Pink tak diberi kesempatan bicara, ia kelimpungan berusaha menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi. Spontan wajah Ruben terlihat kecewa, tanpa ba bi bu ia langsung meninggalkan Pink dan Robin.
Sementara itu, lagi-lagi Reza dipusingkan dengan tuduhan pencurian yang dilakukan Luna. Bahkan untuk menambah kesan Reza pencurinya, Luna menaruh kotak perhiasan milik mamanya dalam lemari Reza. Alhasil Om Rio dan Tante Gita marah besar. Mereka menuding Reza sengaja mencuri untuk biaya menyusul Pink ke Jawa. Reza mengelak tuduhan yang diarahkan padanya, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa kecuali memicingkan mata pada Luna.
Jingga mulai jengkel, karena semua orang baik mama, papa bahkan Reza pun memikirkan Pink. Jingga menganggap ini hanya akal-akalan Pink saja untuk mengulur pertunangannya dengan Reza. Jingga juga menganggap Pink sudah sangat merepotkan dirinya dan mempersulit keadaan.
Di sebuah kamar tempat Pink menginap, Pink gelagapan karena tak bisa tidur. Ia lalu berinisiatif memainkan harmonikanya, tiba-tiba wajahnya terlihat cemas karena harmonika yang dicarinya tak ada dalam sakunya. Di tempat terpisah, ada harmonika milik Pink dalam genggaman tangan Robin. Robin menemukannya di stasiun saat pertama kali bertemu Pink.
Keesokan harinya, Pink sempat menghubungi teman-temannya dan mengatakan kalo keadaanya baik-baik saja. Tak lama kemudian Ruben datang menjemputnya dan mengatakan kalo mamanya ingin sekali bertemu dengan Pink. Pink kaget!
Rupanya mama Ruben ingin mengenal sosok Pink yang dianggapnya dekat dengan Ruben. Mama Ruben juga menceritakan tentang alasan Ruben pergi dari rumah dan dan tinggal di Jakarta. Pink kaget bukan main, jika selama ini Ruben pergi karena alasan pernikahan. Hal itu juga di iyakan oleh Robin, wah Pink makin kalut mendengarnya. Apalagi ketika ia melihat Ruben tengah memeluk seorang gadis yang tak lain adalah Renata di sebuah taman. Nah disitulah, Pink spontan mengeluarkan pengakuan yang mengagetkan semua, dan brukk mama Ruben tiba-tiba pingsan. Apa yang di katakan Pink? Siapa sebenarnya Renata? Ada apa di balik semua ini?

Pink Episode 12

Pengakuan hamil yang di cetuskan Pink ternyata berbuah masalah. Bukan hanya mama Ruben yang kaget setengah mati tapi juga Papa, Robin dan Renata. Ruben sendiri gak nyangka Pink bakal senekat itu, sampai-sampai Ruben gelagapan menjelaskan pada keluarganya.
Pink juga gak kalah kagetnya, mukanya jadi pucat pasi melihat kemarahan dari raut wajah Ruben. Ruben meminta penjelasan alasan Pink mengatakan hal tersebut. Dengan perasaan bersalah Pink minta maaf pada Ruben. Setelah mama Ruben sadar, Pink diminta menghadap nyonya besar di keluarga itu.
Pink takutnya setengah mati dan mengira dirinya bakal di marahi tapi ternyata tidak. Justru nyonya besar itu akan secepatnya melamar Pink untuk Ruben. Giliran Pink yang termakan pengakuan palsu yang dibuatnya sementara Ruben malah senyum-senyum melihat Pink yang gelagapan. Mama Ruben pun meminta agar pernikahan Ruben dan Pink segera di percepat.
Pernyataan itu membuat calon suami Renata yang bernama Faisal jadi emosi karena merasa diselak. Sebelumnya Faisal memang berencana menikahi Renata namun kehadiran Faisal di tolak mentah-mentah oleh Robin dan Ruben. Keduanya menganggap Faisal bukanlah pria yang baik untuk dijadikan suami bagi Renata.
Kelucuan juga terjadi pada karel, ia tiba-tiba jadi suka pada sosok Juli yang tak sengaja di kenalnya di sebuah tempat permainan Bilyar. Karel gak putus asa menghubungi cewek idamannya tersebut, sayangnya Juli menanggapi Karel dengan dingin.
Di lain tempat, Om Rio lagi-lagi mendesak Reza segera menikahi Jingga supaya harta dan aset milik Om Rio bisa terselamatkan dari kebangkrutan. Bukan itu saja, Om Rio bahkan mengancam akan menjebloskan Reza dan adiknya ke penjara bila tak menuruti perintahnya.
Merasa terdesak, Reza akhirnya melamar Jingga di sebuah tempat dengan suasana yang amat romantis. Kebahagiaan terpancar dari raut wajah Jingga dan sebaliknya, Reza justru merasa sedih hingga meneteskan airmata karena dirinya harus benar-benar menghapus bayangan Pink dari fikirannya.
Sekembalinya Pink dari Jawa disambut bahagia oleh teman-temannya, Pink gak habis-habisnya ngoceh tentang pengalaman liburannya. Kebahagiaan juga menghinggapi mama dan papa Pink, mereka senang karena Pink akhirnya kembali ke rumah.
Namun saat itu juga pandangan Pink beradu pada tatapan Reza yang kebetulan melintas di hadapannya, ada secercah kerinduan antara mereka. Hmm Masihkah ada jalan bagi Reza dan Pink bisa dekat kembali seperti dulu?? Bagaimana dengan Jingga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar